Uji Faktor Pemadatan untuk Workability Beton
Uji faktor pemadatan adalah uji workability untuk beton yang dilakukan di laboratorium. Faktor pemadatan adalah perbandingan berat beton yang dipadatkan sebagian dengan beton yang dipadatkan penuh. Ini dikembangkan oleh Road Research Laboratory di Inggris dan digunakan untuk menentukan kemampuan kerja beton. Uji faktor pemadatan digunakan untuk beton yang memiliki kemampuan kerja rendah yang uji slumpnya tidak sesuai.
Umumnya Slump Test digunakan untuk mengetahui workability di lapangan, namun tidak efektif bila nilai slump lebih rendah dari 50mm. Beton workability rendah digunakan dalam mass concrete pada pondasi dan struktur bertulang ringan. Dalam situasi seperti itu, uji faktor pemadatan lebih cocok. Selain itu, uji pemadatan memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan uji slump.
Apparatus
Peralatan faktor pemadatan terdiri dari sekop, sendok tangan (panjang 15,2 cm), batang baja atau bahan lain yang sesuai (diameter 1,6 cm, panjang 61 cm dibulatkan pada salah satu ujungnya) dan timbangan.
Sampling
Campuran beton disiapkan sesuai desain campuran di laboratorium.
Campuran beton disiapkan sesuai desain campuran di laboratorium.
Prosedur Uji Faktor Pemadatan pada Beton
- Tempatkan sampel beton dengan hati-hati di hopper atas sampai penuh menggunakan sendok tangan dan ratakan.
- Tutup silinder.
- Buka pintu jebakan di bagian bawah hopper atas sehingga beton jatuh ke hopper bawah. Dorong beton yang menempel pada sisi-sisinya dengan lembut dengan jalan.
- Buka pintu jebakan hopper bawah dan biarkan beton jatuh ke dalam silinder di bawah.
- Potong kelebihan beton di atas tingkat atas silinder menggunakan sekop dan ratakan.
- Bersihkan bagian luar silinder.
- Timbang silinder dengan beton hingga 10 g terdekat. Berat ini dikenal sebagai berat beton yang dipadatkan sebagian (W1).
- Kosongkan silinder dan kemudian isi kembali dengan campuran beton yang sama dalam lapisan-lapisan sedalam kira-kira 5 cm, setiap lapisan dipadatkan dengan kuat untuk mendapatkan pemadatan penuh.
- Ratakan permukaan atas.
- Timbang silinder dengan dipadatkan penuh. Berat ini dikenal sebagai berat beton yang dipadatkan penuh (W2).
- Tentukan berat silinder kosong (W).
Catatan: Pengujian cukup sensitif untuk memungkinkan perbedaan kemampuan kerja yang timbul dari proses awal dalam hidrasi semen yang akan diukur. Oleh karena itu, setiap pengujian harus dilakukan pada interval waktu yang konstan setelah pencampuran selesai, jika ingin diperoleh hasil yang benar-benar sebanding. Waktu yang tepat untuk melepaskan beton dari hopper atas adalah dua menit setelah selesainya pencampuran.
Contoh Table Observasi Compaction Test
Sr. No. | Description | Sample 1 | Sample 2 | Sample 3 |
1 | Weight of Empty Cylinder (W1) | |||
2 | Wt. of Empty Cylinder + Free Fall Concrete(W2) | |||
3 | Wt. of Empty Cylinder + Hand Compacted Concrete (W3) | |||
4 | Wt. of partially Compacted Concrete(Wp = W2 – W1) | |||
5 | Weight of Fully or Proper Compacted Concrete (Wf = W3 – W1) | |||
6 | Compaction Factor = Wp/Wf |
Perhitungan Nilai Faktor Pemadatan
Faktor pemadatan didefinisikan sebagai perbandingan berat beton yang dipadatkan sebagian dengan berat beton yang dipadatkan penuh. Biasanya akan dinyatakan ke tempat desimal kedua terdekat.
Nilai Faktor Pemadatan= (W1-W) / (W2-W)
Hasil Faktor Pemadatan
Faktor Pemadatan Beton = Nilai Faktor Pemadatan berkisar antara 0,7 hingga 0,95.
Workability | Compaction Factor |
Very Low | 0.78 |
Low | 0.85 |
Medium | 0.92 |
High | 0.95 |
Hubungan Antara Hasil Uji Slump dan Hasil Uji Faktor Pemadatan
Workability | Slump in mm | Compaction Factor |
Very Stiff | – | 0.70 |
Stiff | 0 to 25 | 0.75 |
Stiff Plastic | 25 to 50 | 0.85 |
Plastic | 75 to 100 | 0.90 |
Flowing | 150 to 175 | 0.95 |
Comments
Post a Comment