Dark Specialist D's Note Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2019

Slurry Trenches

Slurry Trenches ini sering digunakan untuk : - Untuk Construction Dewatering - Untuk Penjagaan polusi terhadap air tanah - Untuk Pengendalian seepage pada dam/tanggul Metode pelaksanaan Slurry Trenches adalah sebagai berikut: 1. Parit digali sesuai lebar dan kedalaman desain dengan menggunakan backhoes, clamp shell atau dragline. Kedalaman galian harus dapat diyakinkan bahwa sudah memotong atau mencapai lapisan kedap air. Bila perlu pada proses penggalian menggunakan bentonite untuk menjaga keruntuhan tanah galian dan sambil membentuk lapisan dinding yang dapat membantu menahan air. 2. Tanah bekas galian yang sudah dibersihkan dari akar-akar dan lain-lain, dicampur dengan slurry  pada permukaan sepanjang parit menggunakan bulldozer atau loader. Material yang ideal dalam hal ini adalah silty sand. 3. Penimbunan kembali lubang parit dengan material yang sudah dicampur slurry tersebut, dilakukan dalam dua tahap. 4. Penimbunan tahap pertama menggunakan clam

Metode Dewatering Dengan Predrainage

Lanjutan dari Dewatering Metode ini pada prinsipnya menurunkan muka air terlebih dahulu sebelum mulai dilakukan pekerjaan-pekerjaan penggalian. Metode predrainage cocok digunakan pada tanah dengan karakteristik tanah lepas, cadas lunak dengan banyak celah dan tanah berbutir seragam. Selain itu, metode ini juga bisa dipakai pada area yang memiliki saluran pembuangan air, memiliki debit rembesan cukup besar, dan tanah yang sensitif terhadap erosi. Metode predrainage terbilang tak mempunyai efek yang bisa mengganggu bangunan-bangunan di sekelilingnya. Tetapi bagi warga yang berada di sekitar area proyek, kebisingan dan polusi udara yang ditimbulkan metode dewatering predrainage akan sangat mengganggu. Selain itu, sumur warga berpotensi mengalami kekeringan akibat penempatan pompa yang dalam. Potongan Metode Pre-Drainage Denah Metode Pre-Drainage Metode dewatering predrainage dapat dilakukan dengan dua metode yakni metode pompa dalam dan metode well points. Metode po

Metode Dewatering Open Pumping

Lanjutan dari Dewatering Metode ini terbilang umum digunakan. Metode open pumping biasanya dipakai pada tanah dengan karakter tanah padat, berkohesi, bergradasi baik, sumur atau selokan yang digunakan untuk pemompaan tidak mengganggu area proyek dan debit rembesan air tidak besar. Metode open pumping dilakukan dengan mengumpulkan air permukaan dan rembesan dari bagian tepi galian dengan menggunakan kolektor. Kolektor berfungsi membuang air keluar dari galian dengan posisi kolektor yang terus mengikuti elevasi galian. Dari segi biaya, metode open pumping ini lebih murah jika dibandingkan dengan metode predrainage. Dalam metode ini pula, tidak perlu dilakukan pengeboran sehingga efek dewatering pada sumur-sumur warga yang berada di sekitar area proyek terbilang kecil. Waktu pengerjaan metode open pumping juga terbilang singkat karena pekerjaan penempatan pipa hanya perlu dilakukan di satu tempat yakni di lubang penampungan air saja. Potongan Metode Open Pumping Den

Metode Dewatering Cut Off

Lanjutan dari Dewatering Metode ini dijalankan dengan memotong aliran air tanah dengan dinding pembatas supaya area proyek bisa terbebas dari air tanah. Metode cut off cocok dipakai jika area proyek bersebelahan dengan gedung yang sensitif terhadap penurunan air tanah, tidak ada saluran pembuangan, dan karakteristik tanah berupa cadas lunak yang banyak celah, tanah lepas, serta tanah berbutir seragam. Bila dilihat dari pergerakan air tanah, metode cut off ini terbilang merupakan metode dewatering yang terbaik. Sebab metode ini tidak menimbulkan penurunan muka air tanah di sekitar luar area galian dan juga tak terjadi aliran air tanah. Tetapi memang metode cut off membutuhkan biaya yang cukup tinggi karena melibatkan penggunaan alat-alat berat untuk pengerjaan dinding cut off. Selain biaya yang tinggi, penggunaan alat berat seringkali menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga yang berada di sekitar area proyek dan mengganggu keamanan bangunan yang berada dekat area proyek. Area

Bekisting untuk Capping Beam

Capping Beam merupakan balok penutup pada konstruksi bangunan bawah (misal turap, dinding penahan, dsb). Selain sebagai penutup, capping beam juga berfungsi sebagai balok pengunci pada konstruksi sheet pile. Urutan pelaksanaan capping beam adalah sebagai berikut : 1. Pembobokan kepala sheetpile sampai elevasi rencana. 2. Pemasangan pembesian capping beam sesuai shop drawing. 3. Pemasangan bekisting. 4. Pengecoran capping beam. 5. Pembongkaran bekisting. Kelima pekerjaan diatas saling berhubungan (saling berpengaruh satu sama lain) karena pelaksanaannya berurutan. Oleh karena itu, cepat atau lambatnya pemasangan dan pembongkaran bekisting adalah hal terpenting dalam pelaksanaan, oleh karena itu perlu didesain sistem bekisting yang cukup efektif untuk pelaksanaan. Metode Bekisting Konvensional Dengan menggunakan metode bekisting konvensional dari kayu, kekurangannya adalah : 1. Material kayu tidak awet untuk dipakai berulang-ulang. 2. Waktu untuk pasang dan b

Kusen Kayu

Untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela pada dinding, dipasang rangka yang disebut kusen, kusen untuk tempat tinggal terbuat dari kayu atau logam. Kusen kayu memberikan penampilan yang hangat dan indah dari tampilan tekstur serat-serat kayu yang dimilikinya, mempunyai nilai penyekat panas yang baik dan pada umumnya tahan terhadap pengaruh cuaca. Rangka jenis ini dapat berupa produk pabrik yang telah diselesaikan dengan pelapisan cat, pewarnaan atau masih berupa kayu asli tanpa pelapisan.  Kusen dari bahan logam berbeda dari kayu, kusen logam tidak terpengaruh bila basah, kusen logam ini tidak memiliki kehangatan dalam penampilan dan memberikan daya tahan yang kecil terhadap perpindahan panas. Kusen logam dapat terbuat dari alumunium, baja atau baja tak berkarat (stainless-steel), warna alami logam dapat ditutup dengan lapisan cat dan dirawat dengan baik untuk mencegah korosi. Ukuran penampang batang kayu untuk rangka pintu dan jendela adalah sebagai berikut : 5/10 5/12

Konsep Struktur Bangunan Tahan Gempa

Dalam merancang bangunan tahan gempa ada tiga hal penting yang harus dilakukan : 1. Tersusun dengan baik 2. Dirancang dengan baik 3. Dibangun dengan baik Ketiga unsur diatas amatlah penting. Jika susunan gedung tidak tepat maka beban terhadap struktur akan meningkat. Hal ini akan menimbulkan kelemahan kualitas struktur bangunan. Konsep struktur bangunan tahan gempa antara lain: 1. Rancangan gedung dengan konsep struktur simetri 2. Elemen-elemen penahan beban seismis sebaiknya disusun secara simetris. 3. Pentingnya susunan yang simetris berbanding lurus dengan tingginya gedung.  4. Elemen yang penting untuk menahan beban seismis ( contoh: tembok, kerangka struktur beton / baja ) sebaiknya disebar secara simetris dan teratur menghadap ke dua arah dasar gedung. 5. Tembok dan kerangka sebaiknya dipasang di batas pinggir bangunan.  Jika semua elemen tersebut dipusatkan pada satu lokasi, maka elemen-elemen tersebut akan mengakibatkan puntiran pada bangunan; d

Jenis Tanah

Tanah (soil) merupakan lapisan teratas dari bumi. Tanah sangat penting bagi manusia karena kehidupan manusia berada di atasnya. Tanah terbentuk dari bebatuan yang mengalami pelapukan. Proses pelapukan ini terjadi dalam waktu yang lama bahkan hingga ratusan tahun. Pelapukan batuan menjadi tanah juga dibantu dengan beberapa mikroorganisme, perubahan suhu dan air. Tanah turut andil menunjang kehidupan manusia di bumi, dimana ada banyak fungsi dan manfaat tanah. Selain itu juga ada banyak macam-macam tanah yang memiliki ciri-ciri dan struktur tanah yang berbeda-beda. Faktanya ada banyak jenis-jenis tanah yang ada. Klasifikasi penggolongan tanah dibedakan berdasarkan proses pembentukannya, ciri-ciri, unsur penyusun dan strukturnya. 1. Tanah Aluvial Pengertian tanah aluvial adalah tanah yang berasal dari sedimen lumpur yang dibawa oleh air sungai. Tanah aluvial adalah hasil erosi yang diendapkan bersama dengan lumpur sungai. Ciri-cirinya adalah memiliki warna yang kelabu dan jug