Perbandingan Sambungan Besi Beton / Rebar Skip to main content

Perbandingan Sambungan Besi Beton / Rebar

 
Sebagian besar struktur beton bertulang tidak akan dilengkapi dengan batang tulangan panjang penuh. Pembuatan dan pengangkutan batang panjang sulit, yang membatasi penggunaan batang tulangan panjang penuh. Cara yang digunakan untuk menyambung tulangan agar gaya dapat dipindahkan secara efektif dari satu batang ke batang lainnya disebut penyambungan. Integritas struktur beton tergantung pada penyambungan tulangan yang tepat.
Lapping rebars telah lama dianggap sebagai metode penyambungan yang efektif dan ekonomis, Tetapi sambungan lap tidak selalu merupakan solusi yang tepat untuk menghubungkan tulangan. Desain beton yang lebih menuntut saat ini memaksa para insinyur untuk mempertimbangkan alternatif sambungan lap konvensional yang merupakan sambungan mekanis atau skrup rebar.

Metode Penyambungan Tulangan
Berikut adalah beberapa cara penyambungan tulangan
  • Sambungan Lap
  • Sambungan Mekanik
  • Sambungan Las
a. Sambungan Lap
Sambungan lap adalah metode sederhana yang digunakan untuk menyambung batang tulangan. Batang dapat dipisahkan atau bersentuhan. Untuk sambungan lap, sambungan kontak lebih disukai karena alasan praktis bahwa, ketika dihubungkan bersama, sambungan tersebut lebih mudah diamankan terhadap perpindahan selama penempatan beton. Batang-batang penyambung pangkuan non-kontak tidak boleh diberi jarak yang terlalu lebar, yang memungkinkan terjadinya retakan zig-zag pada beton di antara batang-batang.
Panjang sambungan lap bervariasi dengan bergantung pada kekuatan beton, jenis beton, kekuatan leleh (grade) tulangan, ukuran batang, jarak tulangan, penutup beton, dan jumlah ikatan atau sengkang. Panjang sambungan putaran selalu ditunjukkan pada gambar penempatan dan akan ditemukan baik dalam detail, bagan putaran, atau dalam catatan umum.
Sambungan lap adalah sambungan yang paling umum dan ekonomis yang digunakan dalam konstruksi. Sambungan yang dilas dan sambungan mekanis membutuhkan keterampilan dibandingkan dengan penyambungan lap.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat menyediakan sambungan pangkuan pada batang tulangan:
  • Ketika dua diameter batang yang berbeda harus disambung, panjang lap harus dihitung berdasarkan diameter batang yang lebih kecil.
  • Penyambungan batang tulangan dengan diameter lebih dari 36mm harus dihindari. Jika batangan tersebut harus disambung, maka batang tersebut harus dilas. Ketika pengelasan batang dingin diperbolehkan, instruksi khusus yang berlaku untuk batang ini harus diikuti.
  • Jika penyambungan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan yang tidak biasa seperti penyambungan di area dengan momen besar atau lebih dari 50% batang tulangan harus disambung, spiral tambahan yang berjarak rapat harus disediakan di sekitar batang tulangan dan panjang putaran. harus ditingkatkan.
  • Bila batang-batang yang dibundel akan disambung dengan cara disambung, batang tulangan satu per satu harus disambung dan penyambungan harus distagger.
  • Penggunaan sambungan lap akan menyebabkan masalah congested reinforcement pada sambungan yang akan menuntut beberapa metode penyambungan lainnya. Congested reinforcement akan menciptakan titik tegangan kritis pada tulangan, sulitnya beton untuk melewatinya, panjang sambungan tidak akan mencukupi.
--- Macam Sambungan Lap Tulangan
a. Sambungan kontak - di mana batang bersentuhan dan dihubungkan bersama lebih disukai karena lebih aman terhadap perpindahan selama konstruksi. 

b. Sambungan non kontak - batang penyambung lap non-kontak tidak boleh diberi jarak terlalu jauh.

Untuk desain dan konstruksi sambungan lapping, ACI 318 mengharuskan engineer untuk menunjukkan lokasi dan panjang semua sambungan pangkuan pada gambar struktur.
Jika batang tulangan dengan dua ukuran disambungkan dalam posisi tarik, biasanya digunakan panjang sambungan lap tarik yang lebih besar untuk batang yang lebih kecil, atau panjang pengembangan tarik untuk batang yang lebih besar. Bila batang dengan ukuran berbeda disambungkan dalam kondisi tekan, panjang sambungan lap harus lebih besar dari panjang tekan dari batang yang lebih besar atau panjang sambungan lap tekan dari batang yang lebih kecil.
Sambungan lap dari batang #14 dan #18 tidak boleh digunakan, kecuali dalam kondisi tekan hanya untuk batang #11 dan yang lebih kecil. Sambungan lap dari batang yang dibundel harus didasarkan pada panjang sambungan lap yang direkomendasikan untuk batang individual dengan ukuran yang sama, dan sambungan individu di dalam bundel tidak boleh saling tumpang tindih. Panjang lap harus ditingkatkan 20% untuk bundel tiga batang dan 33% untuk bundel empat batang. Sambungan harus diikat dengan kawat bersama-sama untuk menjaga keselarasan tulangan dan untuk memberikan penutup beton minimum.
Referensi Sambungan Tulangan Lap

b. Sambungan Mekanis
Sambungan mekanis atau sambungan menggunakan coupler atau selongsong untuk menyambung dua batang tulangan.  Sambungan mekanis memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan metode lap konvensional. Beberapa keunggulannya adalah:
  • Batang tulangan kontinu diperoleh melalui penyambungan coupler ini. Kesalahan karena panjang lap yang salah seperti pada metode konvensional dapat dihindari.
  • Pemborosan baja berkurang. Penggunaan sambungan mekanis membantu menghindari panjang lap. Ini akan menghemat jumlah baja yang cukup besar.
  • Dapat menggunakan skrup sebagai batang dowel. Ini akan menghemat bahan bekisting.
  • Sambungan mekanis tidak akan menimbulkan congested reinforcement karena lapping bar dihilangkan.
  • Skrup memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi para desainer.
  • Kekuatan pada sambungan mudah dianalisis dalam hal sambungan mekanis dibandingkan dengan sambungan lap konvensional.

c. Sambungan Las
Penyambungan las tidak umum digunakan karena dapat mempengaruhi kekuatan batang tulangan. Kondisi dan aturan khusus diikuti untuk penyambungan las.
  • Penyambungan yang dilas digunakan untuk tulangan dengan diameter lebih besar dari 36mm.
  • Jika tenaga terampil tidak ada, metode ini dihindari
  • Area di mana terdapat kemacetan tulangan dan membutuhkan kekuatan momen yang lebih besar, metode ini boleh digunakan.
  • Jika menggunakan batang yang memiliki spesifikasi kemampuan las yang buruk, metode ini tidak digunakan.
  • Sebelum menjalani tulangan las, perlu dilakukan analisis kimia yang tepat dari tulangan baja, inspeksi lapangan, kualitas baja dan pengawasan yang tepat.
Perbandingan Sambungan Tulangan Beton




Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun