Dark Specialist D's Note Skip to main content

Posts

Showing posts with the label pondasi dalam

Pile Cap dan Tie Beam

Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton). Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Selain itu bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan betuk segitiga, persegi dan persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda-beda tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2, 3, 4, dan 8 buah bored pile diikat menjadi satu. Setelah proses pemancangan sel

Prosedur Pemancangan Tiang Pancang Pra Cetak

1. Penyusunan tiang pancang di lapangan Pengangkatan dan penyusunan tiang pancang yang disimpan di lapangan harus memperhatikan titik angkat dan titik tumpu untuk penyimpanan material, sesuai dengan petunjuk teknis dari produsen tiang pancang. 2. Pemeriksaan material tiang pancang Pada waktu kedatangan material, harus dipastikan dilampiri mill sheet untuk pemantauan kesesuaian material yang diterima dengan spesifikasi teknis pekerjaan. Harus dipastikan kode dan tanggal produksi sesuai dengan mill sheet yang dilampirkan pada surat pengiriman barang. Sebelum digunakan, material tiang pancang harus diperiksa kembali : Tidak ada yang retak, cacat dan pecah – jika ada yang retak, cacat atau pecah maka harus dipisahkan untuk direpair oleh produsen tiang pancang sebelum digunakan Ukuran penampang dan panjang harus sesuai dengan spesifikasi dan penempatannya pada gambar konstruksi Umur beton harus sudah memadai untuk dipancang – jika masih belum cukup umur maka dipisahkan dulu

Penurunan dan Pembebanan Pondasi Tiang Pancang Kelompok

lanjutan dari Kelompok Tiang Pancang  Penurunan Fondasi Kelompok Tiang 1. Tanah Pasir Beberapa metode dari penelitian dapat digunakan untuk menghitung penurunan fondasi kelompok tiang antara lain, yaitu : a. Metode Vesic ( 1977) Dengan : S = Penurunan fondasi tiang tunggal Sg = Penurunan fondasi kelompok tiang Bg = Lebar kelompok tiang d = Diameter tiang tungal b. Metode Meyerhoff (1976) 1. Berdasarkan N – SPT    Dengan : q   = Tekanan pada dasar fondasi Bg = Lebar kelompok tiang N  = Harga rata – rata N – SPT pada kedalaman ± 8m dibawah ujung fondasi tiang 2. Berdasarkan CPT Dengan : q = Tekanan pada dasar fondasi Bg = Lebar kelompok tiang qc = Nilai konus pada rata – rata kedalaman Bg 2. Tanah Lempung Penurunan fondasi yang terletak pada tanah lempung dapat dibagi menjadi tiga komponen, yaitu : penurunan segera  (immediate settlement), penurunan konsolidasi primer dan penurunan konsolidasi sekunder. P

Kelompok Tiang Pancang

lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang Pondasi tiang pancang yang umumnya  dipasang secara berkelompok. Pondasi ini adalah sekumpulan tiang yang dipasang secara relatif  berdekatan dan biasanya diikat menjadi satu dibagian atasnya dengan menggunakan pile cap. Untuk menghitung nilai kapasitas dukung kelompok tiang, ada bebarapa hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu, yaitu jumlah tiang dalam satu kelompok, jarak tiang, susunan tiang dan efisiensi kelompok tiang. Kelompok Tiang Pancang Yang perlu diperhatikan untuk kelompok tiang pancang adalah: 1. Jumlah Tiang (n) Untuk menentukan jumlah tiang yang akan dipasang didasarkan beban yang bekerja pada fondasi dan kapasitas dukung ijin tiang, maka rumus yang dipakai adalah sebagai berikut ini. n =P/Qa Dengan : P   = Beban yang berkerja Qa = Kapasitas dukung ijin tiang tunggal 2. Jarak Tiang (S) Untuk bekerja sebagai kelompok tiang, jarak antar tiang yang dipakai adalah menurut peraturan – peraturan banguna

Hydrolic Static Pile Driver (HSPD)

Pada pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang pancang pada proyek konstruksi di area yang dekat dengan bangunan lain diperlukan alat pancang yang menimbulkan gangguan seminimal mungkin terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya terutama jika terletak di area pemukiman. Dalam kondisi harus dipilih pelaksanaan pekerjaan tiang pancang dengan sistem tekan yang menggunakan alat pancang Hydrolic Static Pile Driver (HSPD).  Keunggulan Sistem ini adalah ramah lingkungan, karena dalam pelaksanaan pekerjaannya hampir tidak menimbulkan getaran yang dapat berakibat retaknya dinding bangunan di sekitarnya dan tidak menimbulkan kebisingan. Karena itu sistem pondasi tiang pancang Jack In Pile dapat digunakan pada hampir semua area, terutama area perkotaan dan padat penduduk dimana bangunan-bangunan saling bersebelahan. Pada Sistem Jack In Pile atau Hydraulic Jacking Injection System, pemancangan tiang pancang dilakukan dengan cara menekan tiang pancang ke dalam tanah menggunakan alat pancang H

Permasalahan Teknis Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang Pelaksanaan pekerjaan pemancangan pondasi tiang pancang kadang tidak selalu berjalan mulus, ada beberapa masalah yang mungkin terjadi yaitu masalah yang bersifat non teknis dan masalah yang bersifat teknis. Masalah yang bersifat non teknis seperti misalnya 1. Masalah gangguan lingkungan akibat getaran, suara bising yang ditimbulkan 2. Polusi udara (asap) yang ditimbulkan oleh alat pancang terutama yang menggunakan sistem pukul (hammer).  Sedangkan masalah yang bersifat teknis antara lain : 1. Kesalahan menentukan posisi titik pancang. 2. Retak atau pecahnya kepala tiang pancang saat pemancangan.  3. Tiang pancang terpancang tidak lurus secara vertikal atau miring. 4. Tiang pancang bergeser dari titik semula saat pemancangan 5. Tiang pancang masuk lebih dalam dari desain yang direncanakan. 6. Terangkatnya tiang pancang yang sudah dipancang sebelumnya. Untuk masalah yang bersifat non teknis mungkin harus dipikirkan dari

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun

Tiang Pancang Cast in Place

Penjelasan dari artikel  Jenis Tiang Pancang menurut Beban dan Bahan Type ini dicor setempat dengan jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara mengebor tanah pada pengeboran tanah pada waktu penyelidikan tanah. Pada Cast In Place ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton dan ditumbuk sambil pipa tersebut ditarik ke atas. Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton. Sedangkan pipa baja tersebut tetap di dalam tanah. Keuntungan pemakaian Cast in Place Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan. Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam transport. Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan. Kerugian pemakaian Cast in Place Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekelilingnya menjadi kotor akibat tanah yang diangkut dari hasil pengeboran tanah tersebut. Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang khusus.