Arsitektur minimalis kadang-kadang disebut sebagai 'minimalisme', melibatkan penggunaan elemen desain sederhana, tanpa ornamen atau dekorasi. Pendukung minimalis percaya bahwa memadatkan konten dan bentuk desain ke esensinya mengungkapkan 'esensi arsitektur' yang sebenarnya. Arsitektur minimalis muncul dari gerakan Kubisme yang terinspirasi dari De Stijl dan Bauhaus pada tahun 1920-an. Arsitek seperti Ludwig Mies van der Rohe, berteori bahwa minimalis memberikan kekuatan maksimum untuk ruang arsitektur.
Ciri-ciri umum arsitektur minimalis antara lain:
- Fungsionalitas
- Bentuk geometris murni dan clean lines
- Ornamen sederhana, terbatas dan polos.
- Banyak ruang kosong
- Minim dinding
- Pencahayaan maksimal
- Material sederhana
- Pewarnaan simpel / monochromatic
- Repetisi pada elemen arsitek
Parameter Konsep Minimalis
Berikut adalah beberapa komponen yang perlu diaplikasikan saat mencoba konsep minimalis:
1. Utamakan Fungsionalitas
Persyaratan sebuah proyek adalah apa yang membingkai tampilannya. Tujuan arsitektur minimalis adalah memprioritaskan fungsionalitas dan proyek memiliki tujuan yang jelas. Minimalis menghindari elemen dekoratif yang mungkin membingungkan pengguna. Hal ini mengarah pada konservasi sumber daya selama proses konstruksi. Salah satu cara untuk mengaplikasikannya adalah dengan terus mengurangi elemen sampai akhirnya memiliki jumlah minimum untuk dikerjakan.
2. Gunakan Bentuk Geometris Dasar dan Garis Bersih / Clean Lines
Minimalisme adalah tentang mengutamakan esensi, yang dalam konteks arsitektur artinya bermuara pada geometri dan garis. Sebagian besar bangunan minimalis memiliki komposisi khas dari sudut sederhana yang ditentukan oleh garis bersih yang mengikuti bentuk geometris klasik. Permasalahan dalam kasus ini adalah karena menggabungkan bentuk geometris dan bereksperimen dengan bentuk lainnya. Dalam kebanyakan kasus, atap yang dibangun bentuknya datar dan tidak bervariasi. Tujuannya adalah untuk menciptakan desain yang efisien dan lugas dengan kompleksitas ruang serendah mungkin.
3. Buang Ornamen yang Tidak Perlu
Detail hiasan seperti kolom, korbel, dan atap pelana tidak ada di bangunan minimalis. Hanya garis lurus, lekukan halus, dan permukaan datar, yang memusatkan semua perhatian hanya pada arsitektur. Segala bentuk dekorasi yang tidak secara langsung berkontribusi pada desain hanya bertindak sebagai sumber gangguan. Desain minimalis hanya mengakomodasi keindahan yang memiliki tujuan.
4. Semakin Banyak Ruang Semakin Baik
Arsitek yang mempraktikkan arsitektur minimalis tidak segan - segan meninggalkan ruang kosong. Ruang - ruang ini adalah dasar dari desain minimalis untuk memastikan kesederhanaan dan fokus visual tetap pada elemen yang diperlukan. Godaan untuk mengisi ruang - ruang kosong harus dihindari karena ruang - ruang tersebut tidak dipandang sebagai ruang “negatif” dalam arsitektur minimalis. Area terbuka dan rapi memberikan ruang untuk bernafas dan menghasilkan suasana yang tenang dan menarik. Faktanya, semakin banyak ruang kosong yang ada, semakin minimalis bangunan tersebut.
5. Dinding Interior Minimalis
Satu hal yang dapat diamati pada kebanyakan desain minimalis adalah denah terbuka. Denah minimalis terdiri dari geometri ruang sederhana. Tata letaknya fungsional dan diatur untuk menciptakan rasa ketenangan dan ketertiban. Oleh karena itu, ruang yang dibuat fleksibel dan dapat disesuaikan untuk berbagai tujuan. Area lapang yang mengalir bebas yang dipenuhi dengan cahaya berlimpah dan memberikan penekanan yang sama pada pemandangan. Dinding bagian dalam digunakan hanya untuk ruangan dan area yang membutuhkan privasi, seperti kamar mandi atau kamar tidur.
6. Maksimalkan Pencahayaan
Satu-satunya ornamen arsitektur minimalis adalah cahaya alami atau buatan yang dibiarkan membanjiri interior. Perhatian khusus diberikan pada pencahayaan, yang dapat digunakan untuk menciptakan permainan bayangan dan sorotan yang dramatis di ruang bangunan yang sederhana. Cahaya memberikan perasaan hangat dan nyaman ke area dan membuatnya tampak lebih luas dan lapang. Ini melengkapi desain dan meningkatkan estetika, menjadikannya salah satu elemen paling penting dari minimalis.
7. Penggunaan Bahan dan Tekstur yang Sederhana
Kesederhanaan arsitektur minimalis, seperti semua elemen lainnya, meluas ke bahan yang digunakan di dalamnya. Materi yang dipamerkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu struktur. Penggunaan kaca, baja, dan beton dominan dalam gaya ini. Semua upaya bertujuan untuk memilih keteraturan, ketenangan, dan kejelasan. Bahan dan tekstur juga sangat penting dalam menonjolkan elemen yang perlu menjadi sorotan. Keterbatasan dalam variasi bahan dapat dikompensasikan dengan memperkenalkan tekstur yang kaya pada komposisi.
8. Palet Monokromatik
Palet warna pada desain minimalis biasanya terdiri dari warna soft tone dan warna netral yang enak dipandang mata. Warna-warna berani jarang digunakan karena dapat menyebabkan gangguan, tetapi beberapa arsitek minimalis juga bereksperimen dengan warna tersebut. Palet netral seperti krem, putih, dan abu-abu lebih dapat diterima dan disukai dalam gaya ini, menjadikannya skema warna paling dominan yang diamati dalam arsitektur minimalis.
9. Pengulangan Elemen demi Keteraturan
Pengulangan struktur dan elemen dalam arsitektur minimalis berfungsi sebagai sarana untuk menciptakan rasa keteraturan dan kesatuan. Cara ini menciptakan kekompakan, penekanan, hierarki, dan memperkuat desain. Pengulangan dapat membuat mata tetap akrab dengan elemen desain, selanjutnya menghasilkan kenyamanan melalui konsistensi. Teknik ini mengeksploitasi dan memanfaatkan cara kerja otak.
10. Fokus pada Area Sekitar
Setelah bangunan selesai, perhatian harus diberikan pada apa yang ada di sekitarnya. Lanskap yang terpelihara dengan baik dan subur akan meningkatkan estetika. Memanfaatkan apa yang ditawarkan alam kepada bangunan adalah keterampilan yang jika dikuasai dengan baik akan memberikan lapisan baru pada desain, membuatnya jauh lebih menarik. Desain lansekap yang baik benar - benar melengkapi proyek minimalis.
Kelebihan dan Kekurangan Arsitektur Minimalis
Kelebihan
1. Ruang Pernapasan
Minimalisme identik dengan decluttering dan dengan demikian berfungsi dengan baik untuk membangun ruang pernapasan. Ruang - ruang pernapasan ini, dengan demikian juga memungkinkan penghuni untuk merelaksasikan pikiran. Minimalisme bekerja dengan baik untuk apartemen dan rumah kecil.
2. Menghemat Uang
Less is More: ideologi inilah yang berjalan sepanjang proses. Untuk mendesain ruang dengan minim objek, minim warna, dan minim ornamen pada fasad, minimalisme bisa menjadi pilihan yang baik untuk desain yang elegan dengan anggaran yang lebih sedikit. Tetapi seperti yang dinyatakan sebelumnya, ini bukan tugas yang mudah, tetapi tantangan bagi perancang. Dan pada akhirnya, semua orang menginginkan desain yang bagus dengan biaya yang lebih sedikit.
3. Kualitas daripada kuantitas
Daripada memuat ruangan dengan banyak hal, minimalisme dalam arsitektur berjalan seiring dengan gagasan tentang kualitas daripada kuantitas. Ruangan mungkin tidak memiliki banyak barang di sekitarnya, tetapi dipastikan dapat memenuhi kebutuhan penghuni untuk menjaga keanggunan dan estetika ruang. Kualitas mengurangi biaya perbaikan untuk furnitur atau elemen arsitektur lainnya.
4. Perawatan yang mudah
Objek yang lebih sedikit membuat ruangan tidak terlalu semrawut, sehingga mudah digunakan dan dibersihkan. Permukaan halus dan kosong mudah dibersihkan, tidak perlu membersihkan objek yang tak terhitung jumlahnya di rak. Minimalisme mengikuti gaya rumah yang sederhana dan elegan, dan nyaman bagi seseorang untuk merenovasi rumah setelah jangka waktu tertentu tanpa pengawasan khusus.
5. Efek psikologis
Ini adalah gaya yang sempurna bagi mereka yang memiliki kehidupan penuh dengan faktor stres. Adalah keliru untuk berasumsi bahwa interior minimalis kesannya kaku dan aksen yang diatur tidak menyenangkan. Permainan kain dan permainan ringan lainnya dapat membantu menghindari kesalahpahaman ini.
Kekurangan
1. Mahal
Untuk mengurangi kekacauan di ruang sambil memenuhi kebutuhan klien, seringkali furnitur harus disesuaikan sesuai kebutuhan dan ini bisa berubah menjadi mahal. Bisa jadi furnitur yang digunakan harus custom demi mengikuti desain minimalis.
2. Terlalu Mempertahankan Tema Interior
Gaya minimalis secara khusus merangkul tema tertentu yang mengalir di seluruh rumah. Ini bisa menjadi musuh bagi orang yang suka membawa oleh-oleh dari beberapa perjalanan dan memajangnya di rumah karena gaya minimalis tidak mendorong seseorang untuk menambahkan sesuatu yang lain.
3. Membosankan
Bagi banyak orang, palet warna netral dan ruang kosong muncul sebagai ruang yang membosankan. Mungkin terlihat tidak berjiwa bagi sebagian orang, karena gaya desain yang monoton, yang mengikuti dari dinding ke furnitur. Dibutuhkan potensi untuk membuat desain minimalis menjadi fungsional dan mencegah munculnya desain yang berkinerja buruk.
3. Kompleksitas psikologis
Minimalis adalah cara hidup. Jika sulit untuk berpisah dari barang - barang yang paling berharga, dan ada cukup banyak barang di rumah, tidak ada alasan untuk menyiksa diri sendiri. Menjadi seorang minimalis bukan berarti menyingkirkan segala sesuatu dan menjadi seorang pertapa, dengan bijaksana mengevaluasi segala sesuatu dan meninggalkan yang paling disayangi, yang terindah, dan yang terpenting.
4. Tidak Bisa Menutupi Kekurangan
Minimalisme identik dengan lebih banyak ruang terbuka dan artefak yang lebih kecil dan dengan demikian dibutuhkan usaha lebih untuk menutupi kekurangan desain. Sementara di sisi lain, jika ada yang tidak ingin masuk ke filosofi desain minimalis, mudah untuk menutupi kesalahan dengan elemen dan artefak yang berbeda.
Comments
Post a Comment