Plumbing bekerja dengan konsep sederhana "air masuk - air keluar." Sistem perpipaan memiliki tiga komponen utama, sistem pasokan air, sistem drainase, dan perangkat/perlengkapan. Kode lokal menentukan prosedur perpipaan standar, tetapi penempatan perlengkapan, diagram perutean pipa, dan ukuran pipa bergantung pada tata letak individual bangunan.
Sistem Plumbing Pada Gedung
Pada gedung-gedung seperti hotel, mall, dan perkantoran sistem plumbing biasanya digunakan untuk berbagai macam keperluan. Mulai dari untuk jalur pipa instalasi air, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sistem drainase, air kotor, sistem pembuangan limbah, kolam renang, sistem hydrant, sistem sprinkler, dan banyak lagi kebutuhan lainnya.
a. Sistem plumbing untuk air bersih
Salah satu sistem plumbing pada gedung yaitu digunakan untuk penyediaan sumber air bersih dan distribusi air bersih ke berbagai bagian gedung. Biasanya sistem penyediaan air bersih pada sebuah gedung dinamakan dengan WTP (water treatment plant). Jadi sumber air yang biasa digunakan pada gedung seperti contohnya hotel adalah air yang berasal dari sumur dan juga PDAM.
Air yang sudah dipompa dari sumur ditampung terlebih dahulu pada raw water tank, kemudian barulah diolah oleh WTP. Hasil dari olahan WTP yaitu air yang sudah menjadi bersih, setelah itu barulah ditampung kembali bersamaan dengan air dari PDAM di clean water tank.
Catatan untuk Instalasi Air Bersih:
- Dalam instalasi air bersih hal pertama yang perlu diketahui lebih dahulu adalah denah plumbing dan diagram isometri untuk menentukan jalur-jalur instalasi pipa-pipa yang akan dipasang.
- Pemasangan pipa dilakukan setelah pasangan bata selesai namun sebelum plesteran dan acian. Hal ini dilakukan untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan pada dinding.
- Khusus pemasangan di luar bangunan ( contohnya : pipa saluran air hujan), sebaiknya dikerjakan setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
- Pipa yang melalui pelat dak, balok atau kolom beton harus dipasang secara sparing atau pemipaan dilakukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
- Pipa yang telah diposisikan secara tepat harus segera ditutup dengan plug / dop yang kuat untuk menghindari kotoran / adukan masuk yang dapat menyebabkan penyumbatan.
- Hindari belokan pipa / knik pipa dari daerah pembakaran.
- Posisi pipa yang hendak diletakan di kamar mandi harus disesuaikan dengan sanitair.
- Penempatan rencana instalasi air bersih dilakukan pada perempatan nat keramik / as keramik (agar simetris dengan luas keramik).
- Setelah instalasi selesai terpasang segera lakukan uji tekanan pipa : untuk pipa Gip max. 10 bar ; Untuk pipa PVC max. 6 bar.
Sistem perpipaan di gedung-gedung terdiri dari tangki bawah tanah yang disuplai air melalui jalur suplai kota atau departemen air, dari sana dengan bantuan pompa dan sistem distribusi perpipaan, air disuplai ke tangki di atas dan dengan gravitasi, air mencapai outlet bangunan. Tangki di atas dapat dihilangkan jika air disuplai langsung dari tangki bawah tanah ke outlet toilet dapur, ada kebutuhan pompa yang dapat memberikan pasokan air tanpa henti dengan tekanan yang diperlukan ke outlet sehingga ketika membuka keran akan mendapat pasokan air terus menerus. Pompa semacam itu disebut sistem hidro-pneumatik. Pompa tersebut terdiri dari tangki baja kecil dengan air di satu sisi dan udara di sisi lain yang dipisahkan oleh membran karet. Saat pompa menyala, pompa memasok air ke sisi basah sehingga menyebabkan membran karet mengembang dan kompresi udara di sisi lain sehingga menyebabkan tekanan ekstra pada sisi basah yang terhubung ke saluran pasokan air. Ketika membuka keran, akan keluar air yang dibutuhkan. Hal ini menyebabkan tekanan turun dan pompa secara otomatis dihidupkan kembali sehingga menjaga tekanan air dan pada saat yang sama memasok air ke outlet.
Keuntungan dari sistem pemipaan seperti ini di gedung-gedung adalah kebutuhan tangki atas ditiadakan. Kedua pompa ini dirancang untuk mendapatkan tekanan yang sama untuk semua lantai, tidak seperti cara tradisional air mengalir dari tangki bawah tanah ke tangki di atas dan lantai atas mendapat air dengan tekanan lebih sedikit dibandingkan lantai dasar yang mendapat tekanan lebih tinggi karena gravitasi. Cara ini memberikan konservasi energi juga karena menghilangkan kebutuhan pasokan air sepuluh atau dua puluh lantai ke tangki atas dan pasokan oleh gravitasi ke semua lantai. Catu daya terus menerus yang didukung dengan generator diperlukan untuk mengoperasikan sistem ini secara efisien, jika tidak ada daya maka tidak ada pasokan air.
pompa submersible
Pompa terdiri dari dua jenis:
- Pompa submersible
- Pompa tipe terbuka
Pompa submersible digunakan di dalam air dan membutuhkan perawatan yang sangat sedikit. Kedua jenis ini dapat digunakan untuk sistem tradisional maupun hidro-pneumatik.
--- Sumber Air dan Instalasi Air Bersih Rumah
Rangkaian instalasi air bersih di dalam rumah biasa disebut instalasi pipa sekunder, umumnya menggunakan pipa ukuran 0,5 inci. Namun ukuran instalasi pipa primer (dari sumber air ke instalasi dalam rumah) berbeda bergantung pada sumber airnya. Ada 4 jenis sumber air yang digunakan untuk sumber air diantaranya sebagai berikut.
- Air PAM langsung dihubungkan ke instalasi pipa di rumah, maka pipa primernya menggunakan pipa berukuran sama dengan instalasi pipa sekunder, yaitu ukuran 0,5 inci.
- Air PAM didistribusikan ke instalasi pipa di rumah melalui bak penampung (tower air), maka pipa dari meteran PAM ke tower air menggunakan pipa ukuran 0,5 inci. Sedangkan dari tower air ke instalasi di rumah menggunakan pipa ukuran 1 inci.
- Air tanah, dengan bantuan jet pump, dialirkan langsung ke instalasi pemipaan di rumah.Instalasi pipa dari pompa ke instalasi di rumah menggunakan pipa yang berukuran sama dengan besar penampang pipa keluaran (outtake) di pompa.
- Air tanah didistribusikan ke sistem pemipaan di rumah melalui tower air, maka pipa dari pompa ke tower air menggunakan ukuran yang sama dengan pipa keluar (outtake) dari pompa. Sedangkan dari tower air ke instalasi pipa di rumah menggunakan pipa inci 1 inci.
--- Sistem Distribusi Air Bersih Rumah
a. Sistem Horizontal
Sistem Horizontal adalah sistem pemipaan yang banyak digunakan untuk mengalirkan kebutuhan air pada suatu komplek perumahan atau rumah-rumah tinggal yang tidak bertingkat. Ada dua cara yang dipakai untuk sistem pemipaan horizontal yaitu:
a. Pemipaan yang menuju ke satu titik akhir
Keuntungan pemipaan ini adalah pemakaian bahan yang lebih efesien, dan kerugiannnya adalah daya pancar pada titik kran air tidak sama, semakin jauh semakin kecil daya pancarnya.
b. Pemipaan yang melingkar/membentuk ring
Pemipaan ini menuntut penggunaan pipa yang banyak, padahal kekuatan daya pancar air kesemua titik-titik akan menghasilkan air yang sama.
b. Sistem Vertikal
Sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan sistem vertikal banyak digunakan pada bangunan-bangunan bertingkat tinngi. Cara pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih dulu pada tangki air (ground reservoir) yang terbuat dari beton dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan tersebut. Kemudian air dialirkan dengan menggunakan pompa untuk langsung ke titik-titik kran yang diperlukan. Sistem ini lebih menguntungkan pada penggunaan pipa, tetapi sering mengalami kesulitan kalau sumber tenaga untuk pompa mengalami pemadaman.
Cara lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan pada tangki di atas bangunan. Kemudian dari tangki dialirkan ke tempat-tempat yang memerlukan, dengan menggunakan system gravitasi/diturunkan secara lansung.
--- Pipa untuk Instalasi Air Bersih
Sebagai sebuah sistem bangunan, instalasi pemipaan air bersih juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Besar kecilnya biaya dipengaruhi oleh model instalasi (tertutup atau terbuka), kedudukan/letak instalasi pipa (ditanam dalam tanah atau di atas tanah),.
a. Instalasi Pipa
Instalasi pipa sekunder pada bangunan gedung untuk penyediaan air bersih bisa diletakkan di dalam tanah atau di atas tanah. Masing masing model instalasi mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Instalasi di atas tanah biasanya ada pada plafon bangunan ataupun tertanam dalam lantai atau dinding bangunan. Pemasangan instalasi plumbing diatas plafon dikarenakan mudah pemasangannya dan juga perawatannya. Deteksi kebocoran pipa pun lebih cepat diketahui sehingga perbaikannya tidak sesulit instalasi pipa di dalam tanah. Pada bangunan dua lantai, instalasi air bersih kebanyakan diletakkan di atas plafon.
Pada prinsipnya instalasi pipa air bersih merupakan sarana untuk mengalirkan air dalam sistem plumbing. Kemampuan pipa untuk mengalirkan air sangat tergantung dengan tekanan air yang melaluinya. semakain besar tekanannya aliran air dalam pipa juga semakin keras. Tekanan air yang disyaratkan dalam instalasi plumbing dalam bangunan gedung 2 bar pada setiap titik kran air. Untuk menjaga tekanan air dalam instalasi plumbing stabil, dapat menggunakan tower ataupun pompa boster (pendorong).
b. Jenis dan Ukuran Pipa
Pipa yang dipakai pada instalasi plumbing ada dua macam, yakni yang terbuat dari logam dan PVC. Bahan PVC merupakan terobosan inovatif yang hebat dan sangat menghematkan konsumen. Selain itu, PVC merupakan material yang tak karat dan lebih mudah perawatan maupun perbaikannya jika terjadi kerusakan.
Satu satunya kelemahan pipa PVC adalah rawan bocor apabila sistem pengelemannya kurang rapi. Meski demikian, PVC merupakan bahan yang paling banyak dipakai masvarakat saat ini
--- Kebocoran Pipa Air Bersih
Beberapa penyebab adanya kebocoran instalasi air bersih disebabkan oleh hal-hal berikut:
- Ukuran sambungan dengan ukuran pipa seringkali tidak persis sama dengan yang tertera pada pipa. Ada sambungan yang ketika di pasang pada pipa agak sedikit longgar, sehingga ketika dipasang mengakibatkan kebocoran.
- Penggunaan lem PVC, yang kurang sempurna.
- Hasil senai yang kurang sempurna, sehingga sambungan masih ada celah alir air. Sambungan - sambungan antar komponen instalasi air yang kurang sempurna sering menimbulkan kebocoran.
b. Sistem plumbing untuk air kotor
Sistem plumbing juga digunakan untuk proses pembuangan air kotor yang berasal dari sink dan drain pada dapur. Umumnya air kotor yang berasal dari kamar mandi dan dapur ditampung secara terpisah karena air kotor yang berasal dari dapur banyak mengandung lemak, sehingga dibutuhkan penyaringan terlebih dahulu untuk mengangkat kotoran tersebut.
Setelah disaring air kotor ini kemudian diolah kembali menuju sewage water treatment (STP) sebelum dibuang menuju saluran air kota. Pada proses ini juga dibutuhkan proses instalasi sistem plumbing yang baik dan strategis.
Catatan untuk Instalasi Air Kotor:
- Hal yang perlu diketahui dalam instalasi air kotor adalah denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangannya.
- Dalam bagian perencanaan instalasi air kotor, hindari terlalu banyak percabangan yang dapat merepotkan pada sesi pengerjaan.
- Pemasangan sambungan antar pipa harus betul-betul rapat.
- Untuk air bekas mandi / cuci harus dibuat sebuah manhole untuk mengontrol pembersihan (bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
- Lubang saluran pembuang harus diberikan sebuah saringan.
- Sparing harus dibuat melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton (yang diatas plat = 25 cm, sedang yang dibawah plat = 15 cm).
- Posisi sparing harus disesuaikan dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan). Jika saniter belum ditentukan , dapat dipakai sistem Block Out.
- Sparing clean out harus dipasang secara bersamaan dengan sparing closet (jika ada), di mana letak sparing clean out sebaiknya berada di samping atau dekat sparing closet, fungsinya adalah sebagai pembersihan apabila pada closet terjadi penyumbatan.
- Fan out hanya dipasang bila dalam instalasi saluran kotor terdapat banyak percabangan dengan saluran pembuangan melalui shaft. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat closet diberi banyak air.
- Floor drain sebaiknya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan bak.
Sistem drainase ada dua jenis:
- Air limbah yang berasal dari shower, baskom, bak cuci piring, mesin cuci, dan sejenisnya. Ini juga disebut grey water. Biasanya diameter minimal 75 mm. pipa digunakan untuk mengalirkan air limbah.
- Air tanah atau kotoran berasal dari WC dan urinoir. Ini juga disebut black water. Pipa berdiameter minimal 100 mm digunakan untuk air limbah. Ketika dijalankan secara horizontal, pipa air tanah harus dijalankan pada kemiringan yang lebih curam, seperti 1:40, karena memiliki padatan. Pipa saluran ini bisa dari besi cor atau PVC.
Grease Trap harus digunakan saat mengalirkan limbah dari dapur, lemak tidak boleh masuk ke sistem drainase normal. Grease Trap adalah ruang inspeksi kecil. Minyak mengapung, dan harus dihilangkan secara manual setiap hari. Saluran masuk dan keluar ke ruang ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga meminimalkan gangguan dari lapisan minyak yang mengambang.
sistem drainase suatu kompleks
3. Sistem saluran air hujan
Saluran air hujan atau kerap disebut dengan talang air merupakan salah satu hal yang sangat penting di rumah. Talang dapat membantu mengalirkan air hujan berlebih ke tempat lain, sehingga rumah tidak mengalami rembes atau bahkan kebocoran.
Catatan untuk Instalasi Saluran Air Hujan:
- Pipa air hujan sebaiknya diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah dilengkapi torong talang.
- Pipa saluran air hujan dapat dipasang secara menempel pada dinding luar dengan menggunakan klem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 inch.
- Bila saluran pembuangan air hujan berupa saluran tertutup, harus dibuat sebuah bak kontrol pada pertemuan pipa air hujan dan dilengkapi dengan saluran pembuang.
- Bila terdapat sambungan pada pipa, arah shock harus menghadap ke atas, dan penyambungannya harus benar-benar kuat agar mencegah kebocoran yang rentan terjadi.
4. Sistem saluran Pipa WC ke septic tank
Septic tank berkaitan erat dengan aktivitas biologis seluruh penghuni rumah. Agar tidak mudah penuh dan mampat, diperlukan rancangan yang tepat. Rancangan dan pemeliharaan yang tidak tepat, dapat membuat septic tank tidak berfungsi dengan baik. Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara.
Catatan untuk Instalasi Pipa WC ke Septic Tank:
- Pipa saluran dari closet menuju septictank harus dicermati kemiringannya, kemiringan pipa merupakan hal yang dapat memperlancar ataupun menghambat penyaluran kotoran ketika dilalui dengan air, syarat minimal kemiringan pipa ini adalah 2 %.
- Pipa pada bagian ini sebaiknya menggunakan pipa kualitas baik (minimal type D).
- Hindari percabangan pipa yang ditanam di tanah (untuk bangunan 1 lantai), karena bila terjadi penyumbatan akan sulit untuk memperbaikinya. Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dilengkapi dengan clean out dan fan out.
Comments
Post a Comment