Slump Test Skip to main content

Slump Test


Uji Slump / Slump Test dan Uji Faktor Pemadatan adalah uji kemampuan kerja yang paling banyak digunakan untuk beton. Derajat kemampuan kerja beton tergantung pada nilai hasil pengujian yang diperoleh dari uji slump dan uji faktor pemadatan.
Ada banyak jenis konstruksi beton, dan setiap jenis memiliki persyaratan kemampuan kerja yang berbeda. Tabel berikut menunjukkan tingkat kemudahan pengerjaan beton berdasarkan hasil uji slump dan uji faktor pemadatan. Kisaran hasil dari masing-masing pengujian ini menunjukkan penggunaan pekerjaan beton yang sesuai. Nilai uji slump dan faktor pemadatan yang ditunjukkan di bawah ini adalah beton dengan ukuran agregat maksimum 20mm atau 40mm.

Tingkat Workability

Slump (mm)

Compacting Factor

Penggunaan yang Cocok

Small apparatus

Large apparatus

Sangat Rendah

-

0.78

0.80

Jalan yang digetarkan oleh tenaga mesin. Beton dapat dipadatkan dalam kasus-kasus tertentu dengan mesin yang dioperasikan dengan tangan.

Rendah

25 – 75

0.85

0.87

Jalan yang digetarkan oleh mesin yang dioperasikan dengan tangan. Beton dapat dipadatkan secara manual di jalan dengan menggunakan agregat berbentuk bulat atau tidak beraturan. Pondasi mass concrete tanpa getaran atau bagian bertulang ringan dengan getaran.

Menengah

50-100

0.92

0.935

Pelat datar yang dipadatkan secara manual menggunakan agregat pecah. Beton bertulang normal dipadatkan secara manual dan bagian yang diperkuat dengan getaran.

Tinggi

100-150

0.95

0.96

Untuk bagian dengan tulangan padat. Biasanya tidak cocok untuk getaran, untuk pemompaan dan penempatan gemetar.

Sangat Tinggi

-

-

-

Flow table test lebih cocok.


Nilai yang Direkomendasikan dari Uji Slump Beton untuk Berbagai Keperluan:

Faktor-faktor yang mempengaruhi uji slump beton:
  • Sifat bahan kimia, kehalusan, distribusi ukuran partikel, kadar air dan suhu bahan semen. Ukuran, tekstur, gradasi gabungan, kebersihan dan kadar air agregat,
  • Dosis bahan tambahan kimia, jenis, kombinasi, interaksi, urutan penambahan dan efektivitasnya,
  • Kandungan udara beton,
  • Metode dan peralatan batching, pencampuran dan pengangkutan beton,
  • Suhu beton,
  • Pengambilan contoh beton, teknik pengujian slump dan kondisi alat uji,
  • Jumlah air bebas dalam beton, dan
  • Waktu sejak pencampuran beton pada saat pengujian.
Peralatan yang Dibutuhkan untuk Uji Slump Beton
Cetakan untuk uji slump yaitu kerucut slump, pelat dasar tidak berpori, timbangan, batang temper. Cetakan untuk pengujian berupa frustum kerucut dengan tinggi 30 cm, diameter bawah 20 cm dan diameter atas 10 cm. Batang tamping terbuat dari baja berdiameter 16 mm dan panjang 60 cm serta dibulatkan pada salah satu ujungnya.

Pengambilan Sampel Bahan untuk Uji Slump
Prosedur Uji Kerucut Slump Beton
  1. Bersihkan permukaan bagian dalam cetakan dan oleskan minyak.
  2. Tempatkan cetakan di atas pelat dasar horizontal yang halus dan tidak berpori.
  3. Isi cetakan dengan campuran beton yang sudah disiapkan dalam 4 lapisan yang kira-kira sama.
  4. Tempelkan setiap lapisan dengan 25 sapuan ujung bulat batang pemadatan dengan cara yang seragam di atas penampang cetakan. Untuk lapisan berikutnya, tamping harus menembus ke lapisan di bawahnya.
  5. Buang kelebihan beton dan ratakan permukaan dengan sekop.
  6. Bersihkan mortar atau air yang bocor di antara cetakan dan pelat dasar.
  7. Angkat cetakan dari beton segera dan perlahan ke arah vertikal.
  8. Ukur kemerosotan sebagai perbedaan antara ketinggian cetakan dan titik ketinggian spesimen yang diuji.
Operasi di atas harus dilakukan di tempat yang bebas dari Getaran atau guncangan dan dalam jangka waktu 2 menit setelah pengambilan sampel.

Pengamatan Nilai Slump
Slump (penurunan vertikal) yang diukur harus dicatat dalam satuan milimeter penurunan benda uji selama pengujian.

Hasil Slump Test pada Beton
Slump untuk sampel didapatkan dalam satuan mm. Pada saat dilakukan slump test, berikut adalah bentuk slump beton yang dapat diamati:
  • True Slump – True Slump adalah satu-satunya Slump yang dapat diukur dalam pengujian. Pengukuran dilakukan antara bagian atas kerucut dan bagian atas beton setelah kerucut dilepas.
  • Zero Slump – Zero slump adalah indikasi rasio air-semen yang sangat rendah, yang menghasilkan campuran kering. Beton jenis ini umumnya digunakan untuk konstruksi jalan.
  • Collapsed Slump – Slump ini merupakan indikasi bahwa rasio air-semen terlalu tinggi, yaitu campuran beton terlalu basah atau campuran workability tinggi, dimana uji slump tidak sesuai.
  • Shear Slump – Slump geser menunjukkan bahwa hasilnya tidak lengkap, dan beton harus diuji ulang.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun