Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang.
Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetujuan dari pemberi tugas atau wakil direksi pekerjaan di lapangan
Berikut ini adalah langkah-langkah pengerjaan yang dilakukan sebelum dan saat proses pemancangan dilakukan sampai dengan selesai:
Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetujuan dari pemberi tugas atau wakil direksi pekerjaan di lapangan
Berikut ini adalah langkah-langkah pengerjaan yang dilakukan sebelum dan saat proses pemancangan dilakukan sampai dengan selesai:
- Melakukan survey dan melakukan cek antara gambar kerja dengan kondisi dilapangan, apakah sudah sesuai dengan gambar kerja ataukan Akan ada penyesuaian kembali.
- Pelaksana kontraktor harus mengkoordinasikan dengan Direksi Pekerjaan mengenai urut-urutan alur kerja / prioritas kerja dengan mempertimbangkan urutan penyelesaian pekerjaan yang diminta dan aksesibilitas kerja agar tercapai produktivitas yang terbaik.
- Surveyor melakukan marking dan setting out titik-titik tiang pacang sesuai gambar kerja/shop drawing
- Penggunaan tanda-tanda dan penomoran titik pancang harus disepakati agar tidak terjadi kesalahan dalam membedakan titik-titik pemancangan dengan titik as atau grid bangunan.
- Penempatan tiang pancang sebaiknya diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi pemancangan agar tidak terjadi pengangkatan dan pemindahan yang berulang-ulang sehingga resiko tiang rusak / pecah atau patah akibat pengangkatan dapat ditekan seminimal mungkin. Posisi penumpukan tiang pancang juga perlu diperhatikan, sebaiknya penumpukan tiang diberi pad atau dudukan agar jangan sampai bersentuhan langsung dengan tanah. Hal ini dimaksudkan agar tiang-tiang tidak mengalami penurunan kualitas dimana tulangan besi tiang pancang bisa mengalami korosi.
- Tiang yang akan dipancang harus diperiksa kondisi fisiknya apakah dalam keadaan baik (tidak mengandung retak-retak, keropos, dll) dan diberi tanda ukuran panjangnya setiap 50 cm dengan cat. Dan di cek untuk umur dari beton tersebut serta melakukan hammer test untuk mengecek mutu pancang sudah sesuai dengan rencana.
- Sebelum proses pemancangan dengan sisten tekan, cek alat HSPD dalam keadaan rata dengan bantuan alat "Nivo" yang terdapat pada ruang operator dibantu dengan alat waterpass yg diletakkan pada posisi long boat (chasis panjang).
- Proses pemancangan dimulai dengan tiang pancang diangkat dengan bantuan service crane yang tergabung dalam unit HSPD dan dimasukkan peralatan ke dalam lubang pengikat tiang atau yang disebut “Clamping Box “, kemudian sistem jack-in akan naik dan mengikat atau memegangi tiang pancang tersebut, ketika tiang sudah dipegang erat oleh “Clamping Box“, maka tiang mulai ditekan tiap 1.5 m. Di saat pemancangan dilakukan check verticality tiang pancang setiap kedalaman 0.5 m s/d 2 m.
- Untuk mengetahui besarnya tekanan yang diberikan pada tiang pancang pada alat ini dilengkapi dengan manometer oil pressure yang terletak pada ruang control / kabin. Besarnya tekanan yang diberikan kemudian dikonversikan ke pressure force dengan menggunakan tabel yang ada.
- 10. Bila “Clamping Box “ hanya mampu menekan tiang pancang sampai bagian pangkal lubang mesin saja, maka penekanan dihentikan dan “Clamping Box“ bergerak naik ke atas untuk mengambil tiang pancang sambungan yang disiapkan atau dolly bila tidak dilakukan penyambungan.
- Apabila dilakukan penyambungan pada tiang pancang maka tiang sambungan (upper pile) diangkat dengan bantuan “service crane” dan dimasukkan ke dalam “Clamping Box“ seperti pada awal permulaan pemancangan tiang pancang pertama (bottom pile). Bila tiang sudah dipegang erat oleh “Clamping Box”, maka tiang mulai ditekan mendekati tiang pancang pertama (bottom pile). Penekanan dihentikan sejenak saat kedua tiang sudah bersentuhan. Hal ini dilakukan guna mempersiapkan penyambungan kedua tiang pancang dengan pengelasan. Sebelum pengelasan cek kembali verticality tiang.
- Setelah pengelasan selesai tiang kemudian ditekan kembali hingga kedalaman yang direncanakan atau sesuai dengan desain load / beban rencana tiang pancang.
- Bebas Getaran
- Bebas polusi udara dan kebisingan
- Daya dukung actual terpantau
- Harga yang ekonomis
- Teknologi hydraulic jacking ini tidak memerlukan pemasangan tulangan ekstra penahan impack pada kepala tiang seperti pada tiang pancang umumnya
- Lokasi kerja yang terbatas
- Dengan tinggi alat yang relatif rendah, hydraulic jacking system ini dapat digunakan pada basement, ground floor atau lokasi kerja yang terbatas, Alat hydraulic jacking system ini dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen sehingga memudahkan untuk dapat dibawa masuk atau keluar lokasi kerja.
- Apabila terdapat batu atau lapisan tanah keras yang tipis pada ujung tiang yang ditekan, maka hal tersebut akan mengakibatkan kesalahan pada saat pemancangan.
- Sulitnya mobilisasi alat pada daerah lunak ataupun pada daerah berlumpur (biasanya pada areal tanah timbunan).
- Karena hydraulic jacking ini mempunyai berat sekitar 360 ton dan saat permukaan tanah yang tidak sama daya dukungnya, maka hal tersebut akan dapat mengakibatkan posisi alat pancang menjadi miring bahkan tumbang. Kondisi ini akan sangat berbahaya terhadap keselamatan pekerja.
- Pergerakan alat hydraulic jacking ini sedikit lambat, proses pemindahannya relatif lama untuk pemancangan titik yang berjauhan.
Info yg akurat dan jelas..
ReplyDelete