Pipa dalam Plumbing (part 3) Sambungan Pipa Skip to main content

Pipa dalam Plumbing (part 3) Sambungan Pipa

Sambungan pipa adalah komponen utama dari sistem pipa yang disediakan untuk menghubungkan beberapa pipa. Ada beberapa jenis sambungan pipa, tetapi pemilihannya tergantung pada ukuran pipa, bahan dan tekanan aliran dll. Sambungan pipa yang disediakan harus tahan terhadap tekanan masing-masing pipa.

Jenis Sambungan Pipa di Plumbing
a. Threaded joint / Sambungan ulir
Sambungan berulir artinya, pipa-pipa dihubungkan dengan cara disekrup dengan bantuan ulir yang disediakan untuk setiap pipa. Satu pipa memiliki ulir internal dan yang lainnya memiliki ulir eksternal. Pipa besi cor, pipa tembaga, pipa PVC dan G.I bisa disambung dengan ulir.
Sambungan berulir tersedia dari pipa berdiameter 6mm hingga 300mm. Sambungan ulir lebih disukai untuk daerah suhu rendah dan aliran tekanan rendah. Di area bersuhu tinggi, sambungan dapat mengembang dan bocor karena ekspansi termal. Pemasangan sambungan ulir mudah diterapkan tetapi diperlukan perawatan yang baik.

b. Brazed joint / Patri
Brazing adalah proses penyambungan pipa menggunakan bahan pengisi cair pada suhu di atas 8400C. Pematrian umumnya digunakan untuk menyambung pipa tembaga atau pipa paduan tembaga. Bahan pengisi sebagian besar terdiri dari timah yang memiliki afinitas besar terhadap tembaga. Tetapi karena sifatnya yang lemah, timah ditambahkan ke bahan lain seperti nikel, bismut, perak dan tembaga.
Titik leleh logam induk harus lebih tinggi dari logam pengisi. Kekuatan mekanik sambungan brazing rendah dibandingkan dengan sambungan lainnya. Jenis sambungan ini cocok di daerah suhu kisaran sedang.

c. Soldered joint
Penyolderan juga mirip dengan cara mematri tetapi satu - satunya perbedaannya adalah dalam hal penyolderan logam pengisi yang meleleh di bawah 8400C. Solder juga digunakan untuk menyambungkan pipa tembaga dan pipa paduan tembaga. Sebelum melanjutkan ke penyolderan, fluks yang disebut pasta diterapkan pada pipa dan alat kelengkapan untuk mencegahnya dari oksidasi dari api. Disini juga dibutuhkan pekerja terampil untuk pemasangannya. Sambungan yang disolder cocok untuk area bersuhu rendah. Sambungan ini memiliki kekuatan mekanik yang rendah seperti sambungan brazing.

d. Butt Welded Joint
Jika pipa-pipa tersebut memiliki diameter yang sama, pengelasan butt dapat dilakukan untuk menyambung pipa-pipa tersebut. Ini adalah jenis pengelasan yang paling umum. Pekerja terampil diperlukan untuk memasang sambungan. Sambungan ini umumnya digunakan untuk pekerjaan komersial besar dan sistem perpipaan industri.
Butt welded memberikan kekuatan yang baik untuk sambungan dan dapat menahan tekanan tinggi karena permukaan yang halus dan kontinu di dalam sambungan. Sambungan las butt cukup mahal, namun untuk membuatnya ekonomis terkadang digunakan cincin penahan las internal, yang menyambung pipa dengan jumlah bahan pengisi yang lebih sedikit. Tapi cincin ini mungkin gagal di bawah tekanan berat dan retakan dapat terjadi.
Sambungan bersifat paten dan tidak bisa dibuka untuk tujuan pemeliharaan. Perataan luar bagian yang dilas akan memberikan tampilan yang baik pada sistem perpipaan.

e. Socket Welded Joint
Sambungan las soket digunakan di area yang ada kemungkinan besar kebocoran pada sambungan. Pipa-pipa disambungkan sebagai penyambung satu ke yang lain dan dilas di sekitar sambungan. Pipa dengan diameter berbeda cocok untuk jenis sambungan ini.
Jika pipa memiliki diameter yang sama, maka alat kelengkapan perlu digunakan. Biaya pengelasan umumnya lebih rendah daripada pengelasan butt. Ketahanan lebih rendah untuk sambungan las soket jika dibandingkan dengan sambungan las butt. Namun, sambungan las soket memberikan hasil yang baik jika dibandingkan dengan sambungan mekanis lainnya.

f. Flanged joint
Sambungan bergelang / flanged joint digunakan untuk aliran bertekanan tinggi dan untuk pipa berdiameter besar. Secara umum sambungan ini digunakan untuk pipa ujung polos. Dua komponen flange dihubungkan dengan baut pada sambungan pipa untuk mencegah kebocoran.
Umumnya ini terbuat dari besi tuang, baja dll. Ini memiliki kekuatan yang baik dan tahan terhadap tekanan tinggi. Suhu tinggi dapat menyebabkan baut gagal akibat creep dan kehilangan cengkeramannya sehingga pemasangan baut harus dilakukan dengan benar saat proses pemasangan. Sambungan ini juga berguna untuk memperbaiki jaringan pipa dan untuk tujuan pemeliharaan.

g. Compression joint
Jika pipa memiliki ujung yang polos, maka dapat disambung dengan memasang beberapa alat kelengkapan pada ujungnya. Jenis sambungan ini disebut sambungan tekan / compression joint. Ujung pipa akan dilengkapi dengan fitting berulir atau kopling sehingga dapat terhubung.
Sambungan ini dapat menghubungkan pipa dengan bahan yang berbeda dan ukuran yang berbeda. Tetapi sambungan harus dipasang dengan benar untuk menahan tekanan aliran, jika tidak sambungan dapat gagal dan terjadi kebocoran. Alat kelengkapan kompresi tersedia dalam berbagai bahan dan pemilihan alat kelengkapan mungkin tergantung pada kebutuhan.

h. Grooved joint / Sambungan beralur
Dalam hal sambungan beralur, ujung pipa terdiri dari tepi beralur yang dihubungkan oleh segel elastomer dan kemudian kopling beralur dibuat dari besi ulet digunakan sebagai kunci untuk segel elastomer. Kopling beralur ini dihubungkan dengan baut. Sambungan ini mudah dipasang dan ekonomis.
Sambungan beralur akan memberikan ketahanan yang baik terhadap tekanan dan memungkinkan gerakan aksial moderat karena ekspansi termal. Tapi di daerah suhu tinggi, segel elastomer bisa kehilangan kekuatannya dan terjadi kegagalan torsi. Jadi, ini diizinkan untuk area suhu sedang. Sambungan beralur mudah dilepas sehingga, untuk keperluan pemeliharaan pipa sambungan ini lebih cocok.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun