Dark Specialist D's Note Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2022

Beton Pracetak (part 2) Sistem, Sambungan Pracetak dan Kendalanya

  Beton pracetak adalah teknologi konstruksi struktur beton dengan komponen-komponen penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat khusus (off site fabrication), terkadang komponen-komponen tersebut disusun dan disatukan terlebih dahulu (pre-assembly), dan selanjutnya dipasang di lokasi (installation), dengan demikian sistem pracetak ini akan berbeda dengan konstruksi monolit terutama pada aspek perencanaan yang tergantung atau ditentukan pula oleh metoda pelaksanaan dari pabrikasi, penyatuan dan pemasangannya, serta ditentukan pula oleh teknis perilaku sistem pracetak dalam hal cara penyambungan antar komponen join. Beberapa prinsip yang dipercaya dapat memberikan manfaat lebih dari teknologi beton pracetak ini antara lain terkait dengan waktu, biaya, kualitas, predictability, keandalan, produktivitas, kesehatan, keselamatan, lingkungan, koordinasi, inovasi, reusability, serta relocatability . Pelaksanaan bangunan dengan menggunakan metoda beton pracetak memiliki kelebihan d

Sambungan Beton Pracetak

  Pemasangan beton pracetak di lapangan dapat menggunakan ikatan antar komponen antara lain adalah sambungan, ikatan, dan simpul. 1. Sambungan Pada umumnya sambungan-sambungan biasa dikelompokkan sebagai berikut : Sambungan yang pada pemasangan harus langsung menerima beban (biasanya beban vertikal akibat beban sendiri dari komponen . Sambungan yang pada keadaan akhir akan harus menerima beban-beban yang selama pemasangan diterima oleh pendukung pembantu. Sambungan yang tidak ada persyaratan ilmu gaya tapi harus memenuhi persyaratan lain seperti : kekedapan air, kekedapan suara. Sambungan-sambungan tanpa persyaratan konstruktif dan semata-mata menyediakan ruang gerak untuk pemasangan.  2. Ikatan  Cara mengikatkan atau melekatkan suatu komponen terhadap bagian komponen konstuksi yang lain secara prinsip dibedakan sebagai berikut :  a. Ikatan Cor ( In Situ Concrete Joint ) Penyaluran gaya dilakukan lewat beton yang dicorkan. Diperlukan penunjang/pendukung pembantu selama pemasangan sampa

Quality Control pada Beton

Pengujian Material Penyusun Beton Material penyusun beton merupakan hal yang sangat menentukan kekuatan beton. Oleh karena itu, analisis material harus terus dilakukan untuk menjamin kualitas beton yang diproduksi. Analisis agregat dilakukan walaupun hanya sebagai bahan pengisi, tetapi agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam proses pembuatan beton. Analisis agregat dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu analisis agregat halus dan agregat kasar. Jenis-jenis pengujian yang dilakukan pada agregat adalah sebagai berikut : 1. Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Pengujian berat jenis merupakan pengujian untuk mengetahui berat jenis agregat tersebut. Nilai berat jenis untuk agregat normal 2,5 – 2,7. Sedangkan pengujian penyerapan adalah untuk mengetahui daya serap air dari agregat halus dalam kondisi kering permukaan. Rumus yang digunakan adalah : SG     = S / ((B+S)-C) ABS     = ((S-A)/A) x 100% Keterangan : SG = Ber

K3 Konstruksi

Pengertian K3 Konstruksi K3 konstruksi adalah serangkaian aturan/himbauan yang digunakan sebagai pemberitahuan kepada pekerja bahwa terdapat pelaksanaan terhadap kesehatan, keselamatan, dan keamanan selama bekerja. Menurut para ahli, istilah ini memiliki banyak pendekatan: Secara Filosofi : yakni upaya yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja Secara Hukum : kurang lebih ada 50 acuan perundang-undangan yang bisa ditelaah mengenai K3, diantaranya seperti UU no.1 tahun 1970, UU no.13 tahun 2013, PP no.50 tahun 2012 dan masih banyak lainnya. Secara Kemanusiaan : kecelakaan dapat menimbulkan penderitaan bagi korban maupun keluarga. K3 diharapkan melindungi pekerja dan masyarakat. K3 merupakan bagian dari HAM. Secara Ekonomi : K3 dilakukan agar mencegah kerugian materil serta untuk meningkatkan produktivitas. Secara Keilmuan : K3 meru

Sifat Dasar Beton Prategang

Menurut T.Y. Lin dan Burns (1982), Ada tiga kosep dasar yang dipakai untuk menganalisis sifat-sifat dasar dari beton prategang, yaitu: 1)  Sistem Prategang untuk Mengubah Beton Menjadi Bahan yang Elastis Merupakan buah pemikiran Eugene Freyssinet yang memvisualisasikan bahwa beton prategang pada dasarnya adalah beton yang ditransformasikan dari bahan yang getas menjadi bahan elastis dengan memberikan tekanan (desakan) terlebih dahulu (pratekan) pada bahan tersebut. Dari konsep ini lahirlah kriteria “tidak ada tegangan tarik” pada beton. Atas dasar pandangan ini beton divisualisasikan sebagai benda yang mengalami dua sistem pembebanan : gaya internal prategang dan beban eksternal, dengan tegangan tarik akibat gaya eksternal dilawan oleh tegangan tekan akibat gaya prategang. Begitu juga retak pada beton akibat beban eksternal dicegah atau diperlambat dengan pratekan yang dihasilkan oleh tendon. Sejauh tidak terjadi retak-retak, tegangan-tegangan, regangan-regangan, dan lendutan-lendutan

Beton Prategang

Definisi Beton Prategang Pengertian beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut: 1. Menurut PBI – 1971 Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan - tegangan internal dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan - tegangan akibat beton - beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan; 2. Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998 Beton prategang adalah beton bertulang yang dimana telah diberikan tegangan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja; 3. Menurut ACI Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal. Beton prategang merupakan struktur komposit dari material beton dan baja dengan mutu tinggi. Baja yang digunakan disebut tendon, yaitu beberapa baja yang dikelompokan dan membentuk kabel. Prinsip k