Base Course dan Sub Base Pada Perkerasan Jalan Skip to main content

Base Course dan Sub Base Pada Perkerasan Jalan

Basecourse  adalah material urug yang paling baik untuk pekerjaan pengurugan baik itu jalan maupun bangunan. Karena dihasilkan dari batuan alam/batu gunung yang dihancurkan oleh mesin pemecah Batu / stone crusher, umum nya Basecourse/Beskos Terdiri dari Agregat/Batu Split (Batu Agregate Type 1/2, 2/3, 3/5), Batu Screening( Batuan ukuran 5-10 m ), dan Abu Batu.
Gambar diatas adalah lapisan dalam konstruksi perkerasan tanpa mortar:
A. Subgrade
B. Subbase
C. Base course
D. Paver base as binder course
E. Pavers as wearing course
F. Fine-grained sand

Perbedaan Base Course dan Subbase Course
Dalam struktur perkerasan jalan dikenal beberapa lapisan, dua di antaranya adalah base course dan subbase course. Ini penjelasan lengkapnya terjadi dalam bentuk tabel di bawah:
a. Definisi
- Base course adalah lapisan perkerasan jalan yang disebut juga lapis pondasi atas, letaknya di antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan jalan.
- Subbase Course adalah lapisan perkerasan perkerasan jalan yang terletak di atas lapisan tanah dasar dan di bawah lapisan pondasi atas.

b. Fungsi
- Fungsi Base Course antara lain:
  • Mencegah penumpukan berat kendaraan yang melintas hanya pada suatu titik.
  • Sebagai bantalan perkerasan yang berguna untuk menahan gaya lintang dari beban-beban roda kendaraan dengan cara menyebarkan beban tersebut secara merata ke lapisan di bawahnya.
  • Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.
  • Bantalan terhadap lapisan permukaan jalan.
  • Peningkatan Efisiensi Penggunaan Material
- Fungsi Sub Base Course antara lain:
  • Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan jalan untuk meyebarkan beban roda ke tanah dasar.
  • Sebagai lapisan peresapan sehingga air tanah tidak berkumpul di lapisan pondasi atas.
  • Untuk mencegah naiknya partikel-partikel halus dari tanah dasar ke bagian lapisan pondasi atas.
  • Mengurangi ketebalan lapisan atas sehingga dapat menghemat budget atau biaya proyek.
  • Sebagai lapisan pertama agar memudahkan pekerjaan lapisan pondasi selanjutnya.
  • Sebagai pelindung tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan dan juga untuk menahan beban roda-roda alat berat ketika awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
c. Material
- Material Base Course antara lain:
  • Tanah campur semen atau stabilitas tanah dengan semen (soil cement base)
  • Aggregat kelas A (sistem podasi aggregat) dengan nilai CBR > 50 % dan plastisitas Index ( PI ) < 4 %
  • Kerikil dan batu pecah (Pondasi Macadam)
- Material Sub Base Course antara lain:
  • Batu belah dengan balas pasir (sistem telford)
  • Tanah campur semen (soil cement base)
  • Aggregat kelas B (sistem pondasi aggregat)
Syarat dan Jenis Bahan Material dari Lapisan Base Course
Sebagai lapis atas, base course memiliki standar khusus pada material bahan yang akan digunakan. Material batu yang digunakan berupa fraksi agregat kasar yang tertahan pada ayakan berukuran 4,75 mm. Agregat tersebut harus bersih dari campuran material lain, seperti lempung dan sebagainya.
Jangan gunakan agregat kasar yang telah dibasahi berulang kali dan yang kemudian dikeringkan. Karena hasil dari proses pembersihan agregat tersebut dapat memengaruhi kualitas perkerasan pada pembangunan jalan. Untuk gradasinya harus sesuai dengan standar dan ketentuan agar mendapatkan perkerasan jalan yang berkualitas.

Penjelasan

Agregat Base Course A

Agregat Base Course B

Agregat Base Course S

Ukuran Batu

0 – 50 Mm

Di atas 50 sampai 70 Mm

Di atas 70 sampai 100 Mm

Pemanfaatan

Pondasi Jalan Lapisan Atas

Pondasi Jalan, Lapisan Bawah/tengah

Pengguruggan Pondasi Tanpa Beban

Nama Lain

LPA (Lapisan Atas Aggregate A)

LPB (Lapisan Atas Aggregate B)

LPS (Aggregate C)

Jenis Batuan

Andesit

Andesit

Andesit, Tanah

Kadar Organik

Rendah, <10%

Menengah, di atas 10% dan kurang dari 20%

Menengah Tinggi, >20%

Fungsi

- Digunakan sebagai Base Course (Lapisan dibawah Aspal/Beton). CBR Min. 90%

Digunakan sebagai Base Course (Lapisan dibawah Aspal/Beton). CBR Min. 90%

Digunakan sebagai perkerasan bahu jalan. CBR Min. 50%


Base Course A
Base Course B
Base Course S

Selain pilihan diatas, terdapat CTB (Cement Treated Base) yang adalah campuran semen, agregat dan air yang digunakan sebagai lapis pondasi atas (setara dengan Base Course).
CTB (Cement Treated Base)

Pada pelaksanaan pekerjaan lapisan pondasi base course ini bahan yang digunakan dapat berasal dari satu atau dua kelas agregat. 
Sebagai contohnya:
Jika yang digunakan adalah base course LPA dan LPB, maka base course A bertindak sebagai batu pecah keras yang lolos dari saringan ukuran 37,5 mm. Sedangkan base course B yang berukuran berkisar 62,5 mm tersusun dalam wujud fraksi tunggal. Selain itu dibutuhkan juga agregat halus yang berasal dari pasir alami atau kerikil dengan ukuran berkisar 9,5 mm.

Syarat Penggunaan Base Course
Lapisan untuk perkerasan  jalan, khususnya dalam pengadaan batu basecourse sangat penting dalam memperhatikan kualitasnya. Dengan demikian, maka perkerasan bisa memenuhi syarat-syarat di bawah ini:
  • Memiliki ketebalan yang cukup guna memaksimalkan penyebaran beban dan muatan dari kendaraan yang melintas ke tanah dasar.
  • Perkerasan jalan kedap terhadap air yang membuat air tak akan meresap ke lapisan di bawahnya.
  • Permukaan jalan harus mengalirkan air dan tidak membuat air menggenang, utamanya air hujan yang ada harus segera dialirkan.
  • Perkerasan jalan harus mampu memikul beban yang bekerja tanpa menyebabkan deformasi yang menurunkan kualitas perkerasan jalan.
Tips Penggunaan Base Course
Base course biasanya dijadikan pilihan lapisan pondasi untuk proyek pekerjaan perkerasan jalan. Dalam pengerjaannya diperlukan pengawasan dari ahli. Berikut ini adalah tips pengerjaaan lapisan base course agar kualitas proyek dihasilkan sesuai dengan standar:
1. Jenis Batuan
Base course harus disusun dengan menggunakan agregat kasar untuk menghasilkan pondasi yang kuat dan berkualitas. Material tersebut akan memiliki sifat yang tahan lama dan keras.

2. Daya Tahan Batuan
Agregat harus memiliki ketahanan terhadap penurunan mutu. Penurunan kualitas dari bebatuan agregat tersebut dapat terjadi karena adanya proses kimiawi dan mekanis. Kedua faktor penyebab penurunan kualitas agregat tersebut dapat menyebabkan terjadinya perubahan gradasi dan agregat bisa hancur.

3. Alat untuk Penghamparan Base Course
Untuk kelancaran pekerjaan perkerasan jalan, berikut ini alat berat dan mesin yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan lapisan base course adalah:
  • Dump truck, yaitu digunakan sebagai alat angkut bahan dari lokasi awal ke tempat proyek berlangsung. Alat transportasi ini memiliki kapasitas 4 m3 yang berguna untuk mempercepat pemindahan bahan-bahan material perkerasan jalan.
  • Water Tank, yaitu alat yang digunakan sebagai pengankut air yang disiramkan ke lapisan pondasi untuk kemudian diapadatkan. Biasanya muatan dari water tank ini berkisar lima ton.
  • Motor Grader, yaitu digunakan untuk menghamparkan material agregat ke tanah/jalan secara merata.
  • Vibrator Compactor Roller, yaitu digunakan untuk memadatkan material yang telah mengalami penghamparan. 

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun