Struktur Baja (part 2) Komponen Struktur Baja Beserta Kegunaannya Skip to main content

Struktur Baja (part 2) Komponen Struktur Baja Beserta Kegunaannya


Struktur baja kini umum digunakan dalam konstruksi modern. Pasalnya, struktur baja lebih kaku jika dibandingkan dengan struktur beton atau kayu. Penggunaan struktur baja meliputi banyak bangunan, di antara jembatan, menara, terminal, dan pabrik industri 

Bahan utama untuk membuat struktur baja adalah besi dan karbon. Selain itu, terdapat pula mangan, logam campuran, dan beberapa zat kimia lainnya untuk menambah kekuatan dan ketahanannya.

Berikut, jenis-jenis komponen struktur baja yang harus diperhatikan untuk membuat struktur baja:

1. Angkur (Anchor)
Angkur (anchor bolt) adalah baut berbahan baja yang digunakan sebagai medium untuk memindahkan beban dari bagian struktur bangunan atau non struktur ke beton. Ketika digunakan, anchor bolt akan ditanamkan pada beton yang menjadi dasar konstruksi. Nantinya, bagian struktur bangunan atau non struktur akan dikaitkan pada kuncian dari baut berukuran besar ini. Setelah terkunci, beban akan berpindah ke bagian beton.

Komponen angkur terbuat dari bahan besi beton polos standar BJ 37 atau dari baja AS setara U40 (tergantung spesifikasi yang direncanakan). Ujung angkur dibuat drat (ulir) untuk pemasangan mur dengan proses sney, sementara ujung lainnya tekuk. Baut ini merupakan material yang difabrikasi secara khusus agar kuat memindahkan beban yang berat. Maka dari itu, dimensinya cenderung besar dan memiliki beragam ukuran, sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Gambar dibawah adalah contoh-contoh angkur yang umum gunakan untuk pekerjaan rangka baja.

Pemasangan anchor bolt mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Awalnya, pemasangan dilakukan dengan cara cast in place (dicor ke dalam beton saat beton masih basah). Sedangkan sekarang, anchor bolt dipasang dengan metode post installed (dipasang setelah beton mengeras) yang makin memudahkan dalam proses pengerjaan bangunan.

Keberadaan anchor bolt boleh dibilang vital dalam sebuah konstruksi. Apabila material dan perhitungan yang diaplikasikan tidak pas, maka beton bisa jebol (breakout concrete) karena tidak kuat menahan struktur bangunan. Ketika beton jebol, maka yang terjadi adalah terangkatnya bagian beton ke permukaan.

Jenis-jenis angkur

Di bagian sebelumnya kita sempat menyinggung dua jenis angkur berdasarkan cara pemasangannya. Yang pertama adalah cast in place dan yang kedua adalah post installed. Untuk mengetahui lebih spesifik seperti apa karakter, pengertian, dan penjelasan dari kedua jenis yang telah disebutkan, silakan simak penjelasan di bawah ini.

A. Cast in place
Baut jangkar jenis ini didesain untuk dapat merekat kuat ketika bertemu dengan cor-coran basah. Setelah diletakkan dengan presisi, maka bagian rongga beton tersebut mulai untuk dicor. Pengecoran yang dilakukan perlu menutupi separuh bagian dari baut jangkar yang telah diinstalasi. Ketika beton sudah kering, maka anchor bolt ini dapat mulai difungsikan.

Di pasaran, kamu dapat menemukan setidaknya empat jenis kepala baut jangkar cast in place. Jenis-jenis tersebut antara lain:
  • Headed bolt (kepala heksagonal atau segi enam)
  • L-bolt (baut L)
  • J-bolt (baut J)
  • Headed stud (stud-nya dilas pada bagian base plate)
Umumnya, konstruksi - konstruksi besar akan lebih banyak menggunakan baut jangkar kepala heksagonal sebagai materialnya. Hal ini dikarenakan kapasitas beban baut jenis itu lebih besar daripada baut L maupun baut J.

Penggunaan baut ini memang terbatas pada bangunan - bangunan baru saja. Akan tetapi, dapat dipakai juga untuk berbagai macam jenis konstruksi. Dari proyek yang skalanya kecil hingga skala besar. Dari dipasang pada base plate hingga diaplikasikan sebagai penggantung.

B. Post installed

Anchor bolt ini diinstalasikan pada material beton yang sudah mengeras (existing). Karena itu, baut jangkar jenis ini bisa dipakai pada proyek bangunan baru maupun bangunan lama. Ada lima jenis baut jangkar post installed yang bisa ditemukan di pasaran. Jenis-jenis tersebut antara lain:
  • Adhesive anchor
  • Undercut anchor
  • Expansion anchor
  • Angkur terkontrol puntir tipe stud
  • Self-drilling anchors
Baut jangkar jenis ini memang terbilang lebih mahal. Hal ini dikarenakan faktor fleksibilitas instalasinya dan keterbatasan produksi yang ada di pasaran.

Berdasarkan prinsip pemasangannya, post installed anchor terbagi menjadi dua jenis yakni mechanical anchor dan bonded anchor. 

(untuk penjelasan lebih lanjut tentang angkur, bisa klik di sini)

Perbandingan Mechanical dan Bonded Anchor

a. Mechanical anchor

Kelebihan
  1. Harganya lebih murah dibandingkan dengan bonded anchor.
  2. Tidak menimbulkan isu sensitif ketika penginstalasiannya buruk.
  3. Dapat langsung diberikan beban setelah dipasang.
  4. Pemasangannya lebih mudah, terutama jenis throughbolts dan sleeve anchor.
Kekurangan
  1. Prinsip ekspansi pada angkur jenis ini dapat mengurangi kerekatan antara baut dan beton. Kemungkinan beban yang bisa ditampung akan berkurang dari waktu ke waktu.
  2. Tidak cocok untuk diaplikasikan pada material-material seperti batu bata, batu atau conblock. Karena material-material tersebut mudah untuk hancur.


b. Bonded anchor

Kelebihan

  1. Lebih kuat karena direkatkan oleh bahan kimia yang diaplikasikan ke dalam lubang-lubang baut. Jadi, beban yang akan ditahan bisa lebih maksimal.
  2. Baik untuk diinstalasi pada material-material batu yang mudah hancur seperti bata, batu, atau conblock.
  3. Cocok untuk penahan beban temporer atau jangka pendek.

Kekurangan

  1. Harga lebih mahal dibanding dengan mechanical anchor.
  2. Banyak alat yang diperlukan untuk pemasangannya.
  3. Perlu kehati-hatian, teknik, dan detail ketika memasangnya.
  4. Butuh waktu untuk menunggu bahan kimia atau resin kering. Jadi, tidak bisa langsung diberikan beban.


2. Pelat Landas/Landasan (Base Plate)
Bagi kalangan pekerja konstruksi baja meyebut plat landas dengan istilah plendes. Komponen plat landas terbuat dari bahan baja plat berbentuk persegi, yang pada jarak yang telah tentukan kita buat beberapa lobang untuk pemasangan angkur. Fungsi plat landas berguna untuk landasan/dudukan rangka baja, agar bisa berdiri kokoh dan mampu menerima beban.


Deskripsi gambar plat landas dibuat lengkap agar bisa menjadi modul, guna memudahkan pemahaman tentang berapa tebal plat yang akan digunakan, ukuran diameter serta jarak antar lobang untuk angku

3. Pelat Lekat (Cleat Plate)
Plat lekat atau dalam istilah pekerja konstruksi baja kita sebut plekat, juga terbuat dari bahan baja plat. Komponen ini berfungsi sebagai bahan penyambung antara baja profil yang satu dengan yang lain, yang ikatkan dengan sejumlah mur baut.
Pada gambar terlihat modul komponen plat lekat untuk balok dan kuda-kuda yang menggunakan bahan baja profil IWF. Ukuran dan tebal plat lekat pada gambar telah sesuaikan dengan kebutuhan IWF yang akan kita sambung, demikian juga jumlah dan diameter lobang untuk baut.

Adapun metode penentuan tebal plat landas dan plat lekat pada gambar, adalah sebagai berikut:
Misal type PL.6 yang menggunakan plat baja T=8mm, yang mana plat ini digunakan sebagai plat sambung pada profil IWF 150x75x5x7 MM. Angka 7mm adalah tebal sayap (Flends) profil pada IWF 150x75x5x7, maka cara menentukan tebal Plat landas dan Plat lekat ≥ Tebal flens. Karena tebal flens adalah 7mm, maka tebal plat landas type PL.6 dibuat lebih besar, yaitu mengunakan plat baja T=8 mm.


4. Dudukan/Sepatu Gording (Purlin’s Footer)
Ada 2 bahan yang umum gunakan untuk membuat dudukan gording, yakni terbuat dari baja profil siku dan plat baja.
Gambar ini terdiri dari modul komponen dudukan gording, lengkap dengan ukuran diameter dan jumlah baut. Penggunaan komponen ini perlu menyesuaikan ukuran gording yang dipakai, perhatihan deskripsi pada gambar tersebut. Misal dudukan gording type PG.12, yang berarti komponen ini digunakan khusus pada gording dari baja profil CNP 125x50x20x2,3mm.
5. Rib (Stiffeners)
Rib atau pelat rib adalah tambahan komponen rangka baja yang terbuat dari baja plat dan berguna sebagai pengaku. Perhatikan gambar komponen plat lekat atas, komponen plat rib terpasang pada profil IWF.

Cara menentukan tebal plat rib adalah sebagai berikut:
Misal type PL.3 tertera deskripsi plat rib (Stiffners) adalah T=7mm, yang mana plat rib ini digunakan untuk profil IWF 300x150x6,5×9 MM. Angka 6,5mm adalah tebal badan (Web) profil pada IWF 300x150x6,5×9, maka cara menentukan tebal Plat rib  ≥ Tebal web.

6. Mur Dan Baut
Mur dan baut yang umum gunakan untuk pemasangan konstruksi baja terdiri 2 macam, yaitu:
Baut HTB (High Tention Bolt), dengan ketentuan 8.8 DIN atau A-325.
Baut biasa (Hitam), dengan standar BJ 37 atau ASTM A 36.

7. Kawat Las
Kawat las merupakan komponen rangka baja yang berguna untuk membuat sambungan. Jenis kawat las yang dipakai umumnya E7016 / E7018, yang mana sebelum melakukan pengelasan terlebih dahulu menyesuaikan jenis kawat las dan jenis bahan yang akan las.  Semakin tebal baja yang akan disambung, maka diameter kawat las yang kita pakai juga semakin besar. Umumnya ada beberapa ukuran diameter kawat las, antaranya: Ø2,5 MM; Ø2,6MM; Ø3,2 MM dan Ø4,5 MM yang berasal dari bermacam-macam merek.
(penjelasan tentang kawat las dapat dilihat di sini - part 1 - part 2)

8. Cat
Komponen cat pada pekerjaan rangka baja juga sangat penting, sebab tanpa ada cat maka rangka baja akan cepat mengalami korosi dan tidak memiliki tampilan yang menarik. Secara umum pengecatan struktur rangka baja terbagi dalam 2 tahap, yakni :
  • Cat dasar (Primer Coating), berfungsi sebagai lapisan anti karat
  • Cat akhir (Finishing coating), untuk menampilkan estetika pada rangka baja.

9. Profil Baja
Profil dari baja adalah yang menentukan kekuatan dari struktur baja itu sendiri.
(untuk penjelasan macam - macam profil baja, dapat dilihat di sini)

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun