Perbaikan Beton Skip to main content

Perbaikan Beton

Lanjutan dari Metode Pengecoran dan Pemadatan Beton

Retak / Crack
Untuk Jenis Retak Balok Beton
Suatu kondisi dimana keadaan monolit dari suatu  struktur/penampang beton tidak monolit lagi
Mekanisme Terjadinya Retak:
a. Berdasarkan kapasitas kekuatan tarik
b. Berdasarkan kapasitas regangan tarik

Tiga tipe utama retak intrinsik:
a. Retak akibat early thermal contraction
b. Retak akibat long term drying shrinkage
c. Retak plastic

Jenis dan Tipe Retak

Retak Akibat Early Thermal Contraction
Timbul karena adanya perbedaan temperatur yang cukup besar antara dua sisi penampang beton. Terjadi 1 hari s/d 2-3 minggu setelah selesai pengecoran dan pemadatan Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kenaikan temperature beton:
• Temperatur awal material
• Temperatur udara sekitar
• Dimensi potongan (penampang)
• Curing / perawatan
• Waktu pelepasan bekisting
• Bahan / jenis bekisting
• Admixture
• Kadar semen
• Tipe semen

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Early Thermal Contraction Crack:
• Type agregat
• Penulangan
• Terdapatnya konsentrasi tegangan yang tinggi
• Tinggi pada penampang
• Ada tidaknya movement joint untuk mengakomodasi external restraints
• Perbedaan temperatur antara penampang luar beton dengan bagian dalamnya

Retak Akibat Long Term Drying Shrinkage
Timbul karena penyusutan volume penampang akibat hilangnya air campuran, baik secara kimia maupun fisika pada proses pengerasan beton. Terjadi setelah beberapa minggu s/d beberapa bulan setelah pengecoran
Cara Mengurangi efek drying shrinkage:
• Mengurangi kadar air campuran
• Menerapkan curing
• Menghilangkan external restraints sedapat mungkin dengan menyediakan movement joint

Struktur Beton Yang Retak Dapat Dikategorikan Gagal Bila :
• Secara estetika tidak dapat diterima
• Struktur menjadi tidak kedap air
• Berpengaruh terhadap keawetan struktur
• Berpengaruh terhadap kekuatan struktur

Batasan Lebar Retak (ACI 224R-19)
Batasan Retak:
Sesuai CP 110, lebar retak maksimum 0,3 mm (segi estetika)
Sesuai BS 537, lebar retak dibatasi (segi kekedapan air):
• 0,1 mm untuk lokasi basah dan kering silih berganti
• 0,2 mm untuk lokasi lain

Kontribusi retak terhadap durability beton
Memungkinkan bahan/unsur berbahaya memasuki bagian dalam beton sehingga terjadi reaksi yang merugikan

Lebar retak < 0,2 mm akan menjadi kedap air, kecuali :
• Tekanan air yang tinggi
• pH airnya terlalu rendah
• Retaknya terlalu dalam dan tembus
• Bila retakannya masih bertambah besar

Kontribusi retak terhadap kekuatan struktur:
• Berkurangnya penampang beton yang masih mampu menahan beban
• Berkurangnya daya lekat / lekatan antara beton dan tulangan (dalam kasus plastic settlement crack)
• Berkurangnya kemampuan struktur beton secara keseluruhan akibat reaksi berantai dari perlemahan beton dan tulangan

Retak Plastis
Adalah retak yang terjadi pada beton saat beton itu masih dalam proses pengikatan (plastis) dan terjadi karena fenomena bleeding yang berbeda. Terjadi setelah 1-8 jam setelah selesai pengecoran dan pemadatan.
Jenis retak plastis:
1. Plastic settlement crack (terjadi pada potongan yg tebal & dalam)
2. Plastic shrinkage crack. (terjadi pada permukaan slab/lantai)

Bleeding
Naiknya air campuran beton ke permukaan saat dan segera setelah selesai pemadatan.
Faktor yang berpengaruh terhadap bleeding:
• Kadar udara campuran
• Kandungan material halus
• Rate of evaporation
• Kadar air campuran
• Penggunaan retarder
• Temperatur
• Ketebalan potongan


Plastic Settlement Crack
Terjadi karena adanya perbedaan tahanan penurunan material beton antara posisi yang bebas (unrestraint) dengan posisi yang tertahan (restraint) yang didukung oleh tingkat bleeding dan settlement yang relatif tinggi.
Contoh Plastic Setlement Crack

Mengurangi tingkat bleeding dan settlement:
• mengurangi kadar air campuran/memperkecil slump
• menambah additive :
        o AEA
        o Plasticizer
Mengurangi efek restraint:
• Mempertebal cover
• Memperkecil ukuran tulangan

Pencegahan terjadinya Plastic Settlement Crack:
• mengurangi tingkat bleeding dan settlement
• mengurangi efek restraint
• menerapkan teknik “ re-vibration”

Re-vibration:
Melaksanakan pemadatan ulang dengan cara vibrasi/penggetaran segera setelah beton membentuk dan masih dalam tahap setting time awal

Plastic Shrinkage Crack
Timbul karena adanya penyusutan volume pada permukaan beton yang masih plastis akibat tingginya tingkat penguapan yang melebihi porsi bleeding, terjadi beberapa jam s/d 1 hari setelah selesai pengecoran dan pemadatan

Tensile Strain Capacity and Shrinkage Strain

Contoh Plastic Shrinkage Crack

Perbaikan Cacat Beton
Dibawah ini diuraikan cara perbaikan cacat beton untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi, karena proses pembetonan yang dilakukan bergantung pada banyak faktor, seperti: kecakapan pekerja dan hal-hal yang belum diperhitungkan sebelumnya. Jenis cacat dan penangaanya antara lain:
a. Plinth antar sambungan
b. Bunting akibat bekisting berubah bentuk
c. Keropos
d. Pecah kecil
e. Pecah besar
f. Udara terperangkap besar
g. Tali air/Udara terperangkap kecil
h. Retak rambut
i. Retak besar dan dalam

Plinth Antar Sambungan
• Gerinda bagian yang mengalami plint sampai rata
• Bagian yang digerinda dibersihkan dengan sikat kawat dan kuas
• Buat mortar dengan campuran semen biasa dan semen putih sesuai dengan perbandingan tertentu.
• Dilakukan acian pada bagian yang akan di-repair sampai rata
• Setelah agak kering lalu dipoles dengan busa

Bunting Akibat Bekisting Berubah Bentuk
• Permukaan yang bunting dihilangkan dengan gerinda dan agak cekung
• kedalam, kurang lebih 0.30 cm
• Dibersihkan sampai kering lalu dipoles dengan Sikadur 741
• Dikeringkan dan digerinda akhir sampai rata
• Dilakukan polesan dengan acian pewarnaan untuk mendapatkan warna yang seragam.
• Setelah agak kering lalu dipoles dengan busa

Keropos
• Dibobok bagian yang keropos sampai bersih (sampai ketemu beton
• yang keras)
• Dibersihkan dengan sikat dan disiram
• Pasang bekisting dengan bentuk yang dikehendaki, lalu dicor dengan
• Sikagrout 215
• Dikeringkan dan digerinda supaya rata
• Dipoles dengan acian pewarnaan
• Setelah agak kering lalu dipoles dengan busa

Pecah Kecil (lebih dari 5cm dalamnya)
• Dibersihkan dengan sikat dan disiram
• Dipoles dengan Sikadur 741
• Dilakukan acian dengan mortar sesuai komposisi
• Dikeringkan dan digerinda akhir agar rata
• Dipoles dengan acian pewarnaan.
• Setelah agak kering lalu dipoles dengan busa

Pecah Besar (lebih dari 5cm dalamnya)
• Dibersihkan dengan sikat dan disiram
• Dipasang stek kecil dengan dibor atau di-dynabolt
• Dipasang bekisting sesuai bentuknya dan dicor dengan grouting
• Dikeringkan dan digerinda akhir supaya rata
• Dipoles dengan acian pewarnaan
• Setelah agak kering lalu dipoles dengan busa

Lubang Besar Akibat Udara Terperangkap
• Dilakukan penyikatan supaya permukaan kasar
• Dibersihkan menggunakan kuas dan disiram lalu dikeringkan
• Diolesi dengan Lem Cebond
• Dipoles dengan Sikadur 741
• Dikeringkan lalu dipoles dengan acian pewarnaan
• Setelah agak kering lalu dipoles dengan busa/kertas semen

Tali Air/Lubang Kecil Akibat Udara Terperangkap
• Permukaan yang cacat disikat dan dibersihkan
• Disiram air untuk menghilangkan debunya
• Buat acian pewarnaan
• Dilakukan polesan untuk mendapatkan warna yang seragam
• Setelah agak kering lalu dipoles dengan busa

Retak Rambut < 0.5mm
• Permukaan yang retak dibersihkan
• Disiram dengan air untuk menghilangkan debunya
• Buat acian pewarnaan
• Dilakukan polesan untuk mendapatkan warna yang seragam
• Setelah agak kering lalu dipoles dengan busa

Retak Besar dan Dalam (lebar lebih dari 0.5mm dan dalam lebih dari 1cm)
• Bagian yang retak digerinda sedalam 5-10 mm dengan lebar 5 cm
• Bersihkan bagian tersebut hingga betul-betul bersih
• Pasang plat dan pipa aluminium pada ujung retak dan direkatkan dengan Sikadur 731
• Patching bagian yang retak dan sudah digerinda dengan Sikadur 741
• Tunggu sampai Sikadur 731 dan Sikadur 741 kering/kuat
• Buat campuran Sikadur 752AB sesuai dengan spesifikasi/dosis
• Masukkan kedalam injection pump dan dilakukan injeksi pada bagian yang retak
• Setelah kering digerinda dan di-finishing dengan acian pewarnaan
• Dilakukan polesan untuk mendapatkan warna yang seragam
• Setelah agak kering, dipoles dengan busa

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj...

Base Course dan Sub Base Pada Perkerasan Jalan

Basecourse  adalah material urug yang paling baik untuk pekerjaan pengurugan baik itu jalan maupun bangunan. Karena dihasilkan dari batuan alam/batu gunung yang dihancurkan oleh mesin pemecah Batu / stone crusher, umum nya Basecourse/Beskos Terdiri dari Agregat/Batu Split (Batu Agregate Type 1/2, 2/3, 3/5), Batu Screening( Batuan ukuran 5-10 m ), dan Abu Batu. Gambar diatas adalah lapisan dalam konstruksi perkerasan tanpa mortar: A. Subgrade B. Subbase C. Base course D. Paver base as binder course E. Pavers as wearing course F. Fine-grained sand Perbedaan Base Course dan Subbase Course Dalam struktur perkerasan jalan dikenal beberapa lapisan, dua di antaranya adalah base course dan subbase course. Ini penjelasan lengkapnya terjadi dalam bentuk tabel di bawah: a. Definisi - Base course adalah lapisan perkerasan jalan yang disebut juga lapis pondasi atas, letaknya di antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan jalan. - Subbase Course adalah lapisan perkerasan perkerasan jalan ya...

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk p...

Struktur Rangka Bracing (Braced Frame Structure)

(lanjutan dari Sistem Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi) Rangka bracing adalah sistem struktur yang mencegah goyangan samping yang berlebihan akibat pengaruh beban lateral dengan memberikan elemen struktur baja diagonal (untuk struktur baja) atau dinding/inti geser (untuk struktur beton bertulang). Oleh karena itu, rangka bresing adalah solusi struktural yang efektif untuk menahan beban lateral akibat angin atau gempa pada bangunan dan struktur teknik sipil. Akibatnya, didapatkan stabilitas lateral yang dibutuhkan dalam struktur. Komponen struktur penstabil dalam rangka bresing biasanya terbuat dari baja struktural, yang dapat sangat efektif dalam menahan gaya tarik dan tekan. Sebagian besar rangka bresing bertingkat dirancang sebagai 'konstruksi sederhana', dengan sambungan pin nominal antara balok dan kolom. Ketahanan gaya horizontal bangunan dalam konstruksi sederhana disediakan oleh sistem bresing atau inti dalam analisis global. Akibatnya, balok dirancang untuk ditumpu s...

Proses Evaluasi dan Pengendalian Mutu Beton

Lanjutan dari Metode Pengecoran dan Pemadatan Beton Tujuan dan Variabilitas dari Proses Evaluasi dan Pengendalian Mutu Beton Tujuan dari proses evaluasi dan pengendalian mutu beton adalah untuk mengontrol tingkat kekuatan & variabilitas mutu beton yang dihasilkan dari suatu produksi beton dalam periode tertentu secara rutin Variabilitas dalam proses evaluasi dan pengendalian mutu beton adalah suatu besaran yang menyatakan rata-rata penyimpangan mutu beton dari sejumlah benda uji (data test) dibandingkan dengan rata-rata mutu beton yang bisa dicapai dan dinyatakan sebagai DEVIASI. Hal-hal yang menyebabkan deviasi adalah perbedaan-perbedaan pada hal-hal berikut : • Karakteristik masing-masing bahan dasar • Praktek penimbangan, proporsi campuran, pembuatan benda uji, peralatan pengadukan, pengadukan, pengangkutan, penuangan, dan perawatan • Pembuatan, pengujian, dan perlakuan terhadap benda uji Deviasi tinggi menunjukkan kurangnya tingkat pengendalian kuali...

Struktur Baja (part 2) Komponen Struktur Baja Beserta Kegunaannya

Struktur baja kini umum digunakan dalam konstruksi modern. Pasalnya, struktur baja lebih kaku jika dibandingkan dengan struktur beton atau kayu. Penggunaan struktur baja meliputi banyak bangunan, di antara jembatan, menara, terminal, dan pabrik industri  Bahan utama untuk membuat struktur baja adalah besi dan karbon. Selain itu, terdapat pula mangan, logam campuran, dan beberapa zat kimia lainnya untuk menambah kekuatan dan ketahanannya. Berikut, jenis-jenis komponen struktur baja yang harus diperhatikan untuk membuat struktur baja: 1. Angkur (Anchor) Angkur (anchor bolt) adalah baut berbahan baja yang digunakan sebagai medium untuk memindahkan beban dari bagian struktur bangunan atau non struktur ke beton. Ketika digunakan, anchor bolt akan ditanamkan pada beton yang menjadi dasar konstruksi. Nantinya, bagian struktur bangunan atau non struktur akan dikaitkan pada kuncian dari baut berukuran besar ini. Setelah terkunci, beban akan berpindah ke bagian beton. Komponen angkur terbuat...

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang me...