Metode
Pelaksanaan Konstruksi
Aspek teknologi sangat berperan dalam
suatu proyek konstruksi. Umunya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam
metode-metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat,
praktis, cepat, dan aman sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada
suatu proyek konstruksi. Sehingga, target waktu, biaya dan mutu (BMW)
sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
adakalanya juga diperlukan suatu metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan
dilapangan. Khususnya pada saat menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan
oleh kondisi lapangan yang saat menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan
oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu,
penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, Akan
sangat membantu dalam menyelesaikan proyek konstruksi bersangkutan.
Penerapan metode pelaksanaan konstruksi
selain terkait erat dengan kondisi lapangan dimana suatu proyek konstruksi
dikerjakan, juga tergantung jenis proyek yang dikerjakan. Metode pelaksanaan
untuk pembangunan gedung berbeda dengan metode pekerjaan bangunan irigasi,
bangunan pembangkit listrik, konstruksi dermaga maupun konstruksi jalan dan
jembatan. Namun demikian, pelaksanaan semua jenis proyek konstruksi tersebut
umumnya dimulai dengan pelaksanaan pekerjaan persiapan.
Metode Pelaksanaan Persiapan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok
suatu proyek konstruksi, pekerjaan yang pertama harus dilakukan adalah
pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan ini, baik untuk proyek-proyek
pembangunan gedung bertingkat, proyek pembangunan airport, jembatan, jalan, pelabuhan, dermaga maupun proyek lainnya,
secara umum tidak banyak berbeda. Besar kecilnya, mudah atau sulitnya
tergantung pada masing-masing proyek yang Akan dikerjakan.
Pekerjaan persiapan harus direncanakan
sebelum masa pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Bahkan, pekerjaan ini harus
sudah disiapkan pada saat tender dan dijadikan bagian dari penawaran tender
proyek bersangkutan. Perencanaannya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup segala
pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek tersebut.
Adapun pekerjaan persiapan yang harus dilakukan
dalam pelaksanaan proyek konstruksi, antara lain:
· Perencanaan
Site Plan
· Perhitungan
Kebutuhan Sumber Daya
· Pembuatan
Shop Drawing
· Pengadaan
Material untuk pekerjaan persiapan
· Mobilisasi
Peralatan
· Pelaksanaan di Lapangan
1. Perencanaan Site Plan
1. Perencanaan Site Plan
Yang termasuk dalam perencanaan Site Plan, pada prinsipnya adalah
perencanaan tata letak atau lay out
dari fasilitas-fasilitas yang diperlukan selama pelaksanaan proyek.
Fasilitas-fasilitas proyek yang dimaksut antara lain:
·
Kantor Proyek/Direksi Keet
·
Gudang Material dan Peralatan
·
Base
Camp
staf proyek dan Barak Pekerja
·
Los Kerja Besi dan Kayu
·
Pos Jaga dan Pagar Kerja
·
Jalan Kerja
·
Penempatan Alat Berat, Tower Crane, Lift Bahan
·
Lokasi Pembuatan Komponen Precast
Dalam membuat lay out untuk pekerjaan persiapan ini, perlu diperhitungkan secara
cermat penempatan masing-masing fasilitas dan saran yang diperlukan untuk
pelaksanaan proyek. Dengan memperhatikan kondisi lapangan yang ada dan
disesuaikan dengan desain lay out
proyek yang akan dikerjakan, penempatan fasilitas dan saran proyek nantiknya
akan dapat berfungsi secara optimal sesuai perencanaan. Namun demikian, yang
tetap harus dipertimbakan adalah bahwa seseluruh fasilitas dan saran proyek
yang dibangun untuk pekerjaan presiapan tersebut adalah bersifat sementara dan
nantunya Akan dibongkar setelah pelaksanaan proyek selesai.
Hal-hal yang
diperharikan dalam perencanaan lay out
fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan suatu proyek antara
lain:
·
Menempatkan semua fasilitas proyek diluar
dari bagian denah proyek yang dikerjakan sedemikian rupa agar tidak mengganggu
pelaksanaan proyek.
·
Menempatkan material bangunan, seperti: besi
beton, kayu, panel beton dan lainnya, harus dipisahkan sesuai dengan jenis dan
ukurannya, sehingga memudahkan penyimpanan dan pengambilannya.
·
Menempatkan material-materiall yang harus
terlindung dari cuaca, sperti: semen maupun material finishing lainnya dalam gudang tertutup.
·
Menempatkan alat-alat berat seperti tower
crane pada posisi yang strategis agar dapat menjangkau seluruh areal kerja yang
diperlukan.
·
Merencanakan jalur jalan kerja dan arus lalu
lintasnya secara benar agar tidak menimbukan stagnasi lalu lintas, baik lalu
lintas material maupun manucer alat-alat berat.
·
Menempatkan los kerja tidak jauh dari
pnumpukan material.
·
Menempatkan pos jaga yang tepat sehingga
memudahkan mengawasi seluruh kegiatan proyek.
·
Merencanakan pagar proyek yang rapi dan
memperhitungkan estetika, namun tetap efisien.
·
Menempatkan barak pekerja dan base camp staf proyek yang tidak jauh
dari lokasi proyek.
Sebagai gambaran, berikut adalah contoh
perencanaan lay out fasilitas dan
sarana untuk pekerjaan persiapan Proyek Bangunan Gedung.
Secara detail, perencanaan konstruksi bangunan
fasilitas dan saran untuk pekerjaan persiapan suatu proyek adalah sebagai
berikut.
1a. Kantor Proyek / Direksi Keet
Kantor Proyek/Direksi Keet dibangun
sebagai tempat bekerja bagi para staf baik staf dari kontraktor, Pengawas
maupun Pemilik Proyek di lapangan, yang dilengkapi dengan ruang-ruang kerja
staf, ruang rapat, ruang pimpinan, mushola, dan toilet. Besar kecilnya Kantor
proyek ini tergantung pada jenis proyek maupun jumlah staf yang bekerja.
Seluruh fasilitas dan saran yang
dibangun untuk pekerjaan persiapan ini adalah sementara. Oleh karena itu design
Kantor Proyek/Direksi Keet tersebut, juga dibuat tidak permanen. Namun
demikian, tetap harus mengutamakan kenyamanan dan persyaratan sebagai tempat
kerja. Karena sifatnya tidak permanen, maka desain bangunan Kantor ini sebisa
mungkin dibangun dengan biaya konstruksi yang semurah mungkin. Salah satu Cara,
adalah dengan membuat konstruksi bangunan Kantor yang bisa digunakan berulang
kali (sistem rakitan) untuk berbagai proyek sebagaimana yang dilakukan oleh
PT.SWA (menggunakan container).
Konstruksinya yang terdiri dari rangka
baja untuk struktur atasnya, dilapisi dinding double triplex atau playwood.
Penutup atapnya terbuat dari bahan seng atau asbes, sedangkan plafondnya
menggunakan bahan materual plywood.
Lantai bangunan yang tidak bertingkat menggunakan flashing keramik, sedangkan yang bertingkat, lantai atasnya menggunakan
plywood setebal 20 mm.
Komponen bangunan yang dapat dipakai
berulang kali, adalah struktur rangka, panel dinding, penutup atap dan panel
lantai atas. Berdaasarkan pengalaman PT SWA, komponen-komponen tersebut dapat
dipakai hingga dua sampai tiga kali sedangkan komponen struktur baja dapat
digunakan berkali-kali (tidak terbatas).
Dalam penerapan konstruksi bangunan
sistem rakitan tersebut, yang perlu direncanakan adalah gudang penyimpanan dan
perawatan yang baik, antara lain dengan melakukan pengecatan secara berkala
agar komponen-komponen baja tidak cepat berkarat.
Dengan mengembangkan sistem pembangunan
Kantor seperti ini, kendati pada tahap awal diperlukan biaya investasi yang
cukup besar, terutama untuk komponen rangka baja, namun dengan penggunaan yang
dapat dipakai berulang kali dengan sistem rakitan, secara kalkulasi akan
menekan biaya konstruksi dan waktu pelaksanaan juga menjadi lebih cepat.
1b. Gudang Material dan Peralatan
Bahan-bahan yang harus terlindungi dari
pengaruh cuaca, seperti semen dan material finishing
lainnya harus disimpan dalam tempat tertutup. Untuk itu diperlukan tempat
penyimpanan yang disebut gudang. Sebagai tempat penyimpanan material, gudang
harus memenuhi berbagai persyaratan. Kondisinya harus dijaga agar tetap kering
dan tidak lembab. Karena kondisi gudang sangat mempengaruhi kualitas bahan yang
disimpan. Penyimpanan material seperti semen, harus diatur sedemikian rupa.
Sehingga material yang datang dulu, dapat diambil dan digunakan lebih awal.
Sementara itu, gudang peralatan
berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat ringan, sperti: vibrator untuk
pemadatan beton, mesin genset portable, alat-alat pengukuran (theodolit),
alat-alat untuk pekerjaan finishing (mesin
potong keramik, mesin bor), serta sebagai komponen peralatan lainnya.
Konstruksi gudang penyimpanan material
dan peralatan dibangun seperti bangunan Kantor proyek. Yakni, dirancang dengan
sistem rakitan sehingga dapat digunakan berulang kali. Hanya saja, untuk
bangunan gedung lantaunya tidak menggunakan keramik, tetapi hanya difinishing dengan semen.
1c. Base Camp Staff dan Barak Pekerja
Untuk proyek-proyek yang berlokasi di luar Kota, biasanya
pelaksanaan Proyek menyediakan base camo sebagai temoat tinggal staf proyek dan
barak pekerja untuk tenaga kerja proyek. Base
camp staf proyek dibuat terpisah dengan barak pekerja. Masing-masing dilengkapi
dengan fasilitas tambahan, seperti televisi maupun fasilitas olah raga.
Fasilitas ini, ditujukan untuk memberikan kesempatan refresing bagi staf,
karena jauh dari pusat Kota.
Konstruksi bangunan base camp dan barak ini, dapat
menggunakan sistem rakitan. Kecuali, untuk daerah basah, seperti kamar mandi
dan toilet. Untuk dapur, dindingnya dibuat dengan pasangan bata (tembok).
1d. Los Kerja Besi dan Kayu
Fasilitas ini dibangun untuk pekerjaan
besi dan kayu Los kerja besi merupakan tempat untuk pemotongan maupun
pembengkokan besi beton sesuai gambar kerja (Shop Drawing) yang ada. Sementara itu, los kerja kayu, digunakan
sebagai tempat pembuatan bekisting dan pekerjaan kayu lainnya. Bangunan untuk
fasilitas ini biasanya dibuat tanpa dinding (los) dan diberi penutup atap, agar
para pekerja dapat bekerja dengan nyaman.
1e. Pagar Proyek
Pembuatan pagar proyek dalam suatu
pelaksanaan proyek konstruksi merupakan suatu keharusan. Hal tersebut, untuk
menjamin keaanan kerja dalam lingkungan proyek. Karena fungsinya sebagai
pengaman, maka pagar harus dibuat kokoh agar tidak mudah roboh.
Di samping itu, untuk keserasian denga
lingkungan sekitarnya, maka pagar proyek harus rapi, bersih dan estetis. Untuk
itu pagar proyek harus dicat dan diberi dekorasi secukupnya, sehingga terlihat
lebih asri.
Konstruksi pagar proyek, biasanya dibuat
dengan menggunakan dinding seng dan didukung oleh tiang-tiang besi atau kayu
dan diikat dengan baut pengikat pada jarak tertentu. Sehingza konstruksinya
kuat sebagai pengaman proyek yang sedang dikerjakan.
1f. Jalan Kerja
Jalan kerja di dalam
lingkungan proyek, dibuat untuk jalur lalu lintas kendaraan proyek, baik untuk
truk material, truk mixeer maupun untuk mobilitas alat-alat berat, seperti:
Tower Crane, lift barang dan alinnya.
Membuat jalan kerja ini,
harus diperhitungkan dengan matang arus keluar masuk kendaraan. Arus kendaraan
harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimulkan stagnasi dan kemacetan
di lingkungan proyek, yang berakibat dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan
proyek.
Konstruksi jalan kerja ini,
kendati sifatnya sementara, namun harus tetap memperhitungkan beban lalu lintas
yang Akan melewatinya. Oleh karena itu, jalan kerja ini biasanya dibuat dengan
perkerasan, baik menggunakan sirtu maupun aspal. Terutama, jika kondisi tanah
di lokasi proyek cukup labil dan tidak cukup kuat untuk menahan beban lalu
lintas proyek.
Untuk proyek-proyek
konstruksi sipil seperti proyek irigasi, bendungan, dan lain-lain, pembuatan
jalan kerja ini memerlukan perhatian yang khusus. Karena pada proyek-proyek
tersebut, transportasi material cukup dominan. Apabila pembuatan jalan kerja
tidak memadai, hal ini bisa menjadi salah satu faktor penyebab terlambatnya
penyelesaian proyek yang bisa mengakibatkan kerugian bagi kontraktor.
1g. Penemapatan Alat Berat, Tower Crane dan
Lift Bahan
Pada proyek-proyek konstruksi gedung
bertingkat tingg (high rest building)
untuk gedung bertingkat rendah dengan denah yang luas, diperlukan alat-alat
berat untuk transportasi masterial, terutama untuk arah vertikal. Untuk sistem
transportasi vertikal ini, tower crane dan lift bahan, merupakan alat
transportasi yang paling banyak digunakan.
Tower crane diperlukan terutama sebagai
pengangkut vertikal bahan-bahan untuk pekerjaan struktur, seperti besi beton,
bekisting, beton cor dan material lainnya. Penempatan tower crane, harus
direncanakan bisa menjangkau seluruh areal proyek konstruksi bangunan yang Akan
dikerjakan dengan manuver yang aman tanpa terhalang. Penggunaan tower crane
tersebut, juga harus memperhitungkan beban maksimal yang mampu diangkatnya.
Konstruksi tower crane yang perlu
direncanakan dengan cermat adalah pondasi dan penempatan bracing sebagai
pengaku pada saat bangunan telah mencapai ketinggian tertentu. Pondasi tower
crane berupa pondasi beton plat setempat dan ditinggal setelah pekerjaan
konstruksi selesai dikerjakan. Sedangkan bracing, menggunakan profil baja yang
diangkurkan ke struktur bangunan yang sudah jadi.
Sementara itu, lift bahan, merupakan
alat transportasi vertikal untuk pengangkutan material pekerjaan finishing
maupun tenga kerja proyek. Konstruksi lift bahan ini, dibuat seperti pada tower
crane yang meliputi pondasi struktur rangka untuk rail lift, diperkuat dengan
bracing yang diangkur ke struktur bangunan yang sudah jadi.
1h. Pembuatan Komponen Precast
Salah satu metode untuk mempercepat
pekerjaan proyek konstruksigedung bertingkat adalah dengan menggunakan metode
precast, terutama untuk pekerjaan struktur. Pembuatan panel precast untuk
lantai beton, dinding parapet, balok struktur maupun kolom-kolom beton, sudah
bisa dikerjakan dengan metode ini.
Untuk memproduksi komponen-komponen
precast diperlukan areal yang luas. Apabila lokasi proyek cukup luas pembuatan
komponen precast dapat dilakukan di dalam lokasi proyek. Namun jika areal
lokasi proyek tidak memungkinkan, maka pembuatan komponen precast harus
dikerjakan di luar proyek. Hal ini perlu diperhitungkan jika pengerjaan precast
dilakukan di luar proyek adalah harus tersedia lokasi untuk penampungan komponen
yang sudah jadi dan siap untuk dipasang.
2. Perhitungan Kebutuhan Sumber Daya
Dalam
pekerjaan persiapan pelaksanaan proyek konstruksi perlu dilakukan perhitungan
kebutuhan Sumber Daya Proyek. Yang dimaksud dengan Sumber Daya Proyek adalah mengangkut
kebutuhan Listrik Proyek dan Air Kerja
2.a Kebutuhan Listrik Kerja
Kebutuhan
tenaga listrik yang dimaksud, adalah jumlah daya yang diperlukan oleh
Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi selama pelaksanaan proyek.
Kebutuhan tenaga listrik ini, di luar daya listrik untuk proyek bangunan gedung
itu sendiri, merupakan tanggungan pihak kontraktor.
Sumber
daya listrik, biasanya diperoleh dari PLN maupun penyediaan genset sendiri,
tergantung penggunaannya. Daya listrik yang diperlukan oleh proyek, meliputi:
·
Penerangan
·
Air Condition (AC)
·
Peralatan Kerja, seperti: Tower Crane, Lift
Bahan, Mesin Potong Keramik,
·
Bor, Bar Bender, Bar Cutter, Pompa Air, dan
lainnya.
·
Peralatan Kantor, seperti: komputer, Plotter,
Mesin fotokopi, dan lainlain.
Jumlah
daya listrik yang diperlukan, harus memenuhi berbagai keperluan tersebut.
Sedangkan besar kecilnya daya listrik yang diperlukan tergantung pada besar
kecilnya fasilitas kerja yang dibutuhkan untuk bangunan kantor maupun sarana
pendukung lainnya.
2b. Kebutuhan Air Kerja
Kebutuhan
Air Kerja untuk keperluan proyek bisa diperoleh dari sumur atau PAM (Perusahaan
Air Minum). Air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan sebagai
berikut:
·
Toilet di Kantor Proyek
·
Base Camp Staf
·
Barak Pekerja
·
Pencucian Kendaraan Proyek, Dump Truck,
Concrete Mixer, dan lainnya.
·
Perawatan Beton (Concrete Curing), termasuk
Testing Beton
·
Batching Plant untuk Pembuatan Mortar (Beton
Molen)
·
Pengetesan Peralatan Mekanikal, seperti:
Hydrant, Sprinkler, dan lainnya
·
Perawatan Plesteran Dinding
·
Keperluan Lokasi-lokasi Kerja Lainnya
3. Pembuatan Shop Drawing (Gambar
Kerja)
Shop
drawing atau gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan di
lapangan. Dengan adanya gambar kerja, maka pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan
dan terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja.
Gambar
kerja, harus sudah disiapkan dalam tahap awal proyek dan mendapatkan pengesahan
dari pihak Pengawas atau Konsultan Perencana, sebelum dilaksanakan di lapangan.
Shop drawing, disiapkan oleh Bagian Engineering berpedoman pada desain bangunan
dari Konsultan. Pembuatan shop drawing, dewasa ini banyak dilakukan dengan
komputer menggunakan software Autocad, sehingga dapat mempercepat waktu
pembuatannya.
4. Pengadaan Material untuk Pekerjaan
Persiapan
Metode pelaksanaan untuk
pengadaan material tidak ada yang khusus. Untuk pekerjaan persiapan, belum
begitu banyak memerlukan material. Material yang dibutuhkan terutama hanya
untuk kebutuhan pembuatan perakitan Kantor Proyek, Kantor Konsultan dan Pengawas,
Gudang, Barak Pekerja, Base Camp Staf, Pagar Proyek, dan bangunan-bangunan yang
bersifat sementara lainnya.
5. Mobilisasi Peralatan
Peralatan yang dimobilisasi
pada tahap awal, adalah peralatan yang diperlukan untuk membangun
fasilitas-fasilitas proyek, seperti: Kantor Proyek, Gudang, Stockyard (Gudang
Terbuka), dan bangunan-bangunan sementara lainnya. Pada tahap ini, peralatan
yang dibutuhkan masih terbatas
6. Pelaksanaan di Lapangan
Pekerjaan persiapan di lapangan dimulai
dengan melakukan pengukuran dan membuat patok ukur tetap yang akan menjadi
pedoman bagi pengukuran - pengukuran selanjutnya. Patok tetap ini, dibuat di
luar garis bangunan yang akan dibangun agar tidak hilang selama pelaksanaan.
Tahap akhir pekerjaan pengukuran ini, yakni dilakukan pengecekan kembali
kebenarannya bersama-sama dengan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
Setelah selesai, maka dilaksanakan pembuatan semua fasilitas proyek yang
diperlukan dimulai.
Comments
Post a Comment