Pengertian dan Fungsi Pondasi
Pondasi bangunan adalah kontruksi yang
paling terpenting pada suatu bangunan. Karena pondasi berfungsi sebagai
"penahan seluruh beban (hidup dan mati ) yang berada di atasnya dan gaya –
gaya dari luar". Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi
meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam struktur
apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat
beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini
adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut. Beton bertulang adalah
material yang paling cocok sebagai pondasi untuk struktur beton bertulang
maupun bangunan baja, jembatan, menara, dan struktur lainnya. Beban dari kolom
yang bekerja pada pondasi ini harus disebar ke permukaan tanah yang cukup luas
sehingga tanah dapat memikul beban dengan aman. Jika tegangan tekan melebihi
tekanan yang diizinkan, maka dapat menggunakan bantuan tiang pancang untuk
membantu memikul tegangan tekan pada dinding dan kolom pada struktur.
Dalam mendesain pondasi harus
mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal
turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam pertimbangan. Ketika
berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total(keseluruhan
bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian pondasi
saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang
didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi
dari kekuatan gesekan tanah terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah,
massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah
dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri.
Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit
dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja
hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.
Selain itu juga podasi harus mampu
menahan beban :
- Beban
horizontal/beban geser, seperti beban akibat gaya tekan tanah, perpindahan
beban akibat gaya angin pada dinding.
- Beban hidup,
seperti berat sendiri bangunan.
- Beban hidup,
beban orang, air hujan dan salju.
- Gaya gempa
- Gaya angkat air
- Momen
dan Torsi
Persyaratan Perencanaan Pondasi
Dengan memperhatikan
faktor-faktor dalam pemilihan tipe pondasi terdapat juga Syarat-syarat umum
dari pondasi yaitu :
1. Kedalaman
harus memadai untuk menghindarkan pergerakan tanah lateral dari bawah pondasi
khususnya untuk pondasi telapak dan pondasi rakit.
2. Kedalaman
harus berada dibawah daerah perubahan volume musiman yang disebabkan oleh
pembekuan, pencairan dan pertumbuhan tanaman.
3. Sistem
harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau pergeseran tanah.
4. Sistem
harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan oleh bahan berbahaya
yang terdapat didalam tanah.
5. Sistem
harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan geometri konstruksi atau
lapangan selama proses pelaksanaan perlu dilakukan.
6. Metode
pemasangan harus seekonomis mungkin.
7. Pergerakan
tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus dapat ditolerir dan elemen
pondasi dan elemen bangunan atas.
8. Pondasi
dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk perlindungan lingkungan.
Pemilihan Pondasi Berdasarkan Daya Dukung Tanah
Pemilihan Pondasi Berdasarkan Daya Dukung Tanah
Beberapa syarat pemilihan pondasi
berdasarkan daya dukung tanah antara lain:
·
Bila tanah keras terletak pada permukaan
tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah
pondasi dangkal. (misal: pondasi jalur,
pondasi telapak atau pondasi strauss).
·
Bila tanah keras terletak pada kedalaman
sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya
adalah pondasi tiang minipile, pondasi
sumuran atau pondasi bored pile.
·
Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20
meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored
pile.
Standar daya dukung tanah menurut
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung tahun 1983 adalah :
·
Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).
·
Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
·
Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
·
Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)
Kriteria daya dukung tanah tersebut
dapat ditentukan melalui pengujian secara sederhana. Misal pada tanah berukuran
1 cm x 1 cm yang diberi beban 5 kg tidak akan mengalami penurunan atau amblas
maka tanah tersebut digolongkan tanah keras.
Comments
Post a Comment