Pengurugan Tanah Skip to main content

Pengurugan Tanah


Cara melakukan pengurugan tanah adalah proses yang panjang dan memerlukan perencanaan yang matang. Dari mulai penyiapan media urug, alat yang digunakan untuk pengurugan tanah sampai pengetesan hasil urugan. Banyak Jasa pengurugan yang mengabaikan proses-proses standar yang seharusnya dilakukan.
Alat-alat yang digunakan untuk pengurugan tanah dapat digunakan sebagai berikut:
1.    Alat Ukur
Pada saat survey harus dibawa alat ukur yang bagus. Berdasarkan modelnya, alat ukur tanah bisa dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu alat ukur sederhana, alat ukur optik, dan alat ukur elektronik. Contohnya Theodolit ialah alat ukur tanah yang dipakai untuk mengukur ketinggian tanah dengan sudut datar dan sudut tegak. Tingkat akurasi hasil pengukuran sudut oleh theodolit mencapai satuan detik. Umumnya, theodolit sering diaplikasikan saat penentuan sudut siku-siku, menentukan ketinggian, pemetaan situasi, dan pengamatan matahari.  Contoh lainnya adalah Waterpass. Waterpass adalah alat untuk mengukur beda tinggi antara dua atau lebih titik yang berdekatan
2.    Excavator
Alat berat yang biasa digunakan dalam industri konstruksi, pertanian atau perhutanan. Mempunyai belalai yang terdiri dari dua tungkai; yang terdekat dengan body disebut boom dan yang mempunyai bucket atau ember keruk disebut dipper
3.    Dump truck
Dump Truck adalah truk yang isinya dapat dikosongkan tanpa penanganan. Dump truk biasa digunakan untuk mengangkut barang semacam pasir, kerikil atau tanah untuk keperluan konstruksi
4.    Dozer
5.    Compactor
6.    Pompa air
7.    Pacul
8.    Dan lain-lain
Sedangkan langkah – langkah untuk urugan adalah sebagai berikut:

Tahap Persiapan
1.    Kita harus meninjau terlebih dahulu keadaan dan kondisi lapangan yang akan kita urug.
2. Dari hasil peninjauan maka kita dapat memastikan jenis tanah yang akan dipakai untuk urugan dengan melihat spesifikasi tanah yang ada.
3. Proses berikutnya adalah mampu memprediksi volume urugan, dengan memperhitungkan luas, volume urugan tidak dapat diprediksi sama dengan 100 % volume di gambar, karena memperhatikan faktor susut setelah tanah dipadatkan. Kebutuhan volume urugan = ± 130 % volume gambar (Swelling factor (faktor susut) = ± 30 %).
4.  Harus dipastikan sejak awal bahwa volume urugan adalah volume pada gambar dan bukan volume ritase dump truck, agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Jika diketemukan lokasi luas dan volume urugan sangat besar, ada kemungkinan menggunakan 2 buah excavator, dozer dll dengan sistem estafet agar waktu tunggu dump truck tidak terlalu lama.
Tahap Berikutnya adalah analisa. Berikut analisanya : jika tanah urugan didatangkan dari luar lokasi, berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh 1 buah dump truck membawa tanah dari lokasi pengambilan ke lokasi yang akan diurug, sehingga setelah diperoleh data, maka dapat diperhitungkan. Perhitungkan juga jadwal antara schedule dengan jumlah dozer, dump truck, dan excavator yang dibutuhkan.
Tipe-tipe urugan yang bisa dikerjakan:
-             Tipe pertama : adalah urugan dengan spesifik lapangan yang luas tanpa hambatan. Adapun pergerakan kerja dari alat berat lebih bebas dan tampak lebih mudah sehingga jumlah armada dump truck dan alat berat sangat menentukan sekali terhadap jadwal
-             Tipe Kedua : adalah urugan tepi-tepi struktur atau diantara struktur. Tipe urugan ini relatif lebih sulit dan durasi pekerjaan lebih lama, terkadang area tepi pemadatan. Oleh karena itu tidak dapat menggunakan alat berat, cukup dengan stamper, baby roller, dll.

Tahap Turap
Turap adalah dinding vertikal yang relatif tipis yang berfungsi untuk menahan tanah ataupun menahan masuknya air ke dalam lubang galian. Fungsi turap sama persis seperti dinding penahan tanah. Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan bangunan lain perlu disiapkan turap untuk dapat menahan tanah disekelilingnya dan mencegah terjadinya kelongsoran seperti Sheet Pile, Continous Pile, H pile dan lain-lain. Langkah-langkah penjangkaran, secara bertahap mengikuti tahapan urugan seperti Ground Anchor, Soil Nailing dan seterusnya. Turap dengan tiang tegak dan papan turap untuk urugan tidak beresiko tinggi. Pembuatan Caping Beam untuk turap-turap tersebut.

Tahap Urugan
Tahapan yang terpenting adalah tahap urugan . Berikut tahapan urug yang harus dilakukan tahap demi tahap :
1. Tahap pertama adalah dengan membersihkan lokasi yang akan diurug terhadap kayu, semak-semak atau sampah lainnya.
2.    Kemudian sediakan tanah urugan dengan kualitas yang baik.
3.  Jangan lupa untuk membuat batas-batas, patok-patok, menarik benang dari 1 patok ke patok yang lainnya, agar diperoleh permukaan tanah rata-rata sesuai dengan level yang diharapkan.
4.  Proses yang keempat adalah Lokasi yang akan diurug/ ditinggikan dipersiapkan terlebih dahulu supaya terdapat hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan nantinya.
5. Jika diperlukan/ disyaratkan tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai sampel untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
6.  Yang keenam adalah urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
7.  Proses pemadatan dapat dilakukan dengan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (Stamper, Baby roller atau alat berat pemadatan).
8. Jangan lupa untuk melakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi.
9.    Faktor yang tidak diabaikan adalah dengan memperhatikan kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan.

Faktor Gangguan Air
1.         Proses Kontrol dan kendali muka air tanah dengan pompa-pompa Submersible atau Dewatering System.
2.         Harus dimaksimalkan lokasi/ area untuk galian harus selalu kering.
3.         Jangan dilewati untuk melindungi lereng-lereng dan tepi atas penggalian terhadap aliran air.

Proses Perbaikan Pekerjaan
1.     Jika terjadi pergerakan tanah atau kelongsoran segera hentikan pekerjaan.
2.     Melakukan pencegahan kelongsoran selanjutnya dengan perbaikan turap yang ada ataupun penambahan turap yang baru.
3.      Jika karena gangguan air, maka air harus segera dikeringkan/ disalurkan.
4.    Memeriksa keadaan Bench Mark, bangunan sekitar, jalan yang ada, agar tidak terganggu.
5.  Jangan membebani tepi galian dengan penumpukan tanah galian maupun material lainnya.

Pemeriksaan dan Pengetesan
Proses pemeriksaan dan pengetesan setelah dilakukan pengurugan tanah adalah sebagai berikut
1.          Tahap Persiapan
2.          Tahap Batas Urugan
3.          Tahap Kemiringan tanah urugan
4.          Proses Pemadatan
5.          Jenis tanah urugan
6.          Elevasi
7.          Proteksi (Jenis Sistem)
8.          Dewatering


Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun