1. Flexural Cracks (Retak Lentur)
Retak yang terjadi pada balok beton bertulang yang mengalami pembengkokan biasa dimulai pada zona tarik. Lebar lentur yang terjadi pada balok beton bertulang untuk jangka waktu yang pendek mungkin terlihat tetap sempit atau tak terlihat dengan kasat mata dari permukaan ke baja tulangan. Namun, dalam jangka waktu yang panjang dengan beban yang terus menerus berubah, maka lebar keretakan yang terjadi dapat meningkat dan menjadi lebih seragam di seluruh bagian.
2. Shear Cracks (Retak Geser)
Retakan geser yang terjadi pada balok beton bertulang terjadi pada tahap campuran beton telah mengeras dan biasanya disebabkan oleh pemuatan atau pergerakan struktural (berat sendiri). Jenis keretakan ini lebih baik digambarkan sebagai retakan tegangan diagonal karena efek gabungan dari lentur dan aksi geser.
3. Torsional Cracks (Retak Torsi)
Biasanya, balok yang dikenakan torsi bersamaan dengan momen lentur dan gaya geser. BM dan SF terjadi ketika beban bekerja normal pada bidang lentur. Namun, beban yang jauh dari bidang lentur akan menyebabkan gerakan puntir.
4. Shrinkage Cracks (Retak Susut)
Retak susut pada balok beton bertulang terjadi selama dua tahap, yaitu tahap pra-pengerasan dan tahap pengerasan. Pada tahap pra-pengerasan, jenis-jenis retakan ini disebut sebagai retakan susut plastik dan pada tahap pengerasan dikenal sebagai pengeringan retakan susut. Retak susut terjadi ketika beton segar mengalami kehilangan kelembaban yang sangat cepat.
5. Tension Cracks (Retak Tegangan)
Retak tegangan pada balok beton bertulang terjadi biasanya karena variasi susut atau suhu.
Comments
Post a Comment