Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan.
Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas.
Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya terbuat dari kayu.
Drop Hammer dibuat dalam standar ukuran yang bervariasi antara 500 lb – 3000 lb, dan tinggi jatuh yang digunakan antara 5 ft – 20 ft. Jika energi yang diperlukan besar, perlu hammer dengan berat yang lebih besar dan dengan tinggi jatuh yang besar pula.
Kelebihan dari drop hammer adalah :
a. Investasi rendah
b. Mudah dalam pengoperasiannya
c. Mudah dalam mengatur energi per blow dengan mengatur tinggi
Kelemahan dari drop hammer adalah :
a. Pekerjaan pemancangan berjalan lambat, sehingga alat ini hanya dipakai pada volume pekerjaan pemancangan yang kecil
b. Kemungkinan rusaknya tiang akibat tinggi jatuh yang besar
c. Kemungkinan rusaknya bangunan disekitar lokasi akibat getaran pada permukaan tanah
d. Tidak dapat digunakan untuk pekerjaan dibawah air
Tabel Rekomendasi Umum untuk Diesel Hammer
Elemen-elemen dalam sistem pemancangan dengan drop hammer adalah :
a. Lead adalah rangka baja dengan dua bagian paralel sebagai pengatur tiang agar pada saat dipancang arahnya benar, jadi leader berfungsi agar jatuhnya pemukul tetap terpusat pada sistem
b. Ram adalah bagian pemukul yang bergerak ke atas dan ke bawah yang terdiri dari piston dan kepala penggerak.
c. Anvil adalah bagian yang terletak pada dasar pemukul yang menerima benturan dari ram dan mentransfernya ke kepala tiang.
d. Bantalan dibuat dari kayu keras atau bahan lain yang di tempatkan di antara penutup tiang (pile cap) dan puncak tiang untuk melindungi kepala tiang dari kerusakan. Bantalan juga menjaga agar energi per pukulan seragam. Bantalan harus dibuat dari material yang kuat ,biasanya dispesifikasikan oleh pabrik pemukul. Semua kayu, tali pengikat, dan bantalan pemukul dari asbes tidak diijinkan untuk di gunakan. Bahan-bahan kurang awet, yang mudah rusak saat pelaksanaan pemancangan akan menyebabkan ketidaktentuan energi pukulan tiang. Pada prinsipnya, semakin tebal bantalan energi yang diterima tiang semakin berkurang.
e. Topi (helmet) atau drive cap (penutup pancang) adalah bahan yang terbuat dari baja cor yang diletakkan di atas tiang untuk mencegah tiang dari kerusakan saat pemancangan dan untuk menjaga agar as tiang sama dengan as pemukul.
Metode pelaksanaan tiang pancang precast beton dengan drop hammer:
A. Persiapan
- Penentuan alat pancang yang digunakan: Peralatan pancang yang dipakai harus mempunyai efisiensi dan energi yang memadai. Pemilihan jenis hammer secara tepat harus memperhitungkan panjang tiang, daya dukung tiang, dan kondisi tanah.
- Rencanakan set tiang finaI: Untuk menentukan pads kedalaman mana pemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan dara jumlah pukulan terakhir (final set)
- Rencanakan urutan pemancangan dengan pertimbangan kemudahan manuver alat. Lokasi stok material ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi pemancangannya.
- Tentukan lerak ritik pancang dengan rheodolit dan tandai dengan patok.
B. Proses Pemancangan
1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok titik pancang yang telah ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap tiang.
3. Tiang didirikan di samping diving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukan secara cermat di atas patok pancang yang telah ditentukan.
5. Penyetelan vertikaI tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal.
6. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan center gate pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.
7. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara berkesinambungan ke atas helmet yang terpasang di atas kepala tiang.
8. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk penyambungan batang berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang diharapkan belum tercapai.
Proses penyambungan tiang:
- Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang dilakukan pada batang pertama.
- Ujung bawah tiang didudukkan di atas kepala tiang yang pertama sedemikian sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah berimpit dan menempel menjadi satu.
- Penyambungan dilakukan dengan pengelasan penuh di sekeliling pertemuan kedua pelat ujung.
- dTempat sambungan las dilapisi dengan anti karat.
9. Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.
10. Pemancangan tiang dapat dihentikan (selesai) bila ujung bawah tiang telah mencapai lapisan tanah keras/ final set yang ditentukan.
11. Pemotongan tiang pancang pada cut offlevel yang ditentukan sesuai shop drawing.
untuk Penentuan Berat Hammer untuk Pemancangan lihat disini
makasih om sangat membantu ngerjain laporan KP. semangat selalu berbagi ilmunya om
ReplyDelete