Paving Skip to main content

Paving

Paving Block atau Conblock merupakan material konstruksi yang familiar dan sering digunakan untuk halaman, trotoar, parkiran dan jalan perumahan. Fungsinya tidak lain adalah sebagai perkerasan dan penutup permukaan tanah, dimana mempunyai daya serap air yang baik.
Paving Block terbuat dari bahan dasar yang sama dengan beton, yaitu semen, kerikil dan pasir. Proses pembuatannya terdiri dari dua metode, yaitu metode manual dan metode mesin. Selain itu, pada umumnya, perbedaan komposisi dari ketiga bahan tersebut akan menghasilkan mutu beton atau kekuatan yang berbeda pula.
Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis lainnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut.
Sedangkan menurut SK SNI T-04-1990-F, paving block adalah segmen-segmen kecil yang terbuat dari beton dengan bentuk segi empat atau segi banyak yang dipasang sedemikian rupa sehingga saling mengunci (Dudung Kumara, 1992; Akmaluddin dkk. 1998).

Bahan dan Proses Pembuatan Paving
Berikut bahan dan proses pembuatan paving:
  • Bahan baku paving block yang utama adalah pasir dengan gradasi baik dan semen sebagai bahan pengikat.
  • Komposisi dari adukan yang umum dipakai (semen : pasir) adalah : 1:3; 1:4; 1:5 bahkan lebih sesuai dengan mutu yang diinginkan.
  • Pada umumnya mutu paving block yang diproduksi dengan peralatan mekanis memiliki mutu yang tinggi.
  • Bahan-bahan dicampur dalam perbandingan tertentu sesuai dengan peruntukan dan mutu yang direncanakan, kemudian dicetak dan dipadatkan dengan getaran.
  • Setelah dibuka dari cetakannya disimpan pada tempat yang terlindung dari panas matahari langsung dan hembusan angin yang berlebihan.
  • Supaya hasilnya lebih baik dilakukan perawatan seperti beton dengan penyiraman secara teratur. Setelah mencapai umur 28 hari paving block dapat diuji mutunya dan siap untuk dipasarkan.
Mutu dan Standar Paving
Mutu dan Standar yang Disyaratkan
  • Mempunyai bentuk yang sempurna,
  • Tidak retak-retak dan cacat,
  • Bagian sudut dan rusuknya tidak mudah dirapihkan dengan kekuatan tangan.
Berikut beberapa mutu beton menuru SNI dan penggunaannya  untuk konstruksi :
1. Paving Block SNI Mutu Beton A
Jenis Paving / Conblock mutu A memiliki kuat tekan 400 kg/cm2 – 500kg/m2.
Jenis ini merupakan kualitas terbaik dan paling kuat untuk menahan beban jika dibandingkan dengan jenis mutu beton lain. Oleh karena itu, jenis conblock ini sering menjadi rekomendasi untuk digunakan pada jalan umum yang dilewati berbagai kendaraan, termasuk kendaraan berat, seperti truk kontainer, truk pasir / batu, dan truk molen.
2. Paving Block SNI Mutu Beton B
Jenis Paving / Conblock mutu B memiliki kuat tekan 200 kg/cm2 – 300kg/m2.
Jenis ini merupakan kualitas terbaik kedua untuk menahan beban. Oleh karena itu, jenis conblock ini sering menjadi rekomendasi untuk digunakan pada area parkiran mobil dan bis.
3. Paving Block SNI Mutu Beton C
Jenis Paving / Conblock mutu C memiliki kuat tekan 150 kg/cm2 – 175 kg/m2.
Jenis ini merupakan kualitas menengah yang dibuat tidak untuk menahan beban berat. Oleh karena itu, jenis conblock ini sering menjadi rekomendasi untuk digunakan pada area trotoar pejalan kaki
4. Paving Block SNI Mutu Beton D
Jenis Paving / Conblock mutu D memiliki kuat tekan <150 cm2="" kg="" p="">
Jenis ini merupakan kualitas terendah yang dibuat tidak untuk menahan beban berat.. Oleh karena itu, jenis conblock ini sering digunakan  halaman rumah yang tidak dilalui oleh kendaraan roda empat. Umumnya conblock jenis ini diproduksi secara manual tanpa mesin.

Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Paving
Keuntungan Jalan Paving Block
  1. Pelaksanaannya mudah dan tidak memerlukan alat berat serta dapat diproduksi secara masal;
  2. Pemeliharaannya mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar;
  3. Tahan terhadap beban statis, dinamik dan kejut; dan
  4. Tahan terhadap tumpahan bahan pelumas dan pemanasan oleh mesin kendaraan.
  5. Harga yang lebih murah dengan biaya perawatan lebih hemat. Paving block mempunyai harga yang relatif lebih murah, tergantung dari tipe kualitas dan juga modelnya. Disamping itu, paving block dengan kualitas baik umumnya dapat bertahan lebih dari 5 tahun. Sementara itu, asphalt akan mudah terkelupas bila tergenang air,  selain itu aspal dalam waktu 2 tahun telah berlubang.
  6. Daya serap air tinggi. Paving block dianjurkan dipakai pada daerah perkotaan yang digunakan sebagai pengerasan lahan parkir. Pedestrian jalan di perumahan, area industri, halaman rumah dan tempat terbuka lainnya. Sebab paving block menjadi konstruksi yang memungkinkan 60% air hujan menyerap lewat celah di antara susunannya.
  7. Proses pemasangan cepat dan mudah. Agar bisa melakukan pengamplasan atau betonisasi di bagian jalan anda harus mendatangkan alat berat dan membuat adukan dari berbagai material yang ada. Ini akan berbeda bila anda melakukan pengerasan dengan menggunakan paving block.
  8. Pemasangan paving block tidak rumit dan sangat mudah dilakukan. Anda dapat mempelajari sendiri bagaimana cara memasang paving block. Tetapi bila anda ragu, memang sebaiknya anda menyewa jasa yang sudah profesional.
  9. Perawatan mudah dan minim perbaikan. Bahan bangunan biasanya tidak bertahan sempurna ketika bahan tersebut berusia lebih dari 5 tahun. Jika suatu saat terjadi kerusakan, anda dapat dengan mudah melakukan penggantian. Anda cukup mengganti bagian yang rusak dengan yang masih utuh. Proses penggantian paving block bisa dilakukan dengan cepat dan mudah.
  10. Lebih ringan tidak licin dan bernilai estetika tinggi. Memiliki berat yang lebih ringan bila dibandingkan dengan konstruksi jalan lainnya perkerasan paving block mempunyai kekesatan yang lebih baik. Sehingga kendaraan yang melintasinya akan mempunyai kemungkinan kecil terselip. Selain itu, ada banyak variasi dan warna yang bisa dipakai sesuai selera. Sehingga bisa menambah nilai keindahan dan estetika area pengerasan.
Kelemahan Jalan Paving Block
  1. Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang nyaman untuk kendaraan dengan kecepatan tinggi. Sehingga perkerasan paving block hanya cocok untuk mengendalikan kecepatan kendaraan di lingkungan permukiman dan perkotaan yang padat.
  2. Kondisi lapisan tanah dasar yang tidak mendukung hingga lapisan perkerasan dan badan jalan turun, dan pada gambar sebelah dipasang dengan lapisan membran/ dengan perbaikan tanah yang memadai sehingga tidak terjadi penurunan.

Bentuk dan Ukuran Paving
Berdasarkan bentuknya paving block dapat dibedakan menjadi dua yaitu bentuk segi empat dan segi banyak.
  • Ketebalan 6 cm, 8 cm dan 10 cm,
  • Warna umumnya abu-abu atau sesuai dengan pesanan konsumen.
  • Toleransi ukuran yang disyaratkan adalah ± 2 mm untuk ukuran lebar bidang dan ± 3 mm untuk tebalnya serta kehilangan berat bila diuji dengan natrium sulfat maksimum 1%
Ada dua tipe dasar dari Concrete Paving Blok, paving blok press  dan paving blok cetak manual. Paving blok yang tersedia dalam berbagai ketebalan, dari  tebal 6 cm sampai tebal 10 cm. Bahkan saat ini sudah diproduksi dengan ketebalan 12 cm  untuk aplikasi beban yang sangat berat,  tetapi biasanya jenis ini diproduksi hanya berdasarkan pesanan khusus.
  • Untuk penggunaan biasa penutup halaman, trotoar dan jalan, menggunakan tebal anatara 6 cm.
  • Untuk penggunaan jalan dengan beban berat ringan , tebal 8 cm.
  • Untuk pelataran beban berat misalanya tempat parkir, pelabuhan dan bandara menggunakan tebal 10 cm
Walaupun saat ini Concrete Paving Blok diproduksi dalam berbagai bentuk model, kebanyakan paving blok persegi panjang yang  diproduksi adalah ukuran 10 x 20 cm dengan variasi ketebalan, kebutuhan untuk 1 meter persegi adalah 50 buah.
Karena  ukuran yang standar, paving blok dari produsen yang berbeda dapat dipertukarkan, tergantung pada toleransi dan posisi bentuk kesikuan dari permukaan. Paving blok persegi panjang   cenderung memiliki permukaan yang sergam dan rapi, meskipun beberapa terdapat adanya permukaan yang cacat, tapi dengan metode pemasangan yang mudah sehingga penggantian paving sangat cepat dilaksanakan.
Contoh Model Paving:


Persyaratan Pemasangan Paving
Pemasangan Pola
Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan sudut yang tepat terhadap beton pembatas. Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan. Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus dipertahankanpada tikungan, terutama pada penggunaan pola tulang ikan, maka sudut pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas dengan pola susun bata melintang.Pola Pemasangan Paving BlockPola pemasangan paving block disesuaikan dengan tujuan penggunannya. Pola yang umum dipergunakan ialah susun bata ( strecher) , anyaman tikar ( basket wave ), tulang ikan ( herring bone ), untuk perkerasan jalan diutamakan penggunaan pola tulang ikan karena mempunyai daya penguncian yang lebih baik.


Jenis Kerusakan Paving
Jenis kerusakan yang sering terjadi pada perkerasan dengan paving block adalah antara lain:
• Paving block retak atau pecah
Ini merupakan jenis kerusakan yang paling sering terjadi. Penyebabnya adalah karena paving block menerima beban melebihi dari kemampuannya. Entah itu karena beban yang diterima melebihi dari beban yang direncanakan atau justru karena mutu/ kekuatan paving block itu sendiri yang berada dibawah beban rencana.

Cara memperbaiki perkerasan paving block yang mengalami kerusakan seperti ini adalah dengan melakukan penggantian paving block yang rusak atau pecah dengan paving block yang baru.  
Langkah penggantiannya adalah sebagai berikut:
1. Bongkar paving block yang rusak
2. Rapikan dan bersihkan kembali pasir alas dibawah bekas paving block yang dibongkar. 
3. Lakukan penyiraman dan pemadatan pada pasir alas
4. Pasang paving block yang baru.
5. Tambahkan pasir pengisi pada sambungan antar paving block jika diperlukan
6. Dan yang terakhir adalah Lakukan pemadatan pada paving block yang telah dipasang.

• Perkerasan paving block tidak rata
Yang dimaksud dengan tidak rata disini adalah permukaan perkerasan paving block berbentuk cembung maupun membentuk sebuah cekungan. Pada perkerasan paving block yang baru, ketidakrataan ini biasanya disebabkan karena kesalahan dalam pelaksanaan atau pengerjaan. Bagian bawah atau pondasi dari paving block tidak dikerjakan dengan baik. Sedangkan pada perkerasan paving block lama, ketidakrataan yang sering terjadi adalah akibat adanya penurunan pada pondasi bawahnya.
Untuk memperbaiki ketidakrataan pada perkerasan paving block langkah langkahnya tidak jauh berbeda dengan langkah langkah yang telah kami sebutkan di atas. Untuk permukaan yang cembung, perbaikan dapat dilakukan dengan mengurangi ketebalan pasir alas. Sedangkan untuk permukaan yang membentuk cekungan yang perlu diperbaiki adalah bagian subgrade atau bagian lapis pondasi yang berada dibawahnya. Perlu penambahan material agar lapisan pondasi kembali rata seperti semula. Material yang ditambahkan haruslah sama dengan material lapis pondasi yang ada, jika bagian bawah menggunakan lapis pondasi agregat kelas A atau LPA maka material yang ditambahkan haruslah sama yaitu material LPA. Jika menggunakan lapis pondasi kelas B atau LPB, maka bahan penambah juga haruslah material LPB.

Masalah lain yang juga sering terjadi pada perkerasan paving block adalah tumbuhnya rumput atau tanaman lain pada sela sela antar sambungan paving block. Untuk mengatasi masalah ini sangatlah mudah. Yang dilakukan cukup dengan melakukan pembersihan saja.
Untuk Tipe Material Paving dapat dilihat disini

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun