Kerusakan Beton pada Plat Skip to main content

Kerusakan Beton pada Plat

Lanjutan dari Perbaikan Beton

Retak Non-Struktural pada Slab on-Ground
A. Retak Susut Plastis (Plastic Shrinkage Crack)
Retak susut plastis terjadi pada saat beton masih dalam keadaan plastis sampai waktu final setting terjadi, dan mempunyai ciri :
- berpola sejajar dengan jarak yang hampir sama atau tidak beraturan
- umumnya hanya terdapat pada bagian tengah modul plat beton dan tidak mencapai tepi plat.
Ukuran atau panjang retakan dapat bervariasi panjang dan lebar celahnya.

B. Retak Susut Pengeringan (Drying Shrinkage Crack)
Merupakan jenis retak susut, yang dapat dikenali dengan ciri pada ujung retakan :
- retakan muncul dari satu sisi permukaan, menjalar tidak teratur di permukaan lalu menghilang dan muncul retakan yang berdampingan di ujung retakan awal
- ujung retakan, umumnya sejajar dengan retakan yang berdampingan (overlapping) -- walaupun kadang hanya pendek, baru kemudian berbelok dan menjalar tidak teratur di permukaan beton
- lebar pada dua jalur retakan yang berdampingan (overlapping), jika dijumlahkan kira-kira sama dengan lebar retakan tunggal di belakang atau di depannya.

Retak susut pengeringan ini terjadi setelah beton mengeras dengan sempurna dan dalam proses mencapai kekuatan karakteristiknya mengalami susut sehingga dapat timbul retakan jika tidak dilakukan curing dengan baik atau tidak terdapat contaction maupun expansion joint yang baik (jarak dan kedalaman yang cukup)

C. Retak Penurunan Plastis (Plastic Settlement Crack)
Retak jenis termasuk jenis retak susut plastis yang mempunyai pola mengikuti lapis tulangan atas -- salah satu penyebabnya adalah selimut beton yang terlalu kecil sehingga ketika susut plastis terjadi, retakan mengikuti pola penempatan tulangan.







D. Retak Kulit Telur/Buaya (Crazing)
Retak kulit telur/buaya (crazing) merupakan salah satu jenis retak permukaan.
Cirinya adalah retakan umumnya halus/retak rambut dan berpola seperti retakan pada permukaan keramik.

retak kulit telur

retak kulit buaya


E. Benjolan Permukaan (Blister)
Blister adalah benjolan atau tonjolan pada permukaan beton yang pada umumnya berukuran diameter sampai dengan 1 inchi (25 mm), namun dapat pula berukuran lebih besar sampai 3 inchi (75 mm)
Blister disebabkan oleh udara atau air dari bleeding yang terperangkap lapis tipis padat hasil trowelling di permukaan beton

Resiko terjadinya blister dapat terjadi apabila :
- kurang vibrasi/pemadatan beton, yang mengakibatkan masih adanya udara yang terperangkap dalam beton saat dilakukan proses trowelling
- pemadatan/vibrasi yang berlebihan mengakibatkan terjadinya lapis mortar/pasta semen yang cukup tebal di permukaan yang meningkatkan resiko terjadinya perangkap bagi air yang akan keluar dalam proses bleeding
- pemakaian alat penghalus permukaan (bull float) yang kurang tepat yang mengakibatkan penutupan pori terlalu cepat sehingga memerangkap udara dan air dalam proses bleeding
- terjadinya penguapan yang cepat pada permukaan sehingga permukaan beton terlihat lebih cepat kering sehingga membuat terlalu cepatnya proses trowelling dan penutupan permukaan beton dilakukan -- umumnya pada kondisi berangin, panas dan kering
- pemakaian additive untuk air entrained concrete yang berlebihan
- kondisi sub grade yang dingin menyebabkan permukaan beton jauh lebih cepat mengering dibanding beton bagian bawah
- ketebalan plat yang lebih besar membuat proses bleeding lebih lama terjadinya, harus diantisipasi dalam pengaturan waktu pelaksanaan finishing permukaan
- kandungan semen atau fly ash atau pasir halus yang tinggi mengakibatkan beton cenderung "lengket" dan bersifat kohesif, yang berdampak pada lebih lamanya proses bleeding pada beton segar, harus diantisipasi supaya tidak terjadi proses finishing yang terlalu cepat
- terlalu cepat menabur semen floor hardener
- pemakaian vapor barrier yang kedap, mempertinggi resiko terjadinya blister, harus diantisipasi dalam penentuan waktu pengerjaan finishing permukaan
- slump beton yang terlalu tinggi
Yang perlu diperhatikan dalam menghindari terjadinya cacat permukaan beton termasuk blister adalah memeriksa apakah proses bleeding sudah selesai sepenuhnya, dapat dengan menaruh ember atau drum kosong di atas permukaan beton yang nampaknya sudah siap difinish, apabila masih terdapat genangan air naik yang cukup banyak berarti proses bleeding belum sepenuhnya selesai dan belum siap untuk dilakukan proses finishing akhir

Jeda waktu antara perataan awal, penaburan semen floor hardener dan penggosokan dan trowelling akhir harus dilakukan dengan perkiraan yang baik supaya tidak terjadi pelaksanaan yang terlalu cepat maupun terlalu lambat
Kandungan semen untuk beton yang difinish dengan trowel untuk menghindari resiko cacat permukaan yang tinggi, berkisar antara 300-335 kg/m³

F. Permukaan Terkelupas (Delamination)
Delamination adalah terkelupasnya lapisan tipis permukaan (sampai sekitar 5 mm) dari struktur plat beton. Delamination bisa terdeteksi jika terdengar suara akibat celah yang muncul pada pemisahan lapis tipis permukaan dan badan struktur plat beton jika dilewati (orang, kendaraan) atau diketuk.

Salah satu pemeriksaan sederhana menentukan waktu mulainya proses trowelling :
jika permukaan beton masih dapat digosok dengan ibu jari dan tertutup dengan baik tanpa melembabkan permukaan dengan air, maka proses trowelling sebaiknya ditunda dulu

Pengecekan sederhana jika permukaan sudah terlihat kering/keras dan siap untuk difinish :
tempatkan drum kosong atau ember berisi air di permukaan beton, diamkan selama 5 menit, lalu diangkat, jika masih ada air naik/bleeding di bawah drum atau ember setelah diangkat, maka proses bleeding dan pelepasan udara belum selesai

Faktor Penyebab Delamination dan Pencegahannya
Finishing (Trowelling) Terlalu Awal/Cepat
Proses finishing permukaan dengan menggosok dan memadatkan atau  trowelling (manual maupun mekanis) pada  permukaan beton (baik dengan material tambahan atau tidak), ditujukan untuk membentuk lapis permukaan yang lebih padat dan kuat -- dengan demikian mengurangi permeabilitas lapisan permukaan beton.
Jika proses ini dilakukan pada saat beton masih dalam kondisi plastis, di mana kelebihan air dan udara belum sepenuhnya naik ke permukaan beton (yang terjadi selama kondisi beton masih dalam fase plastis), maka lapis finishing yang terbentuk akan menghalangi jalur keluar air dan udara, sehingga akan terjebak di bawah lapisan tipis permukaan.
Kelebihan air dan udara yang terjebak akan mencari jalur secara horisontal karena tidak dapat menembus lapis permukaan yang sudah dipadatkan dengan trowel, sehingga memisahkan lapis finishing permukaan dengan badan struktur beton.
Jika terjadi bleeding yang berlebihan dari beton selama fase plastis dan finishing sudah dilakukan, hal ini akan memperparah potensi dan akibat delamination yang akan menjadi semakin luas (tentang bleeding akan diuraikan tersendiri).
Oleh karena itu untuk menghindari delamination, diperlukan pemahaman dan kemampuan pelaksana finishing dalam melihat kapan proses finishing bisa dimulai, dengan mengenali berakhirnya fase plastis dan dimulainya fase hardening. Awal pelaksanaan finishing permukaan beton yang ideal adalah segera setelah initial setting terjadi pada saat beton masuk tahap hardening, dan diselesaikan sebelum waktu final setting tercapai.

Proses Finishing (Trowelling) Yang Terlambat
Proses finishing yang terlambat dan kemudian pelaksana finishing memberikan lapisan pasta semen atau menabur semen dan menambahkan air, setelah beton yang difinish mengalami final setting, juga dapat mengakibatkan delamination karena pasta semen akan membentuk lapis kerak tipis yang lemah karena tidak menyatu dengan plat beton yang difinish.
Jika terjadi keterlambatan finishing, maka perapihan permukaan beton harus dilakukan dengan material khusus finishing atau repair permukaan beton yang mempunyai daya lekat baik di permukaan beton  yang sudah mengeras.

Kehilangan Kelembaban Permukaan yang Terlalu Cepat
Delaminasi juga berpotensi terjadi jika terjadi kehilangan kelembaban permukaan yang terlalu cepat, yang mengakibatkan permukaan beton yang dikerjakan nampak seperti sudah siap untuk difinish, padahal di bagian dalamnya beton masih dalam kondisi plastis -- yang mengakibatkan pelaksana finishing mengira bahwa beton sudah siap untuk difinish atau digosok/di-trowel.
Kondisi ini akan diperparah jika lapisan dasar plat beton dilapis plastik atau waterproofing atau vapor barrier, yang memaksa seluruh kelebihan air dan udara untuk mencari jalan keluar melalui permukaan beton.
Untuk itu perlu dihindari pelaksanaan pengecoran pada cuaca yang dapat mengakibatkan kehilangan kelembaban permukaan yang terlalu cepat, atau memberikan pengkondisian lingkungan pengecoran  supaya tidak terjadi kehilangan kelembaban permukaan yang terlalu cepat.

Penambahan Retarder atau Fly Ash
Penambahan bahan pozolanic, misal retarder atau fly ash dalam campuran beton segar, berpotensi memperlambat proses bleeding dan naiknya udara dalam adukan beton segar, dan juga membuat permukaan beton cenderung lebih lengket.
Penambahan bahan tersebut juga membuat waktu initial setting tertunda, yang pada umumnya tidak dapat diperkirakan dengan pasti karena variabel yang mempengaruhi initial setting pada penambahan bahan fly ash membuat tidak seragamnya waktu setting pada bagian-bagian beton. Oleh karena itu sebaiknya dihindari pemakaian fly ash pada beton yang difinish permukaannya dengan sistem trowelling
Jika fly ash diperlukan untuk memperoleh beton dengan karakteristik tertentu (ketahanan abrasi, sulfat, kekedapan yang lebih baik, dsb) maka pastikan seluruh proses bleeding dan naiknya udara dalam beton segar selesai sepenuhnya sebelum memulai finishing permukaan dengan trowelling.

Pemadatan Yang Terlalu Singkat ataupun Berlebihan
Jika pemadatan terlalu singkat, maka proses naiknya gelembung udara dalam adukan beton segar menjadi terhambat, sehingga ketika beton dalam proses setting, masih terdapat gelembung udara yang terperangkap. Dalam proses finising yang memadatkan permukaan beton, terjadi tekanan yang akan membuat udara yang masih terperangkap akan naik dan membentuk lapisan di bawah lapis tipis finishing permukaan dan menimbulkan delaminasi.
Jika terjadi pemadatan yang berlebihan, maka terjadi segregasi yaitu agregat halus dan pasta semen akan naik dan membentuk lapisan yang terpisah dengan lapis di bawahnya. Kondisi ini akan membuat proses setting plat beton akan berbeda antara bagian atas dan bawah, yang akan mengakibatkan potensi terjadinya delamination. Untuk itu perlu diperhatikan pemadatan beton segar / vibration jangan terlalu singkat atau berlebihan.

Pemberian Lapis Vapor Barrier
Jika di bawah plat beton yang dikerjakan dipasang vapor barrier, maka seluruh kelebihan air dan udara yang ada dalam adukan beton segar akan dipaksa untuk hanya mempunyai jalur ke permukaan beton, sehingga proses bleeding dan pelepasan gelembung udara dari beton segar menjadi lebih lambat.
Jika kondisi vapor barrier diperlukan atau disyaratkan untuk dipasang, maka perlu sangat diperhatikan waktu mulai dan pelaksanaan finishing trowelling -- yaitu menunggu setelah seluruh proses bleeding dan naiknya udara dalam beton selesai sepenuhnya. Pastikan proses bleeding dan naiknya gelembung udara dalam beton segar sudah selesai sepenuhnya sebelum memulai proses finishing permukaan beton

Pengecoran Tidak Seragam Dalam Satu Bidang
Potensi terjadinya delamination dapat pula disebabkan pengecoran yang tidak seragam dalam satu bidang, yang disebabkan oleh tidak kontinu atau berkelanjutannya pengecoran sebagai akibat pengaturan interval pengiriman beton.
Apabila pelaksana finishing tidak memperhatikan perbedaan waktu setting dalam satu bidang plat beton yang dikerjakan, maka akan berpotensi terjadi delamination pada bagian yang lebih baru penempatan beton segarnya.
Jika terpaksa terjadi masalah dalam interval pengiriman beton yang mengakibatkan diskontinuitas pengecoran, maka usahakan penyambungan pengecoran dalam satu garis lurus, yang jika terpaksa akan dapat ditambahkan contraction joint dan pelaksana finishing harus diberi informasi mengenai hal ini, supaya dapat mengatur dimulainya finishing pada segmen beton yang berbeda cukup lama waktu settingnya
Perlu diperhatikan dan diatur arah dan urutan (sequence) pengecoran supaya proses finishing dapat mengikuti alur yang teratur pula.

Perbaikan Permukaan Beton Yang Terkelupas
Perbaikan permukaan beton yang terkelupas dapat dilakukan dengan material khusus untuk repair permukaan beton, namun jika area yang terkelupas cukup besar, pada umumnya pembobokan dan pengecoran ulang lebih ekonomis untuk dilakukan.
Karat/korosi pada tulangan juga memicu delamination -- perhatikan selimut beton minimum dan segera atasi retakan yang muncul untuk menghindari masuknya air yang menyebabkan karat pada tulangan. Jangan menggunakan bahan pembentuk gelembung udara untuk plat lantai yang difinish dengan trowelling


source: lauwtjunnji.weebly.com

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun