Revetment, jenis konstruksi sederhana yang berfungsi untuk perkuatan lereng/tebing maupun untuk melindungi dari gerusan aliran sungai dan ombak pada alur pantai. Konstruksi jenis ini pada dasarnya tidak memiliki fungsi utama dalam menahan tekanan aktif lateral tanah namun lebih pada fungsi proteksi terhadap efek gerusan/erosi yang dapat merusak kestabilan lereng/tanggul yang tentunya dapat berpotensi menimbulkan terjadinya longsor/land slide. Pekerjaan revetment terdiri dari galian pondasi, pemasangan lapis geotextile, pemasangan lapis inti, lapis antara, dan lapis armor.
Dalam pemilihan material revetment, ada beberapa alternatif bahan bangunan yang bisa dipakai. Bahan yang umum digunakan sebagai material bangunan pantai yaitu:
1. Batu Armor
2. Pasangan Batu
3. Buis Beton.
Penggunaan material batu armour sebagai bahan konstruksi pelindung pantai merupakan hal yang sangat baik. Dari sisi daya tahan terhadap cuaca, suhu dan air laut material jenis ini akan sangat memiliki durabilitas. Permasalahan yang utama dari penggunaan material batu adalah bentuknya yang beragam. Hal yang diharapkan adalah melalui ukuran dimensi dan berat yang tepat memudahkan pelaksanaan pekerjaan dilapangan dalam pemilihan material.
Metode Pelaksanaan Revetment
Pemasangan atau instalasi geotextile sebagai berikut:
1. Area dimana akan dipasang geotextile harus disiapkan terlebih dahulu, rata dan bebas dari tonjolan atau material lain yang dapat menyebabkan rusaknya geotextile.
2. Geotextile dihampar lepas ke arah kontur yang rendah, sehingga dapat membentuk permukaan yang rata setelah material pengisi diatasnya dihampar.
3. Untuk menjaga permukaannya tidak merosot serta tidak ada bagian yang tersingkap, geotextile harus ditahan pada beberapa titik menggunakan tali atau pasak dengan jarak yang cukup.
4. Panjang dan lebar geotextile dipilih dan ditentukan agar penggunaannya efisien dan memenuhi syarat overlapping.
5. Overlapping antar bagian/lajur geotextile dapat dijahit sesuai dengan spesifikasi material atau hanya ditumpuk dengan ketentuan sebagai berikut:
• Untuk slope kemiringan 1:3 atau lebih landai, overlapping harus memenuhi lebar 450mm;
• Untuk slope lebih curam dari 1: 3, overlapping harus memenuhi lebar 600mm;
• Apabila diletakkan di dalam air, overlapping harus memenuhi lebar 900mm.
6. Pengisian dan perataan material diatasnya tidak boleh dilakukan berlawanan dengan arah overlapping.
7. Kerusakan atau robek pada permukaan geotextile harus ditambal dengan dijahit sesuai spesifikasi material atau di tambal dengan memberi overlap selebar minimal 300mm.
Pemasangan atau instalasi batuan sebagai berikut:
1. Batuan lapis inti dan lapis antara harus dihampar lapis demi lapis dengan ketebalan tidak lebih dari 30cm, dan harus dipadatkan dengan vibrator roller atau dapat menggunakan bucket excavator guna mendapatkan tatanan yang padat dan saling mengisi dan mengikat antara satu batu dengan batu lainnya.
2. Pemasangan batuan dimulai dari bagian kaki bangunan kearah atas. Batu armor harus diletakkan satu demi satu untuk menciptakan kondisi saling mengunci antara satu batu dengan lainnya.
3. Hasil pekerjaan harus menunjukkan lapis batuan kelas demi kelas sesuai dengan gambar.
4. Kontraktor bertanggung jawab untuk melindungi bagian pekerjaan yang belum selesai dari serangan gelombang. Kerusakan yang terjadi harus diperbaiki.
5. oleransi pekerjaan mengacu pada Spesifikasi Umum.
6. Void atau ruang terbuka pada permukaan batu harus lebih kecil dari 250 cm2 atau sisi terpanjangnya kurang dari 15 cm.
Comments
Post a Comment