Terdapat
berbagai macam proses pengelasan yang hingga saat ini masih memiliki aplikasi
masing – masing. Pengelompokan jenis proses las didasarkan pada sumber panas
yang digunakan untuk mencairkan logam. Klasifikasi proses las tersebut kurang
lebih seperti berikut:
Pengelasan Gas
Pengelasan
Gas adalah pengelasan dimana sumber panas berasal dari pembakaran gas. Beberapa
proses las yang termasuk dalam pengelasan gas contohnya seperti OFW (Oxy-Fuel
Welding) dimana gas yang digunakan adalah campuran oksigen dengan LPG (Liquid
Petroleum Gas), dan OAW (Oxy-Acetylene Welding) dimana gas yang digunakan
adalah campuran oksigen dengan asetilen atau yang lebih banyak dikenal dengan
karbit.
Pengelasan gas merupakan pengelasan yang sangat tua, ditemukan pada awal tahun 1900an sebelum las busur listrik ditemukan. Namun hingga saat ini pengelasan gas terutama OAW masih banyak digunakan karena sifatnya yang praktis dan relatif lebih murah dari proses las yang lain walaupun kualitas sambungan yang dihasilkan cenderung kurang bagus. Selain digunakan untuk mengelas, aplikasi lain dari nyala api oksigen dengan asetilen adalah untuk pemotongan logam dan brazing.
Pengelasan gas merupakan pengelasan yang sangat tua, ditemukan pada awal tahun 1900an sebelum las busur listrik ditemukan. Namun hingga saat ini pengelasan gas terutama OAW masih banyak digunakan karena sifatnya yang praktis dan relatif lebih murah dari proses las yang lain walaupun kualitas sambungan yang dihasilkan cenderung kurang bagus. Selain digunakan untuk mengelas, aplikasi lain dari nyala api oksigen dengan asetilen adalah untuk pemotongan logam dan brazing.
Pengelasan Busur Listrik
Pengelasan
Busur Listrik merupakan jenis las yang paling banyak dipakai di dunia industri
karena pengelasan ini praktis, murah, efisien, dan memiliki produktivitas
tinggi dengan hasil sambungan yang cukup berkualitas. Pengelasan busur listrik
mendapatkan panas dari busur listrik yang tercipta antara ujung elektroda
dengan logam induk. Busur listrik tersebut tercipta dari reaksi arus pendek
akibat dari terjadinya kotak ujung elektroda dengan logam induk.
Reaksi tersebut menciptakan panas yang cukup untuk meng ionisasi udara disekitarnya, udara yang ter ionisasi mampu untuk menghantarkan elektron diantara kedua media tersebut. Sehingga nyala busur listrik yang konstan akan tercipta, menjadi sumber panas bagi pengelasan busur listrik. Contoh pengelasan busur listrik seperti SMAW (Shielded Metal Arc Welding), GMAW (Gas Metal Arc Welding), GTAW (Gas Tungsten Arc Welding), dll. Selanjutnya pengelasan busur listrik juga terbagi menjadi pengelasan elektroda terumpan dan tidak terumpan.
Reaksi tersebut menciptakan panas yang cukup untuk meng ionisasi udara disekitarnya, udara yang ter ionisasi mampu untuk menghantarkan elektron diantara kedua media tersebut. Sehingga nyala busur listrik yang konstan akan tercipta, menjadi sumber panas bagi pengelasan busur listrik. Contoh pengelasan busur listrik seperti SMAW (Shielded Metal Arc Welding), GMAW (Gas Metal Arc Welding), GTAW (Gas Tungsten Arc Welding), dll. Selanjutnya pengelasan busur listrik juga terbagi menjadi pengelasan elektroda terumpan dan tidak terumpan.
Pada
pengelasan elektroda terumpan, elektroda yang digunakan untuk menciptakan busur
listrik ikut mencair dan menjadi filler metal. Sedangkan pada elektroda tak
terumpan, elektroda tersebut terbuat dari bahan yang memiliki titik lebur yang
tinggi sehingga tidak ikut mencair menjadi filler metal.
Pengelasan Resistansi Listrik
Pengelasan
Resistansi Listrik adalah proses pengelasan yang banyak di aplikasikan pada
industri produksi massal. Pengelasan resistansi listrik memanfaatkan hambatan
listrik (resistance) dari material untuk menciptakan arus pendek dan mencairkan
logam yang sedang di las. Pada saat yang sama titik sambungan tersebut di tekan
dan membentuk sambungan las saat membeku.
Contoh
pengelasan resistansi listrik adalah spot welding dan seam welding. Pengelasan
jenis ini sangat efisien dan menghasilkan sedikit polusi, oleh karena itu
aplikasi dari pengelasan ini banyak ditemukan pada industri produksi massal.
Selain itu, mesin yang digunakan untuk pengelasan resistansi listrik adalah
mesin yang sangat kompleks dan tidak praktis dengan harga mesin nya yang cukup
mahal. Akan tetapi, karena kemampuannya untuk menyambung logam dengan cepat dan
terus menerus (kontinyu) maka dari itu pengelasan resistansi listrik masih
cukup relevan dalam industri produksi massal.
Contoh
produk yang di produksi massal oleh pengelasan resistansi listrik adalah pipa
baja. Pipa baja berasal dari plat yang digulung melingkar lalu disambung secara
longitudinal atau spiral secara kontinyu oleh mesin seam welding yang bekerja
secara otomatis. Hasil dari pengelasan tersebut adalah sambungan yang kuat dari
ujung pipa ke ujung pipa sebagai hasil dari pelelehan dan penekanan yang mirip
dengan pekerjaan tempa (forging).
Solid State Welding
Pengelasan
Fase Padat (Solid State Welding) sedikit berbeda dengan proses pengelasan yang
lain dimana fase cair logam merupakan kunci, tetapi pada pengelasan fase padat
kebanyakan prosesnya tidak mengubah logam menjadi fase cair dahulu. Sehingga
proses las ini memiliki nama lain yaitu Penyambungan Fase Padar (Solid State
Bonding). Memiliki banyak kemiripan dengan pengelasan resistansi listrik, hanya
saja pada proses ini pengelasan sepenuhnya menggunakan energi mekanik tanpa
menggunakan energi listrik.
Waktu, tekanan, dan temperatur adalah variabel kunci dalam penyambungan logam dengan menggunakan pengelasan fase padat. Keunggulan dari proses pengelasan fase padat adalah tidak adanya daerah terpengaruh panas (HAZ) pada sekitar sambungan pengelasan seperti pada pengelasan busur listrik pada umumnya.
Waktu, tekanan, dan temperatur adalah variabel kunci dalam penyambungan logam dengan menggunakan pengelasan fase padat. Keunggulan dari proses pengelasan fase padat adalah tidak adanya daerah terpengaruh panas (HAZ) pada sekitar sambungan pengelasan seperti pada pengelasan busur listrik pada umumnya.
Hal ini
membuat material yang di las memiliki sifat mekanik yang tidak banyak berubah
akibat dari HAZ. Proses las yang termasuk pengelasan fase padat antara lain:
Friction Stir Welding (FSW), Cold Welding (CW), Diffusion Welding (DFW), Explosion
Welding (EXW), Forge Welding (FRW), Hot Pressure Welding (HPW), Roll Welding
(ROW), Ultrasonic Welding (USW), dan lainnya.
Pengelasan Termokimia
Pengelasan
Termokimia (Termochemical Welding) merupakan pengelasan yang menggunakan reaksi
kimia sebagai sumber panas. Pengelasan seperti Oxy-Acetylene Welding dimana
sumber panasnya adalah dari hasil pembakaran gas asetilen bertekanan juga dapat
dikategorikan sebagai pengelasan termokimia.
Contoh pengelasan termokimia yang hingga saat ini masih banyak digunakan adalah pengelasan aluminothermic atau thermite welding. Panas las termit berasal dari bubuk aluminium dan oksida besi yang memiliki prinsip kerja seperti bubuk mesiu. Bubuk termit tersebut akan bereaksi ketika dibakar dan reaksi tersebut menghasilkan panas hingga mencapai 2.800 derajat C melelehkan logam di dalam sebuah wadah yang digunakan untuk menampung proses pencairan dan pembekuan logam tersebut.
Contoh pengelasan termokimia yang hingga saat ini masih banyak digunakan adalah pengelasan aluminothermic atau thermite welding. Panas las termit berasal dari bubuk aluminium dan oksida besi yang memiliki prinsip kerja seperti bubuk mesiu. Bubuk termit tersebut akan bereaksi ketika dibakar dan reaksi tersebut menghasilkan panas hingga mencapai 2.800 derajat C melelehkan logam di dalam sebuah wadah yang digunakan untuk menampung proses pencairan dan pembekuan logam tersebut.
Karena
prosesnya yang sangat praktis dan alat – alat yang dibutuhkan mudah dibawa,
pengelasan termokimia banyak digunakan pada daerah – daerah yang sulit
dijangkau dan jauh dari sumber listrik seperti pada pengelasan untuk menyambung
rel kereta api.
Klasifikasi Pengelasan:
1. Selain dari sumber panasnya terdapat
beberapa klasifikasi lain. Seperti pada pengelasan busur listrik ada
klasifikasi berdasarkan elektroda terumpan atau tidak terumpan.
2. Pengelasan Manual adalah dimana welder
memiliki kendali penuh untuk mengumpankan elektroda dan logam pengisi serta
mengarahkan elektroda tersebut sepanjang jalur pengelasan. contoh dari
pengelasan manual adalah OAW, SMAW, dan GTAW.
3. Pengelasan Semi Otomatis dimana
pengumpanan elektroda dan logam pengisi sepenuhnya dikendalikan oleh sebuah
mesin yang telah diatur parameternya oleh welder. Tugas welder selain mengatur
parameter pengumpanan juga mengarahkan elektroda sepanjang jalur pengelasan.
Contoh pengelasan semi otomatis adalah GMAW dan FCAW.
4. Pengelasan Otomatis dan Mechanized
dimana seluruh pekerjaan pengelasan dilakukan oleh sebuah mesin yang telah
diatur parameter – parameternya. Sehingga tugas dari welding operator hanyalah
mengawasi parameter yang digunakan serta jalannya proses pengelasan itu
sendiri. Contoh pengelasan otomatis dan mechanized adalah SAW dan Seam Welding.
SMAW (Shield Metal Arch
Welding)
SMAW
(Shield Metal Arch Welding) adalah las
busur nyala api listrik terlindung dengan mempergunakan busur nyala listrik
sebagai sumber panas pencair logam. Jenis ini paling banyak dipakai dimana–mana
untuk hampir semua keperluan pekerjaan pengelasaan. Tegangan yang dipakai hanya
23 sampai dengan 45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan pengelasan
dibutuhkan arus hingga 500 Ampere. Namun secara umum yang dipakai berkisar 80 –
200 Ampere. SMAW sering digunakan baik untuk memenuhi kebutuhan skala rumahan
maupun proyek yang besar. Pengelasan SMAW menggunakan elektroda terbungkus yang
ikut mencair dan sekaligus sebagai bahan pengisi. Elektroda sekaligus berfungsi
sebagai kutu negatif dan benda kerja sebagai kutub positif. Panas berasal dari
adanya busur listrik yang menyebabkan elektroda dan logam dasar melebur secara
bersamaan.
Fluks
elektroda (pembungkus elektroda) berfungsi untuk melindungi logam las agar
tidak bereaksi dengan lingkungan/atmosfer. Elektroda dengan diameter kecil,
maka arus yang digunakan juga lebih rendah. Eletroda jenis ini biasa digunakan
untuk material carbon steel yang tipis pada semua posisi pengelasan. Jenis
elektroda dengan diameter besar, maka yang digunakan juga arus tinggi.
Elektroda jenis ini biasanya untuk pengelasan material carbon steel yang tebal
pada posisi flat dan horisontal. Pengelasan SMAW digunakan hampir pada semua
jenis material, sederhana, ringan dan biaya rendah. Contoh kode filler metal
yang sering digunakan dalam AWS adalah E 7018.
SAW (Submerged Arch
Welding)
SAW
(Submerged Arch Welding) adalah las busur terbenam atau pengelasan dengan busur
nyala api listrik. Untuk mencegah oksidasi cairan metal induk dan material
tambahan, dipergunakan butiran–butiran fluks / slag sehingga busur nyala
terpendam di dalam ukuran–ukuran fluks tersebut.
Busur
listrik dan logam cair dilindungi oleh fluks cair dan lapisan partikel fluks yg
berbentuk granular. Ujung elektroda yang dimakan secara kontinu, dibenamkan ke
dalam fluks dan pada saat itu busur listrik tidak berfungsi. Proses
pengoperasiannya dilakukan secara mekanik dan semi otomatis. Sistem mekanik
dapat digunakan bila posisi pengelasan flat, sedangkan system semi otomatis
digunakan apabila pekerjaan memerlukan kualitas las yang konsisten.
Proses
pengelasan SAW banyak digunakan pada material yang berbentuk plat yang tebal.
Upaya untuk mendapat kedalaman penetrasi sambungan, makan digunakan arus DCEP.
Sambungan dapat di-backing dengan Cu, fluks, berbagai jenis isolasi ataupun
baja. Proses pengelasan SAW dapat digunakan untuk baja karbon, baja paduan
semua grade. Contoh filler metal dan fluksnya dalam AWS class adalah F7A6-EM12K.
ESW (Electro Slag Welding)
ESW
(Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti, pengelasan sejenis SAW
namun bedanya pada jenis ESW busurnya nyala mencairkan fluks, busur terhenti
dan proses pencairan fluk berjalan terus dam menjadi bahan pengantar arus
listrik (konduktif). Sehingga elektroda terhubungkan dengan benda yang dilas
melalui konduktor tersebut. Panas yang dihasilkan dari tahanan terhadap arus
listrik melalui cairan fluk / slag cukup tinggi untuk mencairkan bahan tambahan
las dan bahan induk yang dilas tempraturnya mencapai 3500° F atau setara dengan
1925° C
SW (Stud Welding)
ESW
(Electro Slag Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk menyambung bagian
satu konstruksi baja dengan bagian yang terdapat di dalam beton (baut angker)
atau “ Shear Connector “
ERW (Electric Resistant
Welding)
ERW
(Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu dengan tahanan
yang besar panas yang dihasilkan oleh aliran listrik menjadi semakin tinggi
sehingga mencairkan logam yang akan dilas. Contohnya adalah pada pembuatan pipa
ERW, pengelasan plat–plat dinding pesawat, atau pada pagar kawat
EBW (Electron Beam
Welding)
EBW
(Electron Beam Welding) adalah las
dengan proses pemboman elektron, suatu pengelasan uang pencairannya disebabkan
oleh panas yang dihasilkan dari suatu berkas loncatan elektron yang
dimamapatkan dan diarahkan pada benda yang akan dilas. Pengelasan ini
dilaksanakan di dalam ruang hampa, sehingga menghapus kemungkinan terjadinya
oksidasi atau kontaminasi.
Elektron yang bergerak dengan kecepatan tinggi, energi kinetik dari elektron tersebut ditransformasikan menjadi energi panas untuk melelehkan filler atau weld metal.
Elektron yang bergerak dengan kecepatan tinggi, energi kinetik dari elektron tersebut ditransformasikan menjadi energi panas untuk melelehkan filler atau weld metal.
GMAW (Gas Metal Arch
Welding)
GMAW
(Gas Metal Arch Welding) terdiri dari MAG (Metal Active Gas) dan MIG (Metal
Inert Gas) adalah pengelasan dengan gas nyala yang dihasilkan berasal dari
busur nyala listrik, yang dipakai sebagai pencair metal yang di–las dan metal
penambah. Perbedaan keduanya adalah pada gas yang digunakan dalam proses
pengelasan. Proses MIG memakai gas mulia saja; Argon, Helium, sedangkan MAG
menggunakan gas CO2 atau campuran dengan argon.
Pengelasan
GMAW biasanya digunakan pada pengelasan fabrikasi steel structure material CS
menggunakan CO2 atau campurannya. Sangat menguntungkan untuk tonase yang besar
karena kecepatannya sangat tinggi (tanpa harus berhenti mengganti kawat las).
Contoh filler dalam AWS: ER 70 S-6
- Metal Active Gas (MAG): Menggunakan elektroda logam, dengan gas pelindung tidak harus inert, misalnya CO2 (hanya untuk pengelasan carbon steel & low alloy steel).
- Metal Inert Gas (MIG): Menggunakan elektroda logam dan menggunakan gas inert (Argon, Helium) untuk menghindari inklusi atau pengotor oksida. Gas inert sangat dibutuhkan untuk logam yang reaktif terhadap atmosfir udara seperti: Al, Mg, Ti.
- Metal Active Gas (MAG): Menggunakan elektroda logam, dengan gas pelindung tidak harus inert, misalnya CO2 (hanya untuk pengelasan carbon steel & low alloy steel).
- Metal Inert Gas (MIG): Menggunakan elektroda logam dan menggunakan gas inert (Argon, Helium) untuk menghindari inklusi atau pengotor oksida. Gas inert sangat dibutuhkan untuk logam yang reaktif terhadap atmosfir udara seperti: Al, Mg, Ti.
GTAW (Gas Tungsten Arch
Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas)
GTAW
(Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas) adalah pengelasn
dengan memakai busur nyala dengan tungsten/elektroda yang terbuat dari wolfram,
sedangkan bahan penambah digunakan bahan yang sama atau sejenis dengan material
induknya. Untuk mencegah oksidasi, dipakai gas kekal (inert) 99 % Argon (Ar)
murni. Elektroda yang digunakan (tungsten) tidak ikut melebur, yang melebur
adalah bahan pengisi (filler) biasa disebut welding rod. Busur listrik terjadi
antara elektroda dan material dasar (base metal), sedangkan shielding gas digunakan
untuk melindungi elektroda dan logam cair.
Proses
pengelasan GTAW pada umumnya menggunakan pengaturan arus secara DCSP (DCEN/
direct current electrode negative) untuk material CS, SS, Ti. Sedangkan untuk
pengelasan pengelasan Aluminium, magnesium menggunakan DCEP (direct current
electrode positive). Gas yang digunakan adalah gas mulia; argon, helium atau
campuran argon dan helium. Penggunaan proses GTAW dilapangan pada umumnya
adalah Full GTAW, untuk pipa ketebalan ≤ 5 mm dengan diameter ≤ 4 inch untuk
material CS atau material SS semua diameter. Selain itu juga digunakan pada
plat tipis bahan SS atau pipa aluminium. Penggunaan berikutnya adalah sebagau
Root saja (Filler & Capping dengan SMAW), biasanya digunakan untuk
ketebalan pipa ≥ 6 mm baik material CS atau SS, atau untuk root welding pada
pipa cladding. Contoh filler metal dalam AWS adalah ER70SG, ER80SG
- Tungsten Inert Gas (TIG): Elektrodanya khusus menggunakan Wolfram. Titik cair elektroda wolfram yang sampai 3410oC membuat ia tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik. Menggunakan gas inert Argon dan atau Helium. Gas inert untuk logam yang reaktif terhadap atmosfir udara seperti: Al, Mg, Ti.
FCAW (Flux Cored Arch Welding)
- Tungsten Inert Gas (TIG): Elektrodanya khusus menggunakan Wolfram. Titik cair elektroda wolfram yang sampai 3410oC membuat ia tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik. Menggunakan gas inert Argon dan atau Helium. Gas inert untuk logam yang reaktif terhadap atmosfir udara seperti: Al, Mg, Ti.
FCAW (Flux Cored Arch Welding)
FCAW
(Flux Cored Arch Welding) pada hakikatnya hampir sama dengan proses pengelasan
GMAW. Gas pelindungnya juga sama-sama menggunakan Karbon dioxida CO2. Biasanya,
pada mesin las FCAW ditambah robot yang bertugas untuk menjalankan pengelasan
biasa disebut dengan super anemo.
Proses
pengelasan FCAW menggunakan elektroda berinti sebagai pengganti solid electrode
dan digunakan untuk menyambung logam ferrous. Inti logam dapat berupa atau
mengandung mineral, serbuk paduan besi dan material yang dapat berfungsi
sebagai shielding gas, deoxidizer dan pembentuk slag. Penambahan ini dapat
meningkatkan arc stability, sifat mekanik material dan membentuk kontur las.
Contoh filler metal dalam AWS adalah E
81 T1 B2
PAW (Plasma Arch Welding)
PAW
(Plasma Arch Welding) adalah las listrik dengan plasma yang sejenis dengan GTAW
hanya pada proses ini gas pelindung menggunakan bahan campuran antara Argon
(Ar), Nitrogen (N) dan Hidrogen (H) yang lazim disebut dengan plasma. Plasma
adalah gas yang luminous dengan derajat pengantar arus dan kapasitas termis /
panas yang tinggi dapat menampung tempratur diatas 5000° C
PAW sama dengan TIG menggunakan elektroda wolfram (tidak meleleh), filler diumpan secara manual. Perbedaannya pada PAW tedapat gas plasma yang mengandung ion positif dan negatif, sehingga hasil penetrasi dari PAW lebih dalam karena konsentrasi energi lebih besar, dan daerah Heat Affected Zone (HAZ) relatif lebih kecil karena ada plasma gas, stabilitas busur lebih baik dari TIG.
OAW (Oxigen Acetylene
Welding)
OAW
(Oxigen Acetylene Welding) adalah sejenis dengan las karbid / las otogen. Panas
yang didapat dari hasil pembakaran gas acetylene (C2H2) dengan zat asam atau
Oksigen (O2). Ada juga yang sejenis las ini dan memakai gas propane (C3H8)
sebagai ganti acetylene. Ada pula yang memakai bahan pemanas yang terdiri dari
campuran gas hidrogen (H) dan zat asam (O2) yang disebit OHW (Oxy Hidrogen
Welding)
EXW (Explosion Welding)
EXW
(Explosion Welding) adalah las yang sumber panasnya didapatkan dengan
meledakkan amunisi yang dipasang pada suatu mold/cetakan pada bagian tersebut
dan mengisi cetakan yang tersedia. Cara ini sangat praktis untuk menyambung
kawat baja / wire rope, slenk.
Cara
pelaksanaannya adalah ujung-ujung tambang kawat dimasukkan ke dalam mold yang
telah terisi amunisi selanjutnya serbuk ledak tersebut dinyalakan dengan
pemantik api, maka terjadilah reaksi kimia eksotermis yang sangat cepat
sehingga menghasilkan suhu yang sangat tinggi sehingga terjadilah ledakan.
Ledakan tersebut mencairkan kedua ujung kawat baja yang terdapat didalam mold
tadi, sehingga cairan metal terpadu dan mengisi ruangan yang tersedia didalam
mold.
Friction Welding
Friction Welding menggunakan 2 buah benda kerja ditekan dan diputar sehingga akibat friksi keduanya akan timbul panas yang selanjutnya dipakai untuk proses penyambungan.
Friction Stir Welding
Friction Stir Welding adalah penyambungan dua buah logam dengan menggunakan probe yang berputar serta berjalan, menghasilkan gesekan, lalu menimbulkan panas, lalu logam menjadi plastis tapi tidak sampai meleleh dan terjadi penyambungan di antara keduanya.
Spot Welding
Spot Welding menggunakan dua elektroda yang berbentuk silinder diletakkan pada kedua permukaan logam, lalu ditekan. Panas yang dihasilkan dari tahanan dikombinasikan dengan pemberian tekanan yang akan menghasillkan Spot Welding, panas tersebut akan berakibat terbentuknya nugget pada permukaan sambungan dari dua benda kerja.
Seam Welding
Seam Welding menggunakan prinsip panas yang dihasilkan sama dengan spot welding, namun Pengelasan dilakukan dibanyak titik (continuous) yang Menghasilkan banyak nugget yang berurutan.
Projection Welding
Projection Welding mengkonsentrasikan arus dan tekanan elektroda pada daerah yang akan dilas yang telah dipersiapkan sebelumnya sehingga aliran arus terfokus pada titik kontak yang terbatas.
Flash Welding
Flash welding mengkombinasikan tekanan dari samping dan panas dari arus listrik. Salah satu dari jenis Resistance welding, dimana tahanan dihasilkan dari gap atau celah antara 2 komponen.
Laser Beam Welding
Laser Beam Welding menggunakan panas yang dihasilkan dari laser (energi radiasi elektromagnetik).
Friction Welding
Friction Welding menggunakan 2 buah benda kerja ditekan dan diputar sehingga akibat friksi keduanya akan timbul panas yang selanjutnya dipakai untuk proses penyambungan.
Friction Stir Welding
Friction Stir Welding adalah penyambungan dua buah logam dengan menggunakan probe yang berputar serta berjalan, menghasilkan gesekan, lalu menimbulkan panas, lalu logam menjadi plastis tapi tidak sampai meleleh dan terjadi penyambungan di antara keduanya.
Spot Welding
Spot Welding menggunakan dua elektroda yang berbentuk silinder diletakkan pada kedua permukaan logam, lalu ditekan. Panas yang dihasilkan dari tahanan dikombinasikan dengan pemberian tekanan yang akan menghasillkan Spot Welding, panas tersebut akan berakibat terbentuknya nugget pada permukaan sambungan dari dua benda kerja.
Seam Welding
Seam Welding menggunakan prinsip panas yang dihasilkan sama dengan spot welding, namun Pengelasan dilakukan dibanyak titik (continuous) yang Menghasilkan banyak nugget yang berurutan.
Projection Welding
Projection Welding mengkonsentrasikan arus dan tekanan elektroda pada daerah yang akan dilas yang telah dipersiapkan sebelumnya sehingga aliran arus terfokus pada titik kontak yang terbatas.
Flash Welding
Flash welding mengkombinasikan tekanan dari samping dan panas dari arus listrik. Salah satu dari jenis Resistance welding, dimana tahanan dihasilkan dari gap atau celah antara 2 komponen.
Laser Beam Welding
Laser Beam Welding menggunakan panas yang dihasilkan dari laser (energi radiasi elektromagnetik).
Posisi Pengelasan
Posisi
mengelas terdiri dari empat macam yaitu:
1.
Posisi di Bawah Tangan
Posisi di bawah tangan yaitu suatu cara
pengelasan yang dilakukan pada permukaan rata/datar dan dilakukan dibawah
tangan. Kemiringan elektroda las sekitar 10º – 20º terhada garis vertikal dan
70º – 80º terhadap benda kerja.
2.
Posisi Tegak (Vertikal)
Mengelas posisi tegak adalah apabila
dilakukan arah pengelasannya keatas atau kebawah. Pengelasan ini termasuk
pengelasan yang paling sulit karena bahan cair yang mengalir atau menumpuk
diarah bawah dapat diperkecil dengan kemiringan elektroda sekitar 10º – 15º
terhada garis vertikal dan 70º – 85º terhadap benda kerja.
3.
Posisi Datar (Horisontal)
Mengelas dengan horisontal biasa disebut
juga mengelas merata dimana kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah
elektroda mengikuti horisontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring
sekitar 5º – 10º terhada garis vertikal dan 70º – 80º kearah benda kerja.
4.
Posisi di Atas Kepala (Over Head)
Posisi pengelasan ini sangat sukar dan
berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh
karena itu diperlukan perlengkapan yang serba lengkap antara lain: Baju las,
sarung tangan, sepatu kulit dan sebagainya. Mengelas dengan posisi ini benda
kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5º –
20º terhada garis vertikal dan 75º – 85º terhadap benda kerja
source:
pengelasan.net
achmadarifin.com
www.maritimeworld.web.id
LAS
untuk Definisi Pengelasan
untuk Pengelasan SMAW
untuk Jenis Pengelasan
untuk Proses Pengelasan
untuk Macam - Macam Elektroda/Kawat Las (Welding Electrode)
untuk Macam - Macam Cacat Las
untuk Kualifikasi Welder
untuk Tungsten Inert Gas (TIG) Welding / GTAW Argon (Gas Tungsten Arc Welding)
LAS
untuk Definisi Pengelasan
untuk Pengelasan SMAW
untuk Jenis Pengelasan
untuk Proses Pengelasan
untuk Macam - Macam Elektroda/Kawat Las (Welding Electrode)
untuk Macam - Macam Cacat Las
untuk Kualifikasi Welder
untuk Tungsten Inert Gas (TIG) Welding / GTAW Argon (Gas Tungsten Arc Welding)
Comments
Post a Comment