Angkur Skip to main content

Angkur

Pengertian Angkur
Angkur (anchor) atau dikenal juga dengan dynabolt merupakan suatu material yang dipakai untuk menyatukan dua elemen pada sebuah bangunan. Lain dengan mur baut atau paku, dynabolt mempunyai sistem yang berbeda karena tipe serta jenisnya pun bermacam-macam. Karena angkur dynabolt terdiri atas dua komponen, seperti mur dan baut, tak sedikit yang menyebutnya dengan baut tanam.
Angkur baja yang kerap dijumpai adalah type L, biasanya dipasang pada tiang lampu jalan dan tiang lainnya sebagai pengikat atau fondasi. Ukurannya mulai dari M10, M12, M116, M119, M20, M24 hingga M34. Finishingnya pun berbeda-beda, ada finishing mentah, electro peltting, galvanis hotdip dan galvanis biasa.
Angkur yang mulai diproduksi pada tahun 1960-an itu memiliki tiga elemen utama. Baut berulir yang berbentuk mirip dengan mur, tapi agak lancip seperti paku, selongsong silinder dan ring atau cincin sebagai penahan.
Perbedaan angkur beton, angkur baja dan angkur besi dengan mur baut biasa yang bentuknya selalu tetap terletak pada elemen kedua yang bentuknya menyerupai selongsong peluru, namun bisa mengembang atau membesar saat sudah dikencangkan. Elemen yang berfungsi sebagai silinder tersebut selalu ditanamkan pada media dinding, beton dan sebagainya. Angkur adalah benda yang sangat dibutuhkan dan tidak boleh sembarangan dalam memilih ukurannya, apalagi mengganti fungsinya dengan material yang lain.

Macam – Macam Angkur
Di bawah ini macam-macam angkur yang sering digunakan:
1. Baut Angkur Post – Installed
Baut angkur jenis ini ditanam dalam struktur beton yang sudah jadi dengan melakukan pengeboran. Ada beberapa model baut angkur jenis ini:

1.a Chemical Anchor/ Baut Angkur Kimia / Bonded Anchor
Sesuai namanya, chemical anchor merupakan angkur yang menggunakan campuran zat kimia untuk menambah kekuatan, supaya tahan terhadap air, air laut dan sebagainya. Mekanisme chemical anchor berbeda-beda. Umumnya, angkur jenis ini terdiri atas dua komponen, yaitu steel anchor dan bahan kimia sebagai pengikatnya. Jadi ada dua komponen utama, yaitu baut angkur dan material pengikatnya. Chemical angkor banyak dipasang pada beton, tapi tidak menutup kemungkinan untuk ditempelkan pada dinding bata atau batu. Kekuatan media beton tersebut sangat berpengaruh terhadap kapasitas sistem angkur yang dipasang.
Metode pemasangan chemical anchor tidak selalu sama, ada yang betonnya dibor terlebih dulu kemudian lubangnya dibersihkan dengan menginjeksi zat kimia baru steel anchor dimasukkan. Tapi, ada pula yang diinjeksi dengan kapsul. Tergantung pada perbedaan angkur beton, angkur baja dan angkur besi. Baut angkur kimia ini juga disebut sebagai bonded anchor bolt atau adhesive anchor bolt. Materi pengikatnya kadang disebut mortar, yang terdiri dari resin epoxy, plyester atau vinylester.

1.b Angkur Tanpa Bahan Kimia
Secara umum, angkur jenis ini tidak menggunakan bahan kimia seperti chemical anchor. Kekuatan yang dihasilkan dipengaruhi oleh media tanam, baik batu bata maupun beton dan spesifikasi besi angkur itu sendiri (titik leleh dari material angkur). Model serta sistem kerjanya berbeda-beda, tergantung pada material yang digunakan. Sistem kerja yang umumnya digunakan ialah sistem kembang. Baut ini memiliki selongsong yang akan merekah saat baut dikencangkan. Saat merekah, selongsong akan menekan sisi dalam lubang beton hingga baut jadi tertanam kuat di dalam beton. Jadi, media tanam dibor sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan (panjang besi angkur, ukuran angkur, kekuatan, panjang dan besar lubang bor dan sebagainya). Anchor yang telah masuk ke dalam lubang akan semakin kuat apabila ditarik.

Baut angkur non-kimia ini dibedakan berdasarkan cara penguatan pemasangannya, yaitu:
- Mechanical Expansion Anchors
Baut Angkur ini memiliki ujung yang melebar sehingga saat dikencangkan akan merekahkan selongsong yang berada di tengah baut. Angkur tipe ini sangat baik untuk digunakan di area yang memiliki rongga, atau area yang sering mengalami getaran, seperti di stadium atau bangunan Bandara. Expansion anchor didisain untuk mengembang setelah dipasang. Setelah pemasangan, muncul gaya gesekan antara angkur dan beton yang kemudian menimbulkan kekuatan gaya tarik angkur terhadap beton. Expansion  anchor  terbagi  atas  dua  tipe,  yaitu:  Torque  controlled  dan Displacement controlled
Expansion anchors; (a) Torque-controlled, (b) Deformation controlled


  
- Undercut Anchors
Baut angkur jenis ini umumnya memiliki selongsong yang merekah pada ujungnya saat baut diputar untuk dikencangkan. Lubang dibuat dengan menggunakan bor khusus. Lubang tersebut memiliki bentuk yang sesuai saat selongsong direkatkan

Tipe angkur ini adalah tipe angkur yang cukup kuat dalam mengikat masing – masing elemen dibandingkan tipe lainnya. Karena itu angkur ini biasa digunakan di tempat-tempat yang beresiko, seperti: roller coaster, bangunan tenaga nuklir, dan struktur lainnya yang menuntut keamanan tinggi. Angkur ini biasa digunakan pada struktur beban dinamik dan perkuatan bangunan gempa. Undercut anchor sangat kuat sehingga tidak akan runtuh terlebih dahulu daripada betonnya, maka tipe ini lebih banyak dipilih oleh para insinyur.
Angkur ini terbagi dua, yaitu:
a. Undercut drilled bit

b. Undercut drilled hole

- Screw Anchors
Baut angkur tidak memiliki selongsong dan hanya mengandalkan friksi antara ulir baut dengan beton.

- Plastic Anchors
Inilah sekrup fisher yang kita kenal sehingga lebih tepat disebut sebagai sekrup fisher. Selongsongnya terbuat dari plastik dan dapat melebar saat sekrup diputar untuk dikencangkan.


2. Anchor Klasik/ Angkur Tanam/ Cast-In-Place Anchor Bolt
Anchor klasik ialah sejenis angkur yang ditanam terlebih dulu. Angkur ini dipasang di dalam bersamaan dengan proses pengecoran struktur. Baut angkur yang sudah ditanam di dalam struktur beton tidak perlu dilakukan pengeboran pada struktur beton.Ini adalah jenis baut angkur yang paling sederhana dan paling kuat. Baut angkur tipe ini dipasang sesuai disain pada bagian struktur beton yang akan di cor,sehingga penggunaannya hanya terbatas pada konstruksi baru. Berikut beberapa tipe angkur cor di tempat, yaitu: headed bolt, L-bolt, J-bolt dan Headed stud.




Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Washing Bay / Tempat Cuci Kendaraan

Washing bay digunakan untuk membersihkan kotoran, oli dan limbah lainnya dari kendaraan dan peralatan. Ini penting untuk melindungi kendaraan dari korosi dan meminimalkan perawatan karena peningkatan keausan. Sebagian besar aplikasi dapat menggunakan tempat cuci kendaraan standar untuk menyelesaikan tugas ini. Namun, beberapa industri menggunakan peralatan yang tidak pernah bisa masuk ke tempat cuci kendaraan pada umumnya, antara lain: Kendaraan konstruksi Kendaraan dan peralatan pertambangan Kendaraan pengangkut Peralatan Industri Beberapa kendaraan berat lainnnya Temporary Washing Bay Desain Washing Bay Washing bay dapat berupa struktur sementara atau permanen. Washing Bay juga bisa model terbuka atau tertutup. Setiap jenis washing bay memiliki kelebihan dan keterbatasan. Jenis washing bay yang sesuai tergantung pada kebutuhan dan keadaan masing-masing. Agar sesuai dengan yang dibutuhkan, washing bay memerlukan beberapa atau semua komponen berikut: Perangkat pra-perawatan Pemisah min

Macam – Macam Cacat Las

Weld Defect atau Cacat las adalah hasil pengelasan yang tidak memenuhi syarat keberterimaan yang sudah dituliskan di standart (ASME IX, AWS, API, ASTM). Penyebab cacat las dapat dikarenakan adanya prosedur pengelasan yang salah, persiapan yang kurang dan juga dapat disebabkan oleh peralatan serta consumable yang tidak sesuai standart. Jenis cacat las pada pengelasan ada beberapa tipe yaitu cacat las internal (berada di dalam hasil lasan) dan cacat las visual (dapat dilihat dengan mata). Jika kita ingin mengetahui defect atau cacat pengelasan internal maka kamu memerlukan alat uji seperti Ultrasonic Test dan Radiography Test untuk pengujian yang tidak merusak, sedangkan untuk uji merusak kamu dapat menggunakan uji Bending atau makro. Untuk jenis jenis cacat pengelasan visual atau surface Anda dapat menggunakan pengujian Penetrant Test, Magnetic Test atau kaca pembesar. Cacat Las Undercut Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau akar, bentuk cacat i