Struktur Baja (part 4) Perencanaan Struktur Baja Skip to main content

Struktur Baja (part 4) Perencanaan Struktur Baja

Dimensi baja artinya ukuran panjang, lebar, tinggi maupun tonase material baja yang akan digunakan  untuk keperluan sebuah bangunan. Agar tahu merencanakan dimensi material baja sebelum pembangunan kita mulai adalah hal yang wajib dilaksanakan, termasuk untuk membangun sebuah gudang.
Tujuan merencanakan dimensi material sangat penting, yaitu agar jenis dan ukuran material baja yang digunakan untuk konstruksi gudang tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecil. Sebab ukuran material yang terlalu besar mengakibatkan biaya pembangunan tidak efisien, sebaliknya ukuran material yang terlalu kecil akan mengakibatkan bangunan tidak kokoh.

1. Mengetahui Data Bangunan
Berikut data yang diperlukan dalam perencanaan dimensi material untuk struktur baja:
1.Ukuran Bangunan Gudang
Yaitu data mengenai panjang dan lebar gudang yang akan dibangun. Sebab ukuran bangunan berpengaruh langsung pada dimensi material baja yang akan digunakan, maka sedapat mungkin ukuran gudang dibuat berbentuk persegi, yakni setiap sudut bangunan membentuk 90º.

Tips untuk menentukan panjang gudang sebaiknya kelipatan 6 meter, yaitu panjang 12 meter, 18 meter, 24 meter dan seterusnya. Kelipatan 6 meter bermaksud untuk menyesuaikan ukuran panjang material baja yang umum, serta sebagai acuan dalam menentukan jarak antara tiang/kolom baja.

2.Tinggi Bangunan Gudang
Yaitu data mengenai tinggi tiang/kolom baja yang akan direncanakan, tambah kolom pedestal/cor beton jika diperlukan. Perlu diperhatikan dalam menentukan tinggi kolom baja, penting menyesuaikan ukuran panjang material baja yang tersedia. Hal ini agar memudahkan belanja material serta material yang digunakan nantinya tidak banyak sisa atau terbuang.
Tips untuk menentukan tinggi tiang/kolom baja yakni diusahakan kelipatan 4 meter atau 6 meter. Seperti yang diketahui, umumnya bangunan gudang tinggi tiang/kolom baja dapat kita buat 6 meter. Sementara agar tinggi bangunan bisa lebih dari 6 meter, maka dapat ditambahkan kolom pedestal/cor beton berada di bawah tiang/kolom baja.

3.Jenis Bahan Penutup Atap Gudang
Yaitu data mengenai jenis material yang akan digunakan sebagai penutup atap gudang. Jenis material atap akan berpengaruh pada sudut kemiringan serta bentuk atap gudang. Dengan menentukan material atap sangat penting untuk mengetahui jumlah beban yang akan dipikul oleh rangka atap baja, yaitu berat dari material penutup atap bangunan tersebut.
Menentukan jenis material penutup atap yaitu berdasarkan kegunaan bangunan. Namun secara umum untuk atap bangunan gudang cukup menggunakan material jenis galvalume gelombang, yang memiliki berat antara 3,61 – 5,08 Kg/m². Setelah dipastikan bahwa penutup atap yang menggunakan jenis galvalume gelombang. Maka secara otomatis diketahui standar sudut kemiringan atap yang menggunakan galvalume gelombang adalah 15º serta bentuk atap umumnya pada bangunan gudang adalah bentuk atap pelana.

2. Menentukan Jenis Dan Ukuran Material Baja Profil
Setelah data mengenai bangunan gudang telah lengkap, seperti penjelasan pada Tahap 1. Selanjutnya adalah menentukan jenis dan ukuran material baja profil yang digunakan. Perhatikan gambar berikut ini, adalah sebuah konstruksi gudang yang akan kita rencanakan menggunakan material baja.
Untuk menentukan jenis dan ukuran material baja profil yang akan digunakan pada konstruksi gudang seperti gambar tersebut, dapat dilakukan berdasarkan cara berikut:

1.Material Untuk Trecstang (Sagrod) Dan Ikatan Angin (Wind Brace)
Material baja yang digunakan untuk Trecstang dan Ikatan angin adalah sama-sama jenis besi beton Bj 37 atau besi polos, hanya fungsi dan bentuk komponen yang berbeda. Adapun trecstang berfungsi sebagai pengeras atau pengaku antar gording, sementara Ikatan angin berfungsi untuk pengeras atau pengaku antar kuda-kuda.

2.Material Untuk Gording (Purlin)
Gording merupakan komponen rangka atap yang terpasang menghubungkan antara 2 kuda-kuda, dengan jarak tertentu (disimbolkan dengan s). Adapun jenis material gording yang umum mempergunakan adalah baja profil CNP, yang dapat ditentukan ukurannya melalui jarak berikut (jarak antar kolom 6m):
Jika s < 1.200 mm; maka dipakai baja profil CNP 125x50x20x2,3 mm
Jika s = 1.200 s/d 1.350 mm; maka dipakai baja profil CNP 150x50x20x2,3 mm

Namun karena kondisi tertentu, pada sebagian bangunan gudang menentukan jarak antara tiang/kolom baja adalah 8 meter, maka ukuran gording yang akan digunakan dapat ditentukan melalui jarak berikut:
Jika s< 1.300 mm; maka gunakan baja profil CNP 200x75x20x2,8 mm
Jika s= 1.300 s/d 1.450 mm; maka gunakan baja profil CNP 200x75x20x3,2 mm

namun untuk penentuan profil lebih pastinya, harus melalui perhitungan struktur dengan memperhitungkan beban - beban yang bekerja pada gording.

3.Material Untuk Kuda-Kuda (Rafter)
Kuda-kuda adalah salah satu komponen utama pada sebuah konstruksi gudang, sebab berfungsi sebagai penopang semua beban yang terjadi pada rangka dan penutup atap. Sehingga untuk menentukan jenis dan ukuran material kuda-kuda tidak terlepas dari beban yang akan dipikulnya dengan memperhitungkan lebar/bentang bangunan (L).

Pada kasus tertentu, jika material yang digunakan untuk kuda-kuda adalah baja kastela. Maka cara menentukan ukuran material kuda-kuda dapat ditentukan melalui cara berikut:
Jika L= 25 m; gunakan baja kastela WF 200 HCO 300x100x5,5×8 mm
Jika L= 30 m; gunakan baja kastela WF 250 HCO 375x125x6x9 mm
Jika L= 35 m; gunakan baja kastela WF 300 HCO 450x200x6,5×9 mm
Jika L= 40 m; gunakan baja kastela WF 350 HCO 525x175x7x11 mm
Jika L= 45 m; gunakan baja kastela WF 400 HCO 600x100x813 mm
 
namun untuk penentuan profil lebih pastinya, harus melalui perhitungan struktur dengan memperhitungkan beban - beban yang bekerja pada kuda - kuda.

4.Material Untuk Regel (Tie Beam)
Regel berfungsi sebagai balok pengikat antar tiang/kolom baja, selain sebagai pengikat dengan adanya regel akan memudahkan tukang dalam pemasangan konstruksi. Pada umumnya jenis material yang digunakan untuk regel adalah baja profil 2CNP. 2CNP artinya profil CNP yang digunakan double, atau terdiri dari 2 batang kemudian kita satukan menjadi 1 komponen.   

Menentukan ukuran baja profil CNP untuk regel, yang akan digunakan pada sebuah konstruksi gudang, dapat ditentukan melalui cara berikut:
Jika L< 20 m; gunakan ukuran baja profil 2CNP 100x50x20x2,3 mm
Jika L= 20 s/d 30 m; gunakan ukuran baja profil 2CNP 150x50x20x2,3 mm
Jika L> 30 m; gunakan ukuran baja profil 2CNP 200x75x20x2,8 mm

namun untuk penentuan profil lebih pastinya, harus melalui perhitungan struktur dengan memperhitungkan beban - beban yang bekerja pada tie beam.

5.Material Konsol (Console)
Konsol adalah bagian struktur yang menonjol keluar bangunan gudang, berfungsi untuk menopang beban di atasnya, juga untuk melindungi bagian bawah konsol agar terhindar dari panas maupun hujan. Jenis material konsol untuk konstruksi gudang umumnya menggunakan profil WF, dan untuk menentukan ukuran material konsol dapat ditentukan melalui cara berikut:
Jika L3< 1,5 m; gunakan ukuran baja profil WF 150x75x5x7 mm
Jika L3= 1,5 s/d 2,0 m; gunakan ukuran baja profil WF 200x100x5,5×8 mm
Jika L3> 2,0 m; gunakan ukuran baja profil WF 250x125x6x9 mm

namun untuk penentuan profil lebih pastinya, harus melalui perhitungan struktur dengan memperhitungkan beban - beban yang bekerja pada konsol.

6.Material Untuk Kolom (Column)
Tinggi ideal tiang/kolom baja adalah kelipatan 4 atau 6 meter. Adapun jenis material tiang/kolom yang digunakan untuk konstruksi gudang adalah baja profil WF atau H Beam. Yang mana dimensi tiang/kolom ditentukan minimal sama dengan ukuran profil yang digunakan untuk kuda-kuda. Misalnya, ukuran profil untuk kuda-kuda ditentukan menggunakan profil WF 300x150x6,5×9 mm, maka ukuran profil untuk tiang/kolom juga memakai WF 300x150x6,5×9 mm.
Namun jika material kuda-kuda yang ditentukan adalah baja kastela, maka ukuran profil untuk tiang/kolomnya sama dengan ukuran awal pembuatan profil kastela tersebut. Misalnya kuda-kuda menggunakan baja kastela WF 250 HCO 375x125x6x9 mm, berarti material awal pembuatan baja kastela tersebut adalah WF 250x125x6x9 mm

namun untuk penentuan profil lebih pastinya, harus melalui perhitungan struktur dengan memperhitungkan beban - beban yang bekerja pada kolom.

7.Material Untuk Angkur (Anchor)
Fungsi angkur pada konstruksi gudang adalah sebagai jangkar/pengikat antara konstruksi gudang yang menggunakan rangka baja dengan struktur pondasi, balok atau kolom beton.


3. Menentukan Tebal dan Ukuran Plat Baja
Material baja plat ditentukan berdasarkan ketebalan dan ukuran yang digunakan pada masing-masing komponen rangka baja. Ada hal yang perlu ditambahkan pada kondisi khusus, misalnya harus melakukan sambungan (connecting) karena keterbatasan panjang normal/standar material di pasaran. Sehingga harus melakukan sambungan untuk mencapai panjang yang dibutuhkan untuk konstruksi. Dimana kondisi seperti ini umumnya terjadi pada profil WF yang akan dipergunakan untuk kuda-kuda.

Contoh penentuan plat baja:
Penentuan tebal dan ukuran plat baja untuk menyambung kuda-kuda WF, seperti gambar diatas dapat dilakukan melalui rumus berikut ini:
PS-1    = p x h1
PS-2    = p x b1

Keterangan rumus tersebut adalah seperti berikut:
  • PS-1 = ukuran pelat baja sambungan untuk web (t1) profil WF, maka tebal pelat baja yang gunakan adalah  ≥ t1,
  • PS-2 = ukuran pelat baja sambungan untuk flange (t2) profil WF, maka tebal pelat baja yang gunakan adalah  ≥ t2
  • P = 1,5h
  • h1 = h – (4t2)
  • b1 = b – t2
Jadi misalkan, sebuah kuda-kuda yang menggunakan material profil WF 350x175x7x11 mm akan disambung, maka ukuran plat baja yang akan digunakan sebagai bahan untuk sambungan melaui rumus berikut:

PS-1    = (1,5 x 350) x ((350- (4 x 11))
            = 525 x (350 – 44)
            = 525 x 306 mm;

PS-2    = (1,5 x 350) x (175 – 11)
            = 525 x 164 mm;

Sementara tebal plat baja yang akan kita gunakan, dapat kita tentukan dengan cara berikut:
PS-1  ≥ t1 yaitu T=8 mm.
PS-2  ≥ t2 yaitu T=12 mm.

source:
arsitekta.com

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun