Perkerasan Telford Skip to main content

Perkerasan Telford

Pencipta / penemu perkerasan jalan telford adalah Thomas Telford (1757-1834) adalah seorang insinyur Skotlandia yang ahli dalam pembuatan jembatan lengkung dari batu, menciptakan konstruksi perkerasan jalan yang prinsipnya seperti jembatan lengkung.
Prinsip tersebut yaitu menyusun batu-batu belah yang dipasang berdiri secara berdesakan, dan pemasangannya menggunakan tangan. Konstruksi ini sangat berhasil dan kemudian disebut Sistem Telford. Sistem telford banyak dimanfaatkan di Indonesia, khususnya pada jalan-jalan pedesaan.

Struktur telford digunakan untuk memperkuat bagian yang lemah pada lapisan subbase. Struktur telford ini adalah lapisan padat yang terdiri dari batu-batu yang berukuran sedang diatur diatas lapisan pasir dan dikunci dengan batu-batu yang lebih kecil dan kerikil. Konstrusi telford harus dikerjakan dengan tangan dan dibentuk menjadi sebuah lapisan sub-base yang kuat dan mempunyai permukaan lapisan yang bagus untuk penempatan lapisan base.
Material yang digunakan untuk telford sub-base adalah batu yang umum digunakan dan mudah didapat. Konstruksi perkerasan dengan telpord menggunakan susunan batu pecah berukuran besar (10/15 dan 15/20) disusun berdiri dengan batu pecah yang lebih kecil mengisi rongga diatasnya sehingga rata, kemudian dipadatkan/digilas dengan mesin gilas, selanjutnya ditabur sirtu diseluruh permukaan untuk dibabar basah.

Pada umumnya mempunyai ketentuan sbb. :
Lebar minimal    lebih dari    2,5 m    -    3,0 m
Untuk tanah keras dipakai tebal konstruksi 15 cm
        batu tepi ukuran 15 – 20 cm
        batu kunci 3 – 5 cm
Untuk tanah sedang dipakai tebal konstruksi 20 cm
        batu tepi ukuran 20 – 30 cm
        batu kunci 5 – 7 cm

Ketika mendatangkan material ke lapangan, penempatannya harus memperhatikan faktor - faktor kemudahan dan mempercepat pekerjaan; sebagai contoh pekerjaan pada jalan buntu berbeda skema kerjanya jika dibandingkan dengan pekerjaan di jalan yang bersambung, karena pekerjaan harus dilaksanakan dari ujung jalan terlebih dahulu karena truk hanya bisa masuk dari satu arah saja, dengan demikian akan menyebabkan fleksibilitas produktifitas akan menurun.

Dan juga hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah setting out harus dilakukan dengan serius dan benar, pastikan lapisan telford memberikan dimensi yang tepat dan kemiringan yang cukup sesuai yang telah ditentukan.
Jika hal-hal tersebut di atas diabaikan akan sangat sulit untuk membentuk ketebalan dan kemiringan lapisan base sesuai dengan yang diinginkan, dan ini akan berpengaruh ke dalam kualitasnya. Setting out dan pengontrolannya dilakukan untuk semua lapisan jalan, dimulai dari lapisan sub-base.
Setting out dapat dimulai dari garis sisi pinggir jalan, dan kemudian dilanjutkan ke As jalan dan diikuti garis-garis diagonalnya.

Proses Pelaksanaan Jalan Telford
Aktifitas pemasangan dapat dimulai ketika pengukuran persiapan telah dilakukan. 
Hamparkan pasir antara kedua garis sisi dengan ketebalan 10 cm. Mulailah pemasangan dengan arah vertical sepanjang benang yang telah ditandai di kedua sisi jalan, as jalan, dan diagonalnya agar lapisannya rata berdasarkan patok rencana yang telah dipasang. Gunakan batu-batu besar untuk bagian dasar lapisan, dan pasang batu-batu kecil untuk mengisi celah-celahnya. Dan kemudian kunci dengan kerikil pecah yang berukuran lebih kecil. Ketika lapisan telah selesai dipasang harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pemadatan.
Quality control harus fokus terhadap pada perletakan/pemasangan batu-batu berukuran besar apakah telah dipasang dengan tepat dan dikunci dengan batu yang lebih kecil dan kerikil pecah untuk meminimalkan pergerakan struktur. Kerataan permukaan lapisan telford adalah suatu aspek penting, sebab jika permukaan tidak rata akan menyebabkan pemadatan kurang seimbang karena roda akan menggilas bagian yang tinggi saja dan bagian yang lebih rendah tidak tersentuh sehingga akan meninggalkan bagian-bagian yang lemah.
Setelah pekerjaan pasangan batu pengunci selesai, dipadatkan dengan mesin gilas. Pemadatan lapisan telford harus dilakukan menggunakan mesin gilas 6-8 ton. Jumlah lintasan harus dikontrol dengan cermat sebab pemadatan yang tidak baik akan menyebabkan peneurunan dari perkerasan dan akan menyebabkan rusaknya perkerasan. Biasanya 8-10 lintasan cukup untuk dilakukan.

Lapis pengisi menggunakan sirtu dengan diameter maksimum 2 cm. Pemberian lapis pengisi dengan cara menghamparkan sirtu tebal 3 cm, dimasukkan kedalam sela-sela/rongga batu pokok dan batu pengunci dengan kayu/bambu. Setelah seluruh rongga terisi, dipadatkan lagi dengan mesin gilas. 

Pada saat pelaksanaan penggilasan, kadang kala diberi air secukupnya dengan tujuan agar batu-batu kecil dapat masuk ke dalam sela-sela batu belah yang ada. Kekuatan jenis konstruksi telford ditimbulkan oleh gesekan antar batu-batu tersebut, sehingga kekuatan konstruksi ini sangat tergantung pada bidang-bidang kontak antar batu serta permukaan batu harus kasar. Semakin besar bidang kontak dan semakin kasar permukaan batu, maka akan memberi daya dukung yang besar pula. Maka untuk konstruksi Telford dipergunakan batu belah yang memberikan gesekan yang lebih besar.Apabila bidang kontak permukaan batu tersebut kecil atau tidak ada sama sekali maka konstruksi Telford akan rusak.
Pada bahu jalan perlu dibuat sub drainase untuk membuang air dibawah perkerasan dengan ukuran 20 x 30 cm setiap jarak 3 m. Saluran drainase dibuat bentuk trapesium dengan ukuran atas 50 cm, dalam 50 cm dan dasar 30 cm. Saluran air tidak perlu dibuat, jika kemiringan tanah diluar bahu jalan lebih dari 1% yang akan mengarahkan air keluar dari daerah jalan.

Hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan pondasi Telford antara lain :
1. Penopang tepi pada pondasi terlepas
2. Batu yang dipakai ternyata tidak tahan aus
3. Beban yang diderita terlalu besar, sehingga gesekan yang tersedia untuk melawan beban tersebut tidak mencukupi.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Washing Bay / Tempat Cuci Kendaraan

Washing bay digunakan untuk membersihkan kotoran, oli dan limbah lainnya dari kendaraan dan peralatan. Ini penting untuk melindungi kendaraan dari korosi dan meminimalkan perawatan karena peningkatan keausan. Sebagian besar aplikasi dapat menggunakan tempat cuci kendaraan standar untuk menyelesaikan tugas ini. Namun, beberapa industri menggunakan peralatan yang tidak pernah bisa masuk ke tempat cuci kendaraan pada umumnya, antara lain: Kendaraan konstruksi Kendaraan dan peralatan pertambangan Kendaraan pengangkut Peralatan Industri Beberapa kendaraan berat lainnnya Temporary Washing Bay Desain Washing Bay Washing bay dapat berupa struktur sementara atau permanen. Washing Bay juga bisa model terbuka atau tertutup. Setiap jenis washing bay memiliki kelebihan dan keterbatasan. Jenis washing bay yang sesuai tergantung pada kebutuhan dan keadaan masing-masing. Agar sesuai dengan yang dibutuhkan, washing bay memerlukan beberapa atau semua komponen berikut: Perangkat pra-perawatan Pemisah min

Macam – Macam Cacat Las

Weld Defect atau Cacat las adalah hasil pengelasan yang tidak memenuhi syarat keberterimaan yang sudah dituliskan di standart (ASME IX, AWS, API, ASTM). Penyebab cacat las dapat dikarenakan adanya prosedur pengelasan yang salah, persiapan yang kurang dan juga dapat disebabkan oleh peralatan serta consumable yang tidak sesuai standart. Jenis cacat las pada pengelasan ada beberapa tipe yaitu cacat las internal (berada di dalam hasil lasan) dan cacat las visual (dapat dilihat dengan mata). Jika kita ingin mengetahui defect atau cacat pengelasan internal maka kamu memerlukan alat uji seperti Ultrasonic Test dan Radiography Test untuk pengujian yang tidak merusak, sedangkan untuk uji merusak kamu dapat menggunakan uji Bending atau makro. Untuk jenis jenis cacat pengelasan visual atau surface Anda dapat menggunakan pengujian Penetrant Test, Magnetic Test atau kaca pembesar. Cacat Las Undercut Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau akar, bentuk cacat i