Masalah Cat Pada Dinding Skip to main content

Masalah Cat Pada Dinding



Beberapa permasalahan yang mungkin terjadi pada cat dinding seperti mengelupas, warna cat yang tidak sama (belang), pengapuran, hingga cat yang menggelembung bisa dialami. Ada  banyak penyebab kerusakan pada cat dinding tembok.

1. Cat mengelupas (Flaking)

Flaking pada cat tembok ditandai dengan mengelupasnya lapisan cat saja, tidak menunjukkan pengaruh pada acian. Berbeda dengan cracking yang dapat dilihat dengan pengelupasan cat, disertai dengan lapisan acian yang ikut terkelupas juga.

Penyebab Flaking:
1. Kebersihan tembok yang akan dicat
2. Penggunaan acian yang kurang berkualitas.
3. Terdapat kandungan minyak pada tembok
3. Cat terkena panas yang sangat ekstrim
4. Cat terlalu lama mengalami pengapuran
5. Kondisi permukaan substrate terlalu panas atau dingin
6. Cat  terlalu kental sehingga tidak bisa penetrasi ke permukaan substrate / cat lama
7. Cat terlalu tebal untuk sekali lapisan
8. Lapisan cat dasar belum kering sempurna saat aplikasi cat lapisan terakhir
9. Penggunaan dempul atau plamir dinding yang mutunya rendah, sehingga pada saat dicat atau bisa juga beberapa waktu kemudian, dempul atau plamir tersebut terangkat.
10. Tidak menggunakan cat dasar / alkali primer atau cat dasar / alkali primer yang digunakan tidak sesuai dengan sistem pengecatan akhir.
11. Kebanyakan yang sering terjadi adalah pada saat mengecat ulang, lapisan cat lama tidak dikerok terlebih dahulu, sehingga lapisan cat lama yang daya lekatnya kurang, mudah tertarik atau terkelupas oleh lapisan cat baru yang mutunya lebih tinggi.
12. Pengecatan dilakukan di atas cat yang lama sudah mengapur, sehingga mudah mengelupas.

Pencegahan:
1. Pastikan permukaan tembok dalam keadaan bersih dari kotoran, debu  dan minyak serta pastikan dalam keadaan kering sempurna.
2. Hindari penggunaan plamur atau dempul dan yang terlalu tebal ke seluruh permukaan.
3. Gunakan cat dasar yang sesuai dengan jenis cat yang akan digunakan.

Solusi:
1. Memperbaiki sumber kebocoran agar air tidak merembes ke dinding.
2. Melakukan pengelupasan cat menggunakan ampelas pada cat tembok yang bermasalah sampai habis
3. Membersihkan bagian dinding sampai bersih dari minyak, debu, dan kotoran-kotoran lain yang dapat menyebabkan cat tidak menempel dengan baik pada tembok
4. Bilas dengan air sampai bersih dan keringkan
5. Melakukan pengecatan ulang pada tembok mulai dari cat dasar sesuai rekomendasi
6. Aplikasikan lapisan cat akhir eksterior yang memiliki kualitas adhesion dan water resistance yang lebih baik sesuai dengan cara aplikasi yang benar



2.Cracking

Retak ini terjadi karena pemisahan lapisan film. Mula - mula hanya yang muncul hanya seperti rambut, tapi lama - lama makin besar dan menyebabkan terjadinya pengelupasan.
Penyebab Cracking:
1. Kerusakan berawal dari acian yang retak
2. Salah campuran acian
3. Lapisan yang pertama belum benar - benar kering sudah ditimpa lapisan berikutnya.
4. Pengencer terlalu banyak
5. Kondisi substrate ketika cat diaplikasikan terlalu dingin atau panas
6. Kondisi udara saat pengecatan terlalu berangin sehingga bagian permukaan terlalu cepat kering.

Solusi:
A. Jika  hanya peretakan tanpa ada indikasi pengelupasan cat
1. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan menutup retakan rambut tersebut dengan plamir yang berkualitas baik dan direkomendasikan untuk exterior hanya pada daerah retakan saja
2. Untuk retak 0.5-2.0 mm gunakan plamir atau skim coat (interior).
3. Untuk retak lebih dari 2.0 mm gunakan concrete repair, crack filler atau sealant
acrylic/polyurethane.
3. Tidak menggunakan plamir lebih dari 3 mm.
4. Setelah kering berikan 1 lapisan cat dasar atau primer disusul dengan cat akhir

B. Jika pengelupasan cat terjadi sampai ke dasar substrate
1. Khusus pada tembok yang mengalami cracking, proses pengacian ulang wajib dilakukan (menggantikan acian lama yang rusak)
2. Melakukan prosedur pengecatan ulang pada tembok.




3. Chalking (Pengapuran)
Terbentuknya serbuk halus pada permukaan lapisan cat yang membuat warna cat pudar. Pengapuran dapat dilihat secara visual atau dapat dirasakan secara jelas saat tangan mengusap permukaan dinding. Pengapuran yang sudah parah membuat pengecatan ulang tidak berguna karena cat baru tidak akan bisa menempel.

Penyebab Chalking
1. Kesalahan dalam penggunaan cat juga dapat menjadi penyebab pengapuran
2. Cat yang tidak memiliki ketahanan terhadap sinar matahari. 
3. Penggunaan cat interior untuk cat eksterior.
4. Kondisi plamir berkualitas rendah
5. Kualitas cat rendah
6. Alkali menyerang lapisan film cat
7. Kondisi cuaca merusak lapisan film cat
8. Tidak melapisi dengan cat dasar yang berpori baik

Pencegahan:
1. Pada tembok/acian baru, pastikan tembok dalam keadaan kering sempurna ( minimal 28 hari ) dengan kadar air 18% skala protimeter dan derajat alkali maksimal 8 ( memenuhi standar pengecatan).
2. Untuk tembok luar ruangan, gunakan cat khusus eksterior dengan pengenceran sesuai petunjuk penggunaan.
3. Pada permukaan tembok baru, pastikan tembok sudah dalam keadaan kering sempurna dengan kadar air sekitar 18% skala protimeter.
4. Pastikan permukaan dalam keadaan bersih dan bebas dari kotoran, minyak, debu dan garam alkali yang menempel.
5. Aplikasikan cat dasar
6. Gunakan cat khusus ekterior untuk pengecatan tembok luar ruangan.
7. Lakukan pengenceran sesuai dengan petunjuk pemakaian dan aplikasikan 2-3 lapis untuk memperoleh hasil maksimal.
8. Pilih cat tembok yang berkualitas tinggi agar lebih tahan terhadap serangan garam alkali dan paparan sinar matahari.

Solusi:
1. Menganalisa letak cat yang bermasalah, pada bagian eksterior atau interior. 
2. Pada eksterior dapat diatasi dengan mengganti cat dengan produk cat khusus eksterior dengan terlebih dahulu menghilangkan cat yang bermasalah terlebih dahulu. 
3. Pada cat interior, maka dilakukan dengan menghilangkan lapisan cat, dan menggunakan alkali killer pada tembok, setelah kering, barulah dilakukan pengecatan ulang.

Detail Solusi:
1. Cek tingkat pengapuran dengan menggosok permukaan dengan jari atau kain gelap.
2. Bersihkan residu kapur dengan menggunakan salah satu dari metode ini :

  • Pengapuran tingkat tinggi yang membutuhkan tekanan tinggi atau sand-blasting. Apabila tidak tersedia, gosok permukaan dengan menggunakan sikat kaku dan deterjen ringan. Bilas secara menyeluruh dengan aliran air yang kuat dari selang.
  • Pengapuran tingkat sedang/menengah harus digosok dengan sikat kawat atau pengamplasan disertai dengan menyemprotkan permukaan dengan aliran kuat dari selang.
  • Biarkan permukaan kering sempurna.

3. Periksa permukaan lagi dengan menggunakan jari atau lap untuk menentukan jumlah residu kapur.

  • Apabila kapur sedikit atau tidak ada dan cat lama masih dalam kondisi baik, tidak membutuhkan aplikasi cat dasar.
  • Apabila kapur ringan sampai sedang, gunakan aditif berbasis air yang dapat menembus ke lapisan pertama cat untuk membantu ikatan cat ke permukaan lama.
  • Apabila kapur masih terlihat jelas, gunakan cat dasar alkid masonry sebagai cat dasar dan lapisi dengan cat berkualitas tinggi sebagai lapisan akhir


Catatan
1. Lapisi dinding dengan cat dasar dan cat akhir yang memiliki kualitas ketahanan cuaca
2. Jika pengapuran sudah tidak ada sementara kondisi cat lama masih baik maka pemberian cat dasar boleh tidak dilakukan



4. Penyabunan (Saponification)
Cat yang menggumpal dan melunak pada tembok disebut dengan penyabunan/ saponification. 

Penyebab Saponification:
1. Nilai alkalinitas pada tembok tinggi. 

Solusi:
1. Hilangkan cat lama dengan cara melakukan pengelupasan menggunakan kapi
2. Bersihkan tembok yang bermasalah sampai terbebas dari debu
3. Melapisi tembok yang akan dicat menggunakan alkali killer agar pH tembok menjadi normal
4. Melakukan pengecatan ulang setelah tembok kering.



5. Pengkristalan (Efflorescene)
Seperti halnya dengan masalah penyabunan/saponification. Kandungan alkali akan membentuk garam dan terbawa pada permukaan cat tembok, dan proses ini akan menjadi lebih cepat apabila kondisi lingkungan/tembok lembab. Tingginya kelembapan/alkali/kadar garam pada dinding juga membuat pengkristalan pada cat, sehingga membuat masalah pada warna yang turun
cukup drastis

Penyebab Efflorescence 
1. Adanya kandungan alkali pada dinding/tembok. 
2. Persiapan permukaan yang tidak sempurna sehingga serbuk garam belum hilang sepenuhnya.
3. Kelembaban yang berlebihan sehingga dapat menembus dari dalam ke permukaan dinding.
4. Pengecatan dilakukan ketika proses curing pada dinding baru belum sempurna.

Solusi:
1. Bersihkan garam dan kotoran yang menempel pada dinding dengan menggunakan sikat kawat dilanjutkan dengan membilas permukaan dengan air.
2. Cuci permukaan dengan campuran asam fosfor dan air (perbandingan 1:7 dengan mencampurkan asam ke air bukan air ke asam).
3. Bilas dengan menggunakan air bersih.
4. Biarkan permukaan untuk kering sempurna.
5. Apabila garam masih ada, ulang dari tahapan di atas.
6. Lapisi permukaan dengan cat primer berkualitas tinggi yang memiliki kemampuan melindungi dari alkali/efflorescence.

7. Cat ulang permukaan dengan cat akrilik berkualitas premium.


Pengecatan dilakukan setelah tembok dari plasteran atau beton telah kering sempurna, dimana kadar alkali dan air telah memenuhi syarat yang ditentukan. Gunakan lapisan cat dasar yang tahan alkali dan tidak dianjurkan menggunakan dempul tembok. Permukaan yang mengandung kristal-kristal garam harus dibersihkan terlebih dahulu dengan kain basah dan kering sampai tidak keluar lagi.

Perbaikan:
Kalau pengkristalan belum merusak lapisan cat, maka bersihkan garam-garam tersebut dengan kain basah dan kering. Amplas permukaan cat agar lebih porous, sehingga air dan garam-garam mudah keluar. Setelah pengkristalan tidak terjadi, lakukan pengecatan ulang. Bila lapisan catnya telah dirusak oleh alkali, maka harus dikerok habis sampai dasar permukaan. Bersihkan permukaan sampai efflorescence tidak terjadi lagi. Lakukan pengecatan dari awal lagi.




6. Cat Membercak (Water Spot)

Penyebab Water Spot:
1. Adanya rembesan air pada dinding/tembok, rembesan air tersebut dapat disebabkan oleh kebocoran saluran air yang ditanam di dalam tembok, kebocoran talang air, serta rembesan air dari bagian luar/sisi tembok lain, dan terjadinya waterspot dapat memicu munculnya jamur pada tembok.
2. Kondisi dinding yang belum kering sempurna
3. Kebocoran instalasi air atau sistem plumbing
4. Caviler air tanah

Solusi
1. Amplas permukaan lapisan cat agar lebih porous, sehingga air, solvent atau bahan pelunak dapat digunakan mudah menguap kelaur.
2. Bila jamur telah tumbuh pada bagian-bagian yang basah tersebut, cuci dengan larutan kaporit, kemudian dilap dengan kain basah untuk menghilangkan sisa-sisa kaporit. Biarkan mengering sempurna sebelum dilakukan pengecatan 



7. Cat Membekas Kuas (Roller Marks / Brush marks) 
Cat yang diaplikasikan ke tembok dapat membentuk bekas dari kuas yang diaplikasikan, 

Penyebab Roller Marks:
1. Kuas cat yang berkualitas rendah atau kotor (menggumpal)
2. Kualitas cat yang rendah
3. Teknik menggunakan kuas yang salah
4. Faktor pengenceran cat yang kental

Solusi:
1. Melakukan penghalusan tembok dengan menggunakan ampelas
2. Melakukan pengecatan ulang
3. Memperhatikan perbandingan campuran cat, sesuai spesifikasi yang direkomendasikan. 
4. Kondisi kuas yang digunakan dipilih yang baik



8. Blistering (Gelembung)
Lembab yang menembus dinding interior dari luar. Terjadi karena pengangkatan lapisan cat dari permukaan dasar yang tampak seperti gelembung. Kondisi ini akhirnya dapat menyebabkan pengelupasan cat secara menyeluruh.

Penyebab Blistering:
1. Lembab yang menembus dinding interior dari luar.
2. Melakukan pengecatan sebelum persiapan dinding belum sempurna dimana dinding masih dalam keadaan basah atau lembab
3. Uap air yang terjebak di dalam lapisan cat
4. Kondisi dinding yang lembab
5. Penggunaan plamir yang tidak benar
6. Pengecatan dilakukan pada kondisi yang sangat panas
7. Aplikasi cat berbasis minyak atau alkid di atas permukaan lembab.
8. Bersentuhan langsung dengan dinding lembab seperti kamar mandi, dapur, dan ruang cuci.
9. Dinding terekspos sinar matahari atau panas secara langsung.

Pencegahan:
1. Permukaan yang basah atau kena air hujan biarkan kering dahulu.
2. Berikan interval untuk pengecatan ulang sesuai aturan
3. Hindari pengecatan saat cuaca tidak baik/tingkat kelembaban tinggi

Perbaikan:
1. Kerok gelembung-gelembung yang terjadi.
2. Pastikan penyebab masalah (panas atau lembab) dengan membuka bagian yang blistering.
3. Apabila hanya lapisan cat terbaru yang blistering, kemungkinan besar disebabkan oleh panas.
4. Apabila beberapa lapisan cat terbuka dan blistering, kemungkinan besar disebabkan oleh kelembaban.
5. Pastikan permukaan tembok benar-benar kering dan bersih dari segala macam kotoran yang bisa menyebabkan perlekatan cat kurang baik.
6. Bila melakukan pengecatan ulang, pastikan cat sebelumnya benar-benar dihilangkan.
7. Cat dengan teknik yang benar sesuai petunjuk pemakaian.



9. Color Diferent
Color different adalah perbedaan warna cat yang telah diaplikasikan.

Penyebab Color Different:
Aplikasi pada waktu yang berbeda jauh.

Pencegahan:
Lakukan pengecatan pada saat yang sama.

Perbaikan:
1. Kerok cat lama dan bersihkan.
2. Lakukan pengecatan ulang.



10. Poor Hiding
Poor hiding adalah rendahnya daya tutup terhadap substrate atau cat lama.

Penyebab Poor Hiding:
1. Pengenceran cat yang berlebihan.
2. Warna cat yang diaplikasikan lebih muda atau kontras dengan yang sebelumnya.

Pencegahan:
Encerkan cat sesuai dengan yang dianjurkan.

Perbaikan:
Gunakan cat dasar sebelum melakukan pengecatan kembali.



11. Sagging
Melelehnya lapisan cat yang diaplikasikan pada bidang vertikal.

Penyebab:
1. Aplikasi cat terlalu tebal atau terlalu banyak.
2. Cat yang diaplikasikan terlalu cair.
3. Aplikasi dilakukan saat kondisi dinding lembab atau dingin

Pencegahan:
Hindari pengecatan pada kondisi lembab. Sebaiknya lakukan pengecatan dengan 2 kali aplikasi.



12. Wrinkling
Cat yang permukaannya berkerut.

Penyebab Wrinkling:
1. Pengulasan cat yang terlalu tebal.
2. Pengecatan ulang yang terlalu cepat.
3. Pengeringan terlalu cepat karena udara panas
4. Biasa terjadi pada cat alkyd

Pencegahan:
1. Aplikasi cat pada ketebalan normal
2. Hindari aplikasi pada cuaca yang sangat panas.

Perbaikan
1. Kerok cat lama dan bersihkan.
2. Lakukan pengecatan ulang.



13. Warna Pudar / Discoloration / Fading
Berubahnya warna sebagian atau seluruh permukaan lapisan menjadi warna yang lebih putih atau muda dari warna aslinya.

Penyebab Discoloration:
1. Menggunakan cat interior untuk ekserior
2. Kualitas cat rendah sehingga lebih mudah mengalami degradasi / pengapuran pada lapisan filmnya.
3. Menggunakan cat dengan warna yang tidak tahan radiasi UV
4. Over tinting dengan menggunakan extra pasta colorant cat putih yang tidak diperuntukan untuk cat base warna muda / medium
5. Pengecatan dilakukan pada permukaan dinding yang belum cured maksimal
6. Tinting cat putih yang tidak didesain untuk di-tinting atau menambahkan pewarna terlalu banyak pada base light atau medium.

Solusi:
1. Jika pudarnya warna karena pengaruh chalking, lakukan pembersihan seperti pada masalah chalking.
2. Apabila memudarnya warna pada cat disebabkan oleh alkali, permukaan dinding harus dilapisi dengan cat dasar alkali-resistant sebelum mengaplikasikan cat akhir.
2. Lakukan repainting dengan menggunakan cat dengan warna yang lebih tahan terhadap radiasi UV dan direkomendasikan untuk eksterior dengan ketahanan yang lebih baik




14. Dinding Berjamur

Timbul bintik hitam, abu - abu, atau cokalt pada permukaan dinding

Penyebab Dinding Berjamur:
1. Dinding terletak di area lembab atau area yang menerima sedikit cahaya matahari 
2. Penggunaan cat alkyd / oil based berkualitas rendah
3. Pengecatan ulang yang dilakukan dinding lama yang masih berjamur
4. Kebocoran saluran pipa air atau talang

Pencegahan:
1. Perbaiki saluran pipa air dan talang apabila terjadi kebocoran.
2. Pastikan sinar matahari bisa masuk ke dalam ruangan dan sirkulasi udara cukup bagus ( rutin membuka jendela, tirai dan gorden )

Solusi:
1. Bersihkan jamur yang menempel hingga bernar-benar bersih, bila perlu amplas hingga permukaan halus.
2. Aplikasikan pelapis anti bocor terutama di area yang memiliki kelembaban cukup tinggi untuk mencegah timbulnya jamur kembali.

Perbaikan:
1. Lalukan test untuk mengetahui bekas jamur pada dinding dengan cara meneteskan cairan pemutih baju ke bagian tersebut. Jika cairan bereaksi dan hilang maka kemungkinan besar jamur masih ada.
2. Gunakan larutan khusus fungicidal wash atau larutan pemutih baju (1 larutan :3 air) untuk menghilangkan jamur
3. Gosokan larutan pada bagian yang ditumbuhi jamur.
4. Diamkan selama 24 jam kemudian kerok dan bersihkan.
5. Bilas dengan air sampai bersih dan keringkan.
6. Lapisi dinding dengan cat WB yang berkualitas tinggi agar jamur tidak tumbuh lagi
7. Perbaiki sirkulasi udara
8. Perbaiki rembesan dan kebocoran



15. Alkali Attack

Penyebab terjadinya serangan alkali pada dinding adalah sebagai berikut :
- Kondisi beton atau plester acian yang belum kering sempurna
- Kualitas semen, pasir, dan air untuk adukan semen yang kurang baik.


Penyebab Umum Kerusakan pada cat :
1. Debu/ noda yang menempel pada dinding dan proses pembersihannya
2. Lapisan cat terlalu tebal
3. Penggunaan plamir berkualitas rendah
4. Jeda pengecatan yang terlalu cepat
5. Kelembaban dinding yang sangat tinggi
6. Cat terlalu encer
7. Persiapan yang kurang maksimal



16. Aligatoring (Sisik Buaya)
Merupakan serangkaian retakan dalam satu area yang menyerupai sisik buaya. Kondisi ini dapat terjadi pada satu lapisan cat atau lebih. Dimulai dengan sedikit retak dan akhirnya bisa tumbuh lebih lebar dan dalam menembus lapisan atas dan bawah.

Penyebab :
1. Ketidakmampuan lapisan atas untuk mengikat dan membentuk hasil akhir yang halus.
2. Mengaplikasikan cat yang keras dan kaku (contoh: cat berbasis minyak) di atas lapisan yang lebih fleksibel.
3. Penuaan alami cat berbasis minyak di iklim ekstrim.
4. Mengalami pembukuan – pencairan terus menerus yang berakibat hilangnya elastisitas cat.
5. Mengaplikasikan lapisan cat baru sebelum lapisan sebelumnya kering sempurna.
6. Mengaplikasikan cat terlalu banyak.

Solusi :
1. Amplas permukaan cat sampai bersih dari cat lama atau gunakan paint remover.
2. Bersihkan permukaan dinding dari semua debu dan biarkan permukaan mengering sempurna.
3. Lapisi permukaan dengan cat primer berkualitas tinggi dan biarkan permukaan mengering sempurna.
4. Aplikasikan cat akhir sesuai finishing yang diinginkan



17. Blocking
Menempelnya lapisan cat dari permukaan lain ketika lapisan cat belum kering sempurna. (Contoh: cat pada pintu yang menempel pada cat pada tembok ketika kedua cat pada kedua permukaan belum kering).

Penyebab :
1. Menekan permukaan yang baru dicat sebelum kering sempurna.
2. Menggunakan cat yang lambat kering atau cat berbasis minyak yang telah disimpan dalam waktu yang lama.
3. Mengaplikasikan lapisan cat lain sebelum lapisan pertama kering sempurna.
4. Mengaplikasikan cat berlebih pada permukaan.
5. Menggunakan cat semi-gloss atau gloss berkualitas rendah yang tidak dirancang untuk menahan blok.

Solusi :
1. Apabila permukaan belum pernah dicat, aplikasikan cat primer berkualitas tinggi pada seluruh permukaan.
2. Jika kondisi blocking sudah ada, amplas permukaan untuk menghilangkan cat bermasalah.
3. Bersihkan dari debu dan kotoran, lalu aplikasikan cat primer berkualitas tinggi pada permukaan.
4. Pintu dan jendela harus disesuaikan sehingga dapat beroperasi lancar dan tidak mengganggu saat pengecatan.
5. Gunakan cat akhir berkualitas tinggi untuk melindungi permukaan dinding dari blocking .



18. Burnishing
Masalah cat tembok burnishingkenaikan tingkat kilap suatu lapisan cat saat digosok atau disikat. Lebih terlihat dalam warna yang lebih gelap.

Penyebab :
1. Penggunaan cat matt di high traffic area (gesekan tinggi) di mana finishing sheen akan memiliki ketahanan terhadap burnishing yang lebih baik.
2. Sering mencuci dan membersihkan spot.
3. Penggunaan kain atau pembersih abrasive.
4. Menggunakan cat berkualitas rendah dengan ketahanan noda dan goresan yang buruk.

Solusi :
1. Lindungi high traffic area (gesekan tinggi) dengan cat berkualitas tinggi.
2. Pertimbangkan untuk menggunakan cat dengan gloss atau kilap yang lebih tinggi.
3. Bersihkan permukaan yang dicat dengan kain lembut atau spons dan pembersih non-abrasive lalu bilas dengan air.



18. Dirt Pick-Up
Masalah cat tembok Dirt Pick-Upakumulasi kotoran, debu dan atau kotoran lainnya pada lapisan cat dan dapat menyerupai jamur.

Penyebab :
1. Menggunakan cat berkualitas rendah.
2. Eksposur polusi udara (contoh: asap kendaraan bermotor).

Solusi :
1. Apabila tidak yakin masalahnya merupakan kotoran atau jamur, lakukan tes dengan menggunakan pemutih pada satu titik kecil.
2.Bersihkan kotoran dengan menggunakan sikat dan cairan deterjen dilanjutkan dengan membilasnya dengan air.
3. Kotoran yang lebih pekat membutuhkan pencucian dengan tekanan. Kotoran yang menempel kuat membutuhkan anti minyak atau zat pembersih.
4. Cat ulang dengan menggunakan cat berkualitas tinggi yang diformulasikan untuk memberikan anti debu/kotoran.
5. Cat dengan kilap yang lebih tinggi lebih tahan terhadap kotoran dibandingkan dengan cat matt.



19. Menguning (Yellowing)
Berkembangnya lapisan kuning pada cat karena penuaan. Paling terlihat pada cat putih atau varnish bening.

Penyebab :
1. Oksidasi pada cat dasar minyak atau varnish.
2. Eksposur dari panas seperti kompor dan radiator.
3. Eksposur ammonia.
4. Kurangnya cahaya (lapisan di belakang lukisan atau furniture).

Solusi :
1. Gunakan cat latex berkualitas tinggi yang tidak menguning.
2. Cat dasar minyak punya kecenderungan untuk menguning.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun