Kerusakan Baja (Part 1) Skip to main content

Kerusakan Baja (Part 1)

Jembatan baja menjadi pilihan dikarenakan beratnya yang ringan, konstruksi yang relatif cepat serta keseragaman mutu yang relatif sama
untuk seluruh wilayah.

− Jembatan baja memiliki beberapa catatan antara lain
1. Penurunan mutu dari cat dan galvanisasi
2. Karat
3. Kerusakan pada bagian-bagian baja
4. Ikatan/sambungan yang longgar
5. Keretakan
6. Sambungan dan kompositas lantai-gelagar

Elemen yang Harus Diperhatikan pada Pekerjaan Jembatan Baja

1. Penurunan mutu lapisan pelindung
Penurunan mutu lapisan pelindung bis disebabkan antara lain:
o Umur
o Lingkungan yang memungkinkan terjadinya karat
o Lapuk
o Kecelakaan
o Penanganan yang buruk pada waktu awal.
o Kekerasan/tangan jahil

Penanganan lapisan pelindung baja akan sangat tergantung pada:
o Besarnya masalah
o Lingkungan
o Tersedianya sumber-sumber produksi lapisan pelindung
o Jenis lapisan pelindung yang sudah ada
Metode Penyiapan Permukaan
Pertama-tama harus dilakukan pembersihan dengan cara mencuci dan menyikat
menggunakan salah satu dari yang diuraikan berikut ini :
1. Sikat kawat yang dapat berputar secara mekanis
2. Alat penembak pneumatik runcing
3. Pembersihan dengan teknik pemanasan api
4. Pembersihan dengan sikat kombinasi dengan semprotan - di lapangan
5. Pembersihan dengan sikat kombinasi dengan semprotan - di bengkel

Sistem Pengaplikasian Cat
Cat dapat diaplikasikan dengan menggunakan:
1. Kuas digunakan untuk pekerjaan pemeliharaan rutin
2. Penyemprotan udara - untuk pekerjaan menengah
3. Penyemprotan dengan hampa udara - baik digunakan untuk pekerjaan
besar dimana bidang datar yang akan dicat berupa permukaan yang
cukup luas (contoh - Jembatan Gelagar Baja Jepang)

Sistem Pengecatan
Untuk lingkungan yang normal:
1. Lapisan ke 1 : 40 mikron, cat dasar alkyd sinc chromate
2. Lapisan ke 2 : 40 mikron, lapisan dasar alkyd
3. Lapisan ke 3 : 35 mikron, lapisan enamel alkyd
4. Lapisan ke 4 : 35 mikron, lapisan enamel alkyd
− Ketebalan lapisan cat kering akhir minimum 150 mikron
− Untuk lingkungan yang agresif, seperti pada daerah lingkungan berair asin
maka sistem pengecatan jenis lain yang harus dipakai.
− Disarankan agar lapisan dasar epoxy mempunyai ketebalan minimum 150
mikron pada permukaan baja yang sudah dibersihkan sebagaimana
diuraikan diatas dan satu atau dua lapisan chlorinated rubber masingmasing
dengan ketebalan 100 mikron dan 125 mikron untuk pemakaian
pada lingkungan berair asin.

Daya tahan sistem lapisan pelindung baja:
− Permukaan yang digalvanis dengan hot-dipped dapat bertahan sekitar 15-
20 tahun
− Permukaan yang dicat (dipabrik) dapat bertahan sekitar 10-15 tahun
− Permukaan yang dicat (di lapangan) bertahan sekitar 10 tahun.
Pengecatan ulang biasanya paling lama adalah sekitar 7-10 tahun (tetapi yang
paling baik adalah antara 5-7 tahun), dan hal ini disarankan bagi jembatanjembatan
rangka baja yang dipasang di Indonesia.
Siklus waktu tersebut mungkin harus dikurangi apabila jembatan tersebut
berada pada daerah pantai.



2. Karat
Tempat-tempat yang harus diperiksa untuk karat:
- sudut-sudut
- tumpukan sampah, kotoran, tanah dan lain-lain dapat mengumpulkan dan
menjebak kelembaban
- pada daerah yang diberi pelumas (gemuk) seperti pada perletakan geser,
rocker atau perletakan rol
- pada kabel dan kabel-kabel angker pada jembatan gantung
- sambungan

Penampang Beresiko Karat

Best Practice
Cara Penanganan
− Bersihkan secara menyeluruh semua permukaan yang berkarat untuk menentukan luas penampang yang rusak/hilang dari komponen jembatan.
− Jika luas kerusakan kurang dari 15% maka bagian tersebut harus dibersihkan seluruhnya dan dicat sebagaimana diuraikan pada kerusakan penurunan mutu lapisan pelindung.
− Jika luas kerusakan melebihi 15% maka diperlukan pemeriksaan khusus untuk menentukan dengan tepat strategi pemeliharaan. Cara berikut ini dapat diikuti :
A. Pembentukan Kembali
B. Perkuatan Bagian Yang Lemah
C. Penggantian

A. Pembentukan Kembali
o Jika daerah cakupannya kecil (kurang dari 200 mm panjangnya) maka kerusakan tersebut dapat diperbaiki dengan mengembalikan pada bentuk semula dengan teknik pengelasan yang sesuai.

B. Perkuatan Bagian Yang Lemah
o menambahkan pelat baja atau menambah gelagar tambahan untuk dapat memikul beban.
o Harus diperhatikan dengan adanya penambahan pelat atau gelagar benar-benar pada tempat yang sesuai dan benar-benar dapat memikul beban serta tidak melemahkan bagian yang aslinya, misalnya mombor lubang baut tambahan untuk sambungan.

C. Penggantian
o Penggantian bagian yang rusak harus mengembalikan bagian tersebut pada kapasitas beban rencana semula.
o Harus diperhatikan pada waktu diadakan penggantian, apakah penunjang sementara yang dibuat betul-betul cukup kuat untuk menahan jembatan pada waktu satu
o Jika daerah cakupannya kecil (kurang dari 200 mm panjangnya) maka kerusakan tersebut dapat diperbaiki dengan mengembalikan pada bentuk semula dengan teknik pengelasan yang sesuai.
dari yang berwujud ini
menjadi seperti dibawah ini






Berlanjut pada Kerusakan Baja (Part 2)


Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun