Kegagalan Tanah Skip to main content

Kegagalan Tanah

Proyek konstruksi seperti konstruksi bangunan, jalan, jembatan dan semua beban struktural akan ditanggung oleh tanah. Oleh karena itu, tanah harus memiliki daya dukung yang baik untuk menahan beban diatasnya. Selain itu, sifat fisik tanah yang baik juga menjamin kekuatan sebagai kapasitas daya dukung tanah.
Selain itu, sifat-sifat tanah ini juga memungkinkan seorang insinyur untuk menentukan seperti kapasitas daya dukung tanah, kelembaban tanah, tekanan tanah baik secara horizontal atau vertikal, jumlah tekanan pori, dan bahkan air tanah.
Penggunaan Geosintetik juga membantu sebagai sarana untuk membantu memperbaiki sifat-sifat tanah seperti lereng lereng atau lereng lereng, subgrade jalan, sanitary landfill liners dan sebagainya.

Jenis Kegagalan Tanah
Ada beberapa jenis kegagalan lahan, termasuk yang berikut:
(a) Kegagalan lereng
(b) Kegagalan tanah selama penggalian
(c) Kegagalan tanah dasar dan pondasi dalam.



A. Kegagalan Lereng (Slope Failure)
Ada berbagai mekanisme gerakan lereng, kriteria utamanya adalah mengetahui penyebab dan sifat keruntuhan gerakan di tanah. Kemiringan berpotensi gagal ketika tekanan naik meningkat atau kekuatan geser menurun. Tekanan tanah meningkat dengan meningkatnya beban atau adanya getaran dan kejutan.
Selain itu, meningkatkan tekanan pori juga dapat mengurangi kekuatan geser tanah serta meningkatkan stres. Kegagalan lereng terjadi ketika tegangan geser meningkat melebihi kekuatan geser tanah. Gerakan-gerakan ini mungkin dalam bentuk runtuh, tergelincir dan mengalir.
Ada lima (5) jenis kegagalan lereng, yaitu;
1. Longsor Jatuh
2. Rotasi slip
3. Senyawa geser
4. Slide transliterasi
5. Aliran

A1. Tanah Longsor Tipe Jatuh (Fall Type Landslide)
Jenis gerakan ini biasanya terjadi pada lereng yang sangat curam. Longsor jatuh adalah suatu kondisi ketika tanah yang terlepas meluncur lurus dari lereng dan jatuh.  Kegagalan keruntuhan melibatkan putaran lapisan batu. Dalam kasus lain, keruntuhan dimulai dengan pemisahan lapisan karena pergerakan mineral.  Pemisahan lapisan dapat terjadi dengan cepat atau dalam jangka panjang. Pemisahan yang cepat ini disebabkan oleh berat blok dan tekanan tekanan dari perbedaan tinggi antara bukit dan lembah. Pemisahan yang lambat biasanya dikaitkan dengan proses lingkungan seperti pembekuan.

Mode Fall Failure
Mode kegagalan tipe jatuh tidak terlalu serius. Hal ini terkait dengan kegagalan jangka pendek dari lereng tanah yang lebih padat. Dua fase kegagalan dapat diidentifikasi. Apabila penopang samping dilepas, maka tanah di sekitar kaki lereng menjulur keluar dan celah ketegangan muncul di bagian atas lereng. Terjadinya retak akan menghasilkan peningkatan tekanan di zona akar yang memisahkan kedua massa. Kehadiran air di celah-celah lebih lanjut akan mempengaruhi stabilitas. Akhirnya, massa tanah runtuh dan jatuh tiba-tiba.

A2. Tanah Longsor Tipe Geser (Slide Type Landslide)

Gerakan Geser Tanah
Ini melibatkan pergerakan tanah pada bidang kegagalan dengan tegangan geser tinggi. Salah satu penyebab kegagalan tergelincir ini adalah karena retak pada permukaan asli. Tanah longsor kemudian akan bergerak ke atas dan ke bawah lereng dan menumpuk di kaki lereng.

A3. Tanah Longsor Tipe Gelincir Putaran
 
Kegagalan selip dalam bentuk rotasi ini dapat membetuk kurva atau sebaliknya. Lembaran rotasi yang membentuk potongan melingkar sering terjadi di lereng homogen dan potongan non-bola terjadi di tanah yang tidak homogen (Craig, 1986)
Jika terjadi kegagalan, tanah akan retak dan pecah secara seri menjadi bagian yang lebih kecil. 
Kegagalan jenis ini biasanya terjadi pada tanah berbutir halus.
Jenis kegagalan ini memiliki garis lengkung kegagalan yang mengarah ke massa miring.
Ini menyebabkan tanah di bagian atas lereng meluncur ke bawah permukaan geser.
Slip Puritan memiliki permukaan miring, tidak melingkar dan dangkal.

A4. Tanah Longsor Majemuk

Longsor jenis ini adalah kombinasi geser rotasi dan transisi. Hal ini dipengaruhi oleh adanya lapisan yang berdekatan yang memiliki perbedaan kekuatan yang tinggi seperti selip transisi. Namun kemiringan senyawa berbeda karena stratum yang terlibat memiliki kedalaman yang besar yang menyebabkan kegagalan untuk membentuk permukaan melengkung dan miring.

A5. Tanah Longsor Translasi

Slip translasi terjadi karena adanya heterogenitas seperti lapisan tanah dan batas antara dua bahan yang berbeda. Slide ini biasanya terjadi ketika heterogenitas terletak sedikit lebih dangkal dari permukaan lereng. Permukaan yang longsor hampir sepenuhnya memanjang dan sejajar dengan kemiringan permukaan. Pada kemiringan tanah yang tidak terang, slip translasi terjadi ketika kondisinya berubah, misalnya slip. Massa yang tergelincir dapat melakukan perjalanan jauh sebelum berhenti.

A6. Tanah Longsor Tipe Aliran (Flow Type Landslide)

Kegagalan aliran umum terjadi dalam bentuk aliran lumpur yang dikaitkan dengan kadar air tanah. Ini terjadi ketika material pecah dan bergerak tanpa fokus perpindahan di sepanjang batas geser. Peristiwa aliran terjadi di tanah di mana kadar air melebihi batas cair. Untuk tanah yang lengket, pergerakan aliran dapat terjadi bahkan ketika kadar air tidak melebihi batas cairan.





B. Kegagalan Tanah Saat Penggalian Tanah
Pekerjaan penggalian biasanya dilakukan dalam persiapan lokasi proyek seperti pondasi, ruang bawah tanah, dan pekerjaan penggalian lainnya. Jika penggalian  dilakukan, tetapi tanah tidak didukung pada tebing korosi, maka kegagalan tanah akan terjadi.
Beberapa kegagalan tanah selama korosi adalah sebagai berikut: -
a) Sisa permukaan tanah berdekatan dengan galian
b) Pergerakan sisi tanah
c) Cembung pada dasar galian





C. Kegagalan Pondasi Dangkal dan Dalam (Kegagalan Pondasi)
Kegagalan pondasi dangkal dan dalam lebih tergantung pada kemampuan dasar tanah untuk menanggung beban atau mengacu pada kegagalan geser tanah yang mendukung pondasi.

C.1 Kegagalan Pondasi Dangkal
Ada tiga mode kegagalan tanah yang terjadi pada pondasi dangkal, yaitu
a) Kegagalan geser umum
b) Kegagalan geser lokal
c) Kegagalan geser untuk menembus.


C.1.1 Kegagalan Geser Umum
Permukaan kegagalan berlanjut menghasilkan antara ujung-ujung dasar dan permukaan tanah seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas. Ketika tekanan dinaikkan, kondisi keseimbangan plastik tercapai, tanah di sekitar alas secara bertahap menyebar ke bawah dan ke luar. Dalam keadaan kesetimbangan plastik benar-benar diproduksi di seluruh tanah pada permukaan kegagalan. Perpanjangan permukaan terjadi di kedua sisi.


C.1.2 Kegagalan Geser Lokal
Kompresi yang besar terjadi pada tanah di bawah pangkalan dan hanya terjadi dalam keadaan kesetimbangan plastik. Ada sedikit selip pada permukaan dan pemadatan di bagian bawah pangkal. Kejadian ini menyebabkan sedimentasi terjadi di pangkal.


C.1.3 Kegagalan Geser Puncak

Kegagalan geser puncak terjadi ketika ada kompresi tanah di bagian bawah pondasi dan ekstensi tanah tidak terjadi di permukaan. Kejadian ini menyebabkan sedimentasi besar terjadi di pangkal. Gambar diatas menunjukkan mode kegagalan dari kegagalan geser.





C.2 Kegagalan Pondasi Dalam
Pondasi dalam juga dikenal sebagai tiang (pile). Kapasitas dukung tiang tergantung pada dua faktor utama, yaitu:
(a) Gesekan antara tanah dan tumpukan
(b) Dukungan basis tiang di tanah
Jika beban pada tiang melebihi kapasitas tumpuan dan kekuatan geser gagal untuk menahan beban, maka kegagalan tiang terjadi ketika retakan ada di dalam tiang.



Teknik Perbaikan Tanah
Ada beberapa alternatif yang dibuat untuk memperbaiki sifat-sifat tanah sehingga tanahnya stabil dan mampu menanggung beban konstruksi di atasnya. Di antara metode-metode untuk meningkatkan sifat-sifat tanah ini adalah
1. Metode Pemadatan
2. Penguatan Tanah
3. Penerapan Geosintetik

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun