Metode Konstruksi Jembatan Melengkung / Arch Bridge Skip to main content

Metode Konstruksi Jembatan Melengkung / Arch Bridge

 
Jembatan lengkung adalah jembatan yang struktur utamanya terdiri dari pelengkung atau pelengkung yang diperkuat. Jembatan lengkung sangat ekonomis dan menguntungkan jika gaya reaksi horizontal yang disebabkan oleh pembebanan beban vertikal diterapkan secara efektif dan jika dirancang dengan tepat untuk mengurangi gaya penampang elemen struktur.
Jembatan lengkung telah banyak digunakan di seluruh dunia karena estetikanya yang unik, dan digunakan untuk jembatan bentang panjang setelah jembatan gantung dan jembatan kabel.

Tipe Jembatan Lengkung
Terdapat beberapa bentuk jembatan lengkung yang ada di dunia, antara lain:
a. Jembatan Lengkung Corbel
Jembatan lengkung corbel adalah jembatan batu, atau batu, di mana setiap kantilever (lapisan) yang berturut-turut lebih tinggi sedikit lebih banyak dari jalur sebelumnya. Langkah-langkah dari pasangan bata dapat dipangkas untuk membuat lengkungan memiliki bentuk bulat. Lengkungan corbel tidak menghasilkan dorongan, atau tekanan luar di bagian bawah lengkungan, dan tidak dianggap sebagai lengkungan sejati. Ini lebih stabil daripada lengkungan sejati karena tidak memiliki daya dorong ini. Kerugiannya adalah jenis lengkungan ini tidak cocok untuk bentang besar

b. Aqueducts dan Kanal Viaducts
Di beberapa lokasi membutuhkan rentang celah yang lebar pada elevasi yang relatif tinggi, seperti ketika kanal atau suplai air harus melewati lembah. Daripada membangun lengkungan yang sangat besar, atau kolom pendukung yang sangat tinggi (karena sulit menggunakan batu), serangkaian struktur melengkung dibangun satu di atas yang lain, dengan struktur yang lebih luas di dasarnya. Tipe ini masih digunakan pada jembatan kanal dan jalan raya karena bentuknya yang simpel.

c. Jembatan Deck Arch
Jenis jembatan ini terdiri dari sebuah lengkungan di mana dek benar-benar berada di atas lengkungan. Area antara lengkungan dan dek dikenal sebagai spandrel. Jika spandrel solid, biasanya pada jembatan batu atau jembatan lengkung batu, jembatan ini disebut jembatan lengkung dek spandrel tertutup. Jika geladak ditopang oleh sejumlah kolom vertikal yang naik dari lengkungan, jembatan ini dikenal sebagai jembatan lengkung geladak terbuka.

d. Jembatan Through Arch
Jenis jembatan ini memiliki lengkungan yang dasarnya berada di atau di bawah geladak, tetapi bagian atasnya naik di atasnya, sehingga geladak melewati lengkungan. Bagian tengah geladak ditopang oleh lengkungan melalui kabel suspensi atau batang pengikat, seperti pada jembatan lengkung terikat. Ujung jembatan dapat ditopang dari bawah, seperti jembatan lengkung geladak. Setiap bagian yang didukung dari lengkungan di bawah ini mungkin memiliki spandrel yang tertutup atau terbuka.

e. Jembatan Tied-arch
Jembatan ini dikenal dengan lengkungan tali busur. Jenis jembatan lengkung ini menggabungkan ikatan antara dua ujung lengkungan yang berlawanan. Ikatan biasanya dek dan mampu menahan gaya dorong horizontal yang biasanya akan diberikan pada penyangga jembatan lengkung. Dek ditangguhkan dari lengkungan. Lengkungan dalam kompresi, berbeda dengan jembatan gantung di mana catenary berada dalam tegangan. Jembatan lengkung terikat juga bisa menjadi jembatan lengkung tembus.

Komponen Utama Jembatan Lengkung
a. Deck arch
Komponen ini telah dijelaskan di atas.

b. Arch Rib / Rib Lengkung
Rib lengkung adalah anggota struktural utama dari lengkungan dan bertanggung jawab untuk membawa beban yang berbeda yang dihasilkan dalam struktur. rib lengkung biasanya dibangun menggunakan beton bertulang atau baja, tetapi bahan inovatif baru telah digunakan untuk rib lengkung, termasuk tabung baja yang diisi beton, beton kinerja tinggi, komposit beton baja, dll. Rib lengkung dapat dibangun sebagai truss, box girder, plate girder, atau sebagai bagian berongga, tergantung penggunaannya. Untuk jembatan bentang panjang, rib lengkung terdiri dari bagian truss untuk melawan beban lalu lintas yang disebabkan oleh berbagai kendaraan yang melintasi jembatan. Rib lengkung tidak hanya mewakili elemen penahan beban utama jembatan lengkung, tetapi juga mewakili komponen jembatan yang paling estetis.

c. Abutments/Supports
Abutment/support merupakan salah satu komponen terpenting dari jembatan lengkung karena sebagian besar beban yang dibawa oleh arch rib disalurkan ke dalam abutment. Oleh karena itu, abutment harus berat dan cukup besar untuk menahan gaya dorong horizontal dari lengkungan. Beton bertulang dan baja adalah bahan umum yang digunakan untuk abutment, tetapi bahan baru seperti beton bertulang seluler dan beton massa digunakan untuk mengurangi biaya. Misalnya, pada penyangga beton bertulang seluler, bagian seluler penyangga diisi dengan tanah untuk menyesuaikan berat penyangga yang diperlukan.

d. Hangers and Spandrels
Tergantung pada jenis jembatan lengkung, dek dapat didukung oleh spandrel di atas rusuk lengkung yang digantung oleh gantungan vertikal. Untuk jembatan lengkung dek, dinding spandrel yang kokoh dapat ditempatkan di atas rusuk lengkung untuk menopang dek jembatan. Isi di dinding sebagian besar terbuat dari batu atau beton. Namun, jembatan modern menggunakan pendekatan yang berbeda dengan menambahkan kolom vertikal yang terbuat dari baja atau beton yang secara langsung menopang dek jembatan.
Untuk melalui jembatan lengkung, dek jembatan digantung oleh gantungan, yang dimuat dalam ketegangan. Gantungan dapat dirancang sebagai I-section, bagian berongga melingkar, atau kabel tergantung pada kondisi di mana jembatan lengkung berada.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun