Sambungan / Joint pada Struktur Beton Water Tank Skip to main content

Sambungan / Joint pada Struktur Beton Water Tank

Ada berbagai jenis sambungan yang dapat diterapkan pada struktur tangki air beton bertulang untuk tujuan yang berbeda seperti menahan gerakan yang berbeda dan selama proses konstruksi. Antara lain:
A. Sambungan Gerak / Movement Joint 
Movement Joint diaplikasikan untuk memuat gerakan relatif antara berbagai jenis struktur. Jenis sambungan ini mungkin tidak diperlukan di tangki air yang ditinggikan karena penahannya kecil. Ada tiga jenis movement joint antara lain:
1. Sambungan Kontraksi / Constraction Joint
Tujuan sambungan kontraksi adalah untuk menahan kontraksi beton. Ini adalah movement joint dengan diskontinuitas yang disengaja tanpa celah awal antara beton di kedua sisi sambungan. Contraction joint dapat berupa sambungan kontraksi lengkap atau sambungan kontraksi parsial. Sambungan kontraksi lengkap adalah sambungan di mana baja dan beton terputus. Pada sambungan kontraksi lengkap, mulut sambungan diisi dengan senyawa penyegel sambungan dan kemudian dicat strip. Sambungan kontraksi parsial adalah sambungan di mana hanya beton yang terputus, baja tulangan mengalir melaluinya.
Sambungan kontraksi lengkap / Complete contraction joint

Sambungan kontraksi parsial / Partial contraction joint

2. Sambungan Ekspansi / Expansion Joint
Sambungan ekspansi diaplikasikan untuk menampung ekspansi atau kontraksi beton. Ini adalah sambungan dengan diskontinuitas lengkap baik pada baja tulangan maupun beton. Jenis sambungan ini memerlukan celah awal antara bagian-bagian struktur yang berdampingan yang dengan menutup atau membuka mengakomodasi ekspansi atau kontraksi struktur. Celah awal diisi dengan pengisi sambungan. Pengisi  sambungan biasanya merupakan bahan lembaran atau strip yang dapat dikompresi yang digunakan sebagai spacer. Dengan celah awal 30 mm, ekspansi atau kontraksi maksimum yang dimungkinkan oleh bahan pengisi dapat mencapai 10 mm. Sebuah bar air tipe ekspansi harus disediakan baik terpusat di dinding atau di soffit lantai. 

3. Sambungan Geser / Sliding Joint
Sliding joint adalah sambungan dengan diskontinuitas lengkap baik pada tulangan maupun beton dan dengan ketentuan khusus untuk memfasilitasi gerakan pada bidang sambungan. Jenis sambungan ini diaplikasikan antara dinding dan lantai dalam beberapa desain tangki silinder. Hal ini memungkinkan dua anggota struktural untuk mengalami slide relatif satu sama lain dengan pengekangan minimal.

B. Sambungan Konstruksi / Construction Joint
Jenis sambungan ini diaplikasikan untuk kemudahan pelaksanaan konstruksi. Pengaturan dibuat untuk mencapai kontinuitas berikutnya tanpa gerakan relatif. Salah satu penerapan sambungan ini adalah antara pengangkatan berturut-turut di dinding reservoir. Jumlah sambungan harus sekecil mungkin dan sambungan ini harus dijaga dari kemungkinan perkolasi air. Posisi dan susunan semua sambungan konstruksi harus ditentukan sebelumnya oleh perencana.

C. Sambungan Sementara / Temporary Joint
Sambungan sementara adalah celah bagian yang ditinggalkan sementara dari suatu struktur, yang setelah selang waktu yang sesuai dan sebelum struktur tersebut digunakan, diisi dengan mortar atau beton seluruhnya seperti yang ditunjukkan pada gambar, atau dengan memasukkan bahan sambungan. Ketika celah diisi dengan beton, lebar celah harus cukup untuk memungkinkan sisi-sisinya disiapkan sebelum diisi.

Jarak  Sambungan Struktur Tangki Air
Kecuali jika cara efektif alternatif diambil untuk menghindari retak dengan membiarkan tegangan tambahan yang mungkin disebabkan oleh perubahan suhu atau susut atau oleh penurunan yang tidak sama, sambungan gerak harus disediakan pada jarak berikut:
  • Untuk lantai beton bertulang, sambungan gerak harus berjarak tidak lebih dari 7,5m terpisah dalam dua ion langsung pada sudut siku-siku.
  • Untuk lantai dengan hanya persentase nominal tulangan (lebih kecil dari minimum yang ditentukan) lantai beton harus dicor dalam panel dengan sisi tidak lebih dari 4,5m.
  • Pada dinding beton, sambungan gerak biasanya harus ditempatkan pada jarak maksimum 7,5m. Di dinding yang diperkuat dan 6m di dinding yang tidak diperkuat.
  • Sambungan ekspansi biasanya harus diaplikasikan pada jarak tidak lebih dari 30m antara sambungan ekspansi atau antara ujung struktur dan sambungan ekspansi berikutnya.
  • Ketika perubahan suhu yang akan diakomodasi tidak normal atau terjadi lebih sering dari biasanya seperti dalam kasus penyimpanan cairan hangat atau dalam pelat atap yang tidak berinsulasi, jarak yang lebih kecil dari 30m harus diaplikasikan yang merupakan proporsi yang lebih besar dari sambungan gerakan harus dari jenis ekspansi.
  • Ketika kisaran suhu kecil, misalnya, dalam struktur tertutup atau tercover, atau di mana restrainnya kecil, misalnya pada struktur tinggi tertentu, tidak ada sambungan gerak yang diaplikasikan pada struktur hingga panjang 45m dari jenis ekspansi.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun