Perbedaan Control Joint dan Expansion Joint Skip to main content

Perbedaan Control Joint dan Expansion Joint

A. Control Joint / Sambungan Kontrol
Sambungan kontrol atau control joint pada beton disediakan secara berkala dari bidang yang lemah, sehingga retakan terbentuk pada sambungan tetapi tidak pada tempat yang tidak diinginkan. Sambungan kontrol disediakan di perkerasan beton, pelat, dinding, lantai, bendungan, pelapis saluran, jembatan, dinding penahan, dll. Ketika beton ditempatkan, peristiwa susut, rangkak dan gerakan termal beton cenderung berkurang ukurannya karena retakan kecil terbentuk di beton di zona lemah.
Retakan ini dibatasi dan mencegah pembentukan retakan besar karena adanya tulangan dalam beton. Tetapi jika betonnya tidak bertulang, retakan kecil cenderung berkembang menjadi retakan besar dengan interval yang tidak teratur. Untuk mencegah retak seperti itu, sambungan kontrol harus dipasang pada interval yang sesuai. Juga disarankan untuk memasang sambungan ini di beton bertulang juga.


Umumnya sambungan ini telah ditentukan sebelumnya dalam gambar yang diberikan oleh perancang atau arsitek. Jika tidak didefinisikan, mereka akan berada dalam pola yang teratur atau menjadi bagian integral dari fitur arsitektur. Sambungan kontrol membentuk titik yang nyaman untuk menghentikan pekerjaan beton di penghujung hari. Sambungan kontrol tidak boleh dibentuk di tengah teluk.
Sambungan kontrol ditempatkan pada lokasi konsentrasi tegangan tarik tertinggi akibat susut yang diharapkan antara lain pada perubahan penampang yang tiba-tiba dan di dinding panjang atau  lempengan.

B. Sambungan Expansion Joint pada Beton
Sambungan ekspansi atau expansion joint ditempatkan di beton untuk mencegah retak ekspansif yang terbentuk karena perubahan suhu. Beton mengalami pemuaian karena temperatur yang tinggi ketika berada dalam batas yang terbatas yang menyebabkan retak. Sambungan ekspansi disediakan di pelat, trotoar, bangunan, jembatan, trotoar, rel kereta api, sistem perpipaan, kapal, dan struktur lainnya.
Beton bukanlah bahan yang elastis, dan oleh karena itu beton tidak dapat ditekuk atau diregangkan tanpa mengalami kegagalan. Namun, beton bergerak selama ekspansi dan susut, yang menyebabkan elemen struktural sedikit bergeser.
Untuk mencegah efek berbahaya akibat gerakan beton, beberapa sambungan ekspansi digabungkan dalam konstruksi beton, termasuk fondasi, dinding, sambungan ekspansi atap, dan pelat paving.
Sambungan ini perlu dirancang, ditempatkan, dan dipasang dengan hati-hati. Jika pelat ditempatkan terus menerus pada permukaan yang melebihi satu muka, sambungan ekspansi akan diperlukan untuk mengurangi tegangan. Sealer beton dapat digunakan untuk mengisi celah yang dihasilkan oleh retakan.

Karakteristik Expansion Joint
  • Expansion joint memungkinkan kontraksi dan ekspansi termal tanpa menimbulkan tegangan ke dalam elemen.
  • Expansion joint dirancang untuk menyerap dengan aman ekspansi dan kontraksi beberapa bahan konstruksi, menyerap getaran, dan memungkinkan pergerakan tanah karena gempa bumi atau penurunan tanah.
  • Expansion joint biasanya terletak di antara bagian jembatan, paving slab, rel kereta api, dan sistem perpipaan.
  • Expansion joint digabungkan untuk menahan tekanan.
  • Expansion joint hanyalah pemutusan antara segmen dari bahan yang sama.
  • Expansion joint dinyatakan sebagai sambungan kontrol pada konstruksi balok beton.
(penjelasan lebih lanjut tentang Sambungan Expansion Joint, dapat dilihat disini)

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun