Metode Konstruksi Jembatan Cast in situ Skip to main content

Metode Konstruksi Jembatan Cast in situ

Metode konstruksi jembatan cor-in-situ adalah metode fleksibel di mana tuntutan bentuk geometris yang tidak dapat dengan mudah diatasi. Metode cast-in-situ diadopsi ketika sulit untuk mengangkut part fabrikasi karena ukuran atau tidak terjangkaunya alat dll.

Macam Metode Cast-in-situ
Konstruksi jembatan dapat dilakukan dengan metode berikut. Masing-masing metode berikut dapat diterapkan dengan cara yang berbeda, antara lain:
  • Metode Incremental
  • Metode Keseimbangan Kantilever
  • Metode Cast-in-Situ Post Tensioned
1.Metode Incremental
Metode incremental adalah metode di mana teknik cast in situ diadopsi. Ini adalah metode yang sangat menghemat waktu dan anggaran. Umumnya lebih disukai untuk konstruksi jembatan multi bentang pasca tarik. Dalam metode ini, pilar jembatan dibangun terlebih dahulu dalam alinemen yang diperlukan. Kemudian bagian suprastruktur yang akan dibangun dirinci menjadi beberapa bagian. Area di belakang salah satu abutment tersebut dipilih. Pada area stasioner ini, dilakukan setup untuk mencor satu bagian dari superstruktur jembatan. Setelah pengecoran satu bagian, didorong sepanjang sumbu jembatan menggunakan sistem dongkrak atau sistem peluncuran gesekan yang diatur sebelum pengecoran struktur. Demikian pula, semua bagian dicor di lokasi dan dipindahkan ke depan sepanjang alinemen jembatan.
Untuk menurunkan momen lentur atau momen kantilever pada struktur saat bergerak, ujung peluncur yang terbuat dari rangka baja dipasang pada bagian depan dek jembatan. Keselarasan jembatan harus dipelajari dengan cermat. Peluncur harus lurus atau jika melibatkan kurva, maka kelengkungannya harus konstan. Keberadaan casting bed berada di tanah yang mudah dijangkau sehingga metode ini memberikan keamanan yang lebih baik serta mengurangi biaya pengangkutan dan pengangkatan. Hasil akhir berkualitas tinggi dapat diperoleh karena pekerjaan dilakukan pada platform pengecoran yang baik.

2. Metode Keseimbangan Kantilever
Metode keseimbangan kantilever adalah metode lanjutan dari semua teknik konstruksi karena tidak memerlukan struktur sementara untuk dukungannya. Jembatan dengan ketinggian yang lebih tinggi juga dapat dibangun menggunakan metode kantilever seimbang tanpa falsework. Teknik cast-in-place untuk metode konstruksi jembatan kantilever seimbang lebih disukai bila jembatan itu panjang dan memiliki panjang bentang yang tidak teratur. Bila terdapat panjang bentang yang tidak beraturan maka kedalaman gelagar akan bervariasi untuk setiap panjang bentang. Pencetakan girder dengan kedalaman yang bervariasi dalam cetakan kedalaman yang berbeda tidak ekonomis. Oleh karena itu, metode cast-in-situ lebih disukai untuk situasi ini. Pada awalnya dibangun pilar yang merupakan posisi tetap untuk bagian kantilever. Dari titik tetap, bagian kantilever dibangun tanpa dukungan sementara menggunakan konstruksi cast-in-situ bertahap. Hal ini dilakukan pada kedua sisi tiang sehingga disebut metode konstruksi kantilever seimbang.

3. Metode Cast-in-Situ Post Tensioned
Metode post tensioning Cast-in-situ pada konstruksi jembatan adalah metode yang lebih menuntut ketahanan dan penerapannya pada kurva jembatan yang kompleks, dll. Dalam metode ini bersama dengan beton dan tulangan, untaian baja atau tendon juga digunakan untuk post tensioning. Ketika bekisting disiapkan, untaian disusun dengan tulangan dan beton diisi. Setelah beton mengeras, untaian yang telah melewati beton ditarik oleh dongkrak hingga mencapai gaya tarik tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Dudukan baja harus dikunci. Jenis konstruksi ini meningkatkan daya dukung jembatan dan meningkatkan daya tahan jembatan. Post tensioning menghilangkan penggunaan dukungan menengah untuk jembatan bentang panjang.

Keuntungan Metode Konstruksi Cast-in-Situ
  • Metode ini tidak memerlukan alat angkat berat atau alat angkut karena pengecoran struktur dilakukan pada posisi yang dibutuhkan.
  • Struktur aman dari kerusakan transportasi dan pengangkatan.
  • Ini adalah metode terbaik untuk membangun jembatan di daerah yang tidak dapat diakses.
  • Metode ini digunakan untuk konstruksi jembatan beton bertulang padat, voided atau berusuk yang hemat biaya.
Kekurangan Metode Konstruksi Cast-in-Situ
  • Memakan waktu dibandingkan dengan metode konstruksi pracetak.
  • Jika jembatan dibangun di atas badan air, kerusakan parah dapat terjadi pada beton yang tidak mengeras selama kondisi banjir.
  • Metode ini membutuhkan banyak pekerja dan membutuhkan pengawasan yang terampil.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun