Metode Konstruksi Jembatan Skip to main content

Metode Konstruksi Jembatan

Berikut adalah beberapa metode pelaksanaan konstruksi jembatan yang pernah diaplikasikan:
1. Metode Konstruksi Jembatan Cast-in-situ
Metode ini merupakan metode konstruksi jembatan yang fleksibel dimana bentuk geometris yang kompleks dan tidak biasa dapat dibangun dengan mudah. Metode ini adalah pilihan yang baik ketika situasi sulit untuk mengangkut elemen pra-fabrikasi baik karena ukuran atau tidak terjangkaunya. 

2. Metode Konstruksi Jembatan Keseimbangan Kantilever
Metode ini digunakan untuk membangun jembatan dengan bentang 50 sampai 250m. Jembatan yang dibangun dapat berupa cor-in-place atau pracetak. Segmen dipasang dengan cara alternatif di ujung kantilever yang berlawanan yang didukung oleh pilar. Ini adalah pilihan terbaik untuk konstruksi jembatan bentang panjang, panjang tidak beraturan, dan jembatan cable-stayed.

3. Metode Konstruksi Jembatan Pracetak
Pada metode ini, jembatan dibangun dengan bantuan elemen beton pracetak. Prefabrikasi dilakukan dengan metode yang berbeda. Elemen pracetak meliputi:
a. Balok Pracetak
b. Dek Pracetak
c. Dek Segmental Pracetak

4. Metode Konstruksi Jembatan Span by Span Casting
Metode ini dikaitkan dengan metode konstruksi kantilever tetapi lebih maju dalam hal tekniknya, metode ini dianggap paling ekonomis dan cepat dalam konstruksi. Untuk jembatan dan jembatan panjang dengan bentang individu hingga 60m, metode ini cocok diaplikasikan. Dek dimulai pada salah satu abutment dan dibangun terus menerus dengan menempatkan segmen ke ujung jembatan yang lain. Segmen dapat diposisikan baik oleh sistem tiang penahan sementara melalui yang lebih umum menggunakan rangka rakitan.

5. Metode Konstruksi Jembatan Incremental
Metode Incremental Launching Method (ILM) pada konstruksi jembatan digunakan terutama untuk konstruksi jembatan beton kontinu atau jembatan gelagar baja. Metode melakukan prosedur secara bertahap. Dengan metode konstruksi ini, dek jembatan dibangun dalam beberapa bagian dengan mendorong struktur keluar dari abutment menuju dermaga. Metode ILM dapat digunakan untuk dek jembatan dengan panjang lebih dari 250m.

6. Metode Konstruksi Jembatan Cable-Stayed
Dalam konstruksi metode cable-stayed, kabel digunakan untuk membawa dek jembatan dari satu atau kedua sisi menara pendukung. Kabel membawa dan mentransfer semua beban ke fondasi. Metode konstruksi cable-stayed digunakan untuk membangun jembatan yang membentang lebih dari 300m.

7. Metode Konstruksi Jembatan Melengkung
Konstruksi jembatan berbentuk lengkung adalah salah satu pilihan yang paling ekonomis ketika jembatan yang dipertimbangkan diperlukan untuk melintasi lanskap yang tidak dapat diakses. Banyak metode konstruksi lengkung modern telah membuat konstruksi lengkung lebih ekonomis. Konstruksi lengkung dapat dibangun dengan beton atau beton pracetak. Metode kantilever bebas cor-in-situ dan bagian yang dibentuk slip adalah dua teknik konstruksi utama yang berada di bawah metode lengkungan
(penjelasan Metode Konstruksi Jembatan Melengkung dapat dilihat disini)

8. Metode Konstruksi Jembatan Penopang Tingkat Lanjut / Advanced Shoring Bridge
Sistem penopang lanjutan adalah teknik yang baru-baru ini digunakan sebagai metode konstruksi lanjutan dalam konstruksi jembatan. Teknik ini membutuhkan biaya awal yang tinggi karena alat berat dan jumlah kru yang digunakan. Metode ini telah dikembangkan untuk jembatan multi-bentang di atas medan atau air yang sulit di mana perancah akan mahal atau tidak layak. Sebuah gelagar peluncuran bergerak maju di tiang jembatan, bentang demi bentang untuk memungkinkan penempatan beton cor-in-situ. Metode – baik underslung maupun overhead – sangat mudah beradaptasi untuk rentang rentang yang luas.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Konstruksi Jembatan
Faktor prinsip yang dipertimbangkan oleh tim desain ketika memilih metode konstruksi yang sesuai diberikan di bawah ini, antara lain:
  • Skala jembatan
  • Rintangan yang harus dilalui
  • Keteraturan panjang bentang
  • Profil horizontal dan vertikal dari dek jembatan
  • Sifat lapisan tanah
  • Cuaca setempat
  • Biaya bahan lokal
  • Pasar tenaga kerja lokal
  • Aksesibilitas situs
  • Waktu yang diizinkan untuk konstruksi.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Washing Bay / Tempat Cuci Kendaraan

Washing bay digunakan untuk membersihkan kotoran, oli dan limbah lainnya dari kendaraan dan peralatan. Ini penting untuk melindungi kendaraan dari korosi dan meminimalkan perawatan karena peningkatan keausan. Sebagian besar aplikasi dapat menggunakan tempat cuci kendaraan standar untuk menyelesaikan tugas ini. Namun, beberapa industri menggunakan peralatan yang tidak pernah bisa masuk ke tempat cuci kendaraan pada umumnya, antara lain: Kendaraan konstruksi Kendaraan dan peralatan pertambangan Kendaraan pengangkut Peralatan Industri Beberapa kendaraan berat lainnnya Temporary Washing Bay Desain Washing Bay Washing bay dapat berupa struktur sementara atau permanen. Washing Bay juga bisa model terbuka atau tertutup. Setiap jenis washing bay memiliki kelebihan dan keterbatasan. Jenis washing bay yang sesuai tergantung pada kebutuhan dan keadaan masing-masing. Agar sesuai dengan yang dibutuhkan, washing bay memerlukan beberapa atau semua komponen berikut: Perangkat pra-perawatan Pemisah min

Macam – Macam Cacat Las

Weld Defect atau Cacat las adalah hasil pengelasan yang tidak memenuhi syarat keberterimaan yang sudah dituliskan di standart (ASME IX, AWS, API, ASTM). Penyebab cacat las dapat dikarenakan adanya prosedur pengelasan yang salah, persiapan yang kurang dan juga dapat disebabkan oleh peralatan serta consumable yang tidak sesuai standart. Jenis cacat las pada pengelasan ada beberapa tipe yaitu cacat las internal (berada di dalam hasil lasan) dan cacat las visual (dapat dilihat dengan mata). Jika kita ingin mengetahui defect atau cacat pengelasan internal maka kamu memerlukan alat uji seperti Ultrasonic Test dan Radiography Test untuk pengujian yang tidak merusak, sedangkan untuk uji merusak kamu dapat menggunakan uji Bending atau makro. Untuk jenis jenis cacat pengelasan visual atau surface Anda dapat menggunakan pengujian Penetrant Test, Magnetic Test atau kaca pembesar. Cacat Las Undercut Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau akar, bentuk cacat i