Peralatan Rigging (part 6) (Swivel) Skip to main content

Peralatan Rigging (part 6) (Swivel)

Swivel adalah alat rigging yang digunakan untuk mencegah perputaran benda saat diaangkat. Saat objek atau benda tersebut diangkat, tentunya benda tersebut akan berputar pada porosnya kekanan atau kekiri untuk mensejajarkan tali tersebut. Jika benda yang diangkat adalah benda besar atau benda yang lebar, tentunya jika benda tersebut berputar saat diangkat akan sangat membahayakan orang-orang dan benda lain disekitarnya. Maka disinilah fungsi swivel ini dibutuhkan oleh user dengan kebutuhan tersebut.

Jenis Swivel
Berikut ini adalah beberapa jenis swivel yang dijual di Indonesia dan dunia :
  1. Regular Swivel
  2. Chain Swivel
  3. Jaw End Swivel
  4. Swivel Hook
1. Regular Swivel (Eye - Eye Swivel)
Jenis swivel yang pertama adalah jenis regular swivel. Jenis regular swivel ini dapat digunakan untuk kebutuhan angkat menggunakan wire rope sling dan juga chain sling. Jadi lebih flexible untuk digunakan.

2. Chain Swivel
Jenis yang kedua yaitu chain sling. Kegunaan dari chain swivel ini tentunya digunakan untuk chain sling saja.

3. Jaw End Swivel
Jenis swivel ini pemasangannya lebih mudah karena bisa dicopot pasang dari slingnya. Dan untuk kegunaannya sendiri bisa digunakan untuk wire rope sling dan juga chain sling.

4. Swivel Hook
Jenis swivel yang satu ini berbeda dengan yang lain. Karena jenis swivel ini memiliki hook dibagian bawahnya. Jadi fungsinya bisa langsung dikaitkan pada benda atau objek angkat yang sudah memiliki lubang kait untuk hook.

Fungsi Swivel
Fungsi utama swivel yaitu menghubungkan dua jenis objek yang bergerak dinamis, dan alat ini mampu mengikuti pergerakan benda hingga 360 derajat. Fleksibilitas pergerakan ini muncul karena baut yang dapat berputar ke semua arah tanpa batasan.

Pengaplikasian Swivel
Penggunaan swivel pada dasarnya mampu mengurangi friksi yang terjadi pada wire rope atau load chain yang berputar karena menerima tekanan. Friksi yang terjadi secara konstan dapat mengurangi kualitas karena memicu kikisan dan aus pada bagian wire rope atau chain sehingga dapat memicu kegagalan. Dengan memakai swivel, kondisi merugikan tersebut bisa dicegah.
Untuk aplikasi yang mengambil tempat di lingkungan keras seperti cuaca panas atau daerah dengan kelembaban tinggi, swivel yang terbuat dari stainless steel lebih disarankan. Material stainless steel lebih tahan terhadap korosi atau kondisi lain yang bisa memicu kerusakan.
Sementara untuk aplikasi berat, swivel berbahan dasar baja galvanis lebih direkomendasikan. Baja galvanis dinilai sebagai salah satu material terkuat dan menawarkan daya tahan yang luar biasa tinggi meski digunakan secara konstan dalam operasi berat.
Yang harus dipahami, tiap diameter dilengkapi dengan WLL yang berbeda sehingga kekuatan yang ditawarkan juga berbeda. Itu berarti penggunaannya juga berbeda.

Kelebihan Swivel
Tidak seperti konektor lain, swivel sangat mudah dipasang sebelum digunakan aplikasi, juga mudah dilepas setelah menyelesaikan tugas tanpa kesulitan. 
Pada model galvanized swivel, alat ini menawarkan kelebihan utama dalam aspek daya tahan dan sifat utama yang tangguh. Dengan karakteristiknya yang demikian, jenis ini sangat bisa diandalkan untuk operasi yang menuntut kekuatan dan daya tahan, atau dalam hal ini wear resistance.
Sementara pada stainless steel 304 swivel, aspek anti korosi lebih menonjol karena sifat dasar stainless steel yang memang tahan korosi. Dengan karakteristiknya yang unik, jenis ini sangat cocok untuk aplikasi di area yang selalu terpapar basah dan lembab. 
Kelebihan lain stainless steel yaitu aspek estetiknya yang lebih menonjol karena permukaan stainless steel lebih halus dan mulus. Itu sebabnya jenis ini juga banyak dimanfaatkan untuk keperluan indoor.
Swivel pada dasarnya mampu meringankan tugas yang dibebankan pada tali sehingga operasi menjadi lebih aman dan efisien, juga lebih hemat waktu dan energi. Kemudahan saat dipasang atau dilepas mampu mempercepat proses operasi, terlebih alat ini tak memerlukan perawatan ekstra.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj...

Base Course dan Sub Base Pada Perkerasan Jalan

Basecourse  adalah material urug yang paling baik untuk pekerjaan pengurugan baik itu jalan maupun bangunan. Karena dihasilkan dari batuan alam/batu gunung yang dihancurkan oleh mesin pemecah Batu / stone crusher, umum nya Basecourse/Beskos Terdiri dari Agregat/Batu Split (Batu Agregate Type 1/2, 2/3, 3/5), Batu Screening( Batuan ukuran 5-10 m ), dan Abu Batu. Gambar diatas adalah lapisan dalam konstruksi perkerasan tanpa mortar: A. Subgrade B. Subbase C. Base course D. Paver base as binder course E. Pavers as wearing course F. Fine-grained sand Perbedaan Base Course dan Subbase Course Dalam struktur perkerasan jalan dikenal beberapa lapisan, dua di antaranya adalah base course dan subbase course. Ini penjelasan lengkapnya terjadi dalam bentuk tabel di bawah: a. Definisi - Base course adalah lapisan perkerasan jalan yang disebut juga lapis pondasi atas, letaknya di antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan jalan. - Subbase Course adalah lapisan perkerasan perkerasan jalan ya...

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk p...

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang me...

Struktur Rangka Bracing (Braced Frame Structure)

(lanjutan dari Sistem Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi) Rangka bracing adalah sistem struktur yang mencegah goyangan samping yang berlebihan akibat pengaruh beban lateral dengan memberikan elemen struktur baja diagonal (untuk struktur baja) atau dinding/inti geser (untuk struktur beton bertulang). Oleh karena itu, rangka bresing adalah solusi struktural yang efektif untuk menahan beban lateral akibat angin atau gempa pada bangunan dan struktur teknik sipil. Akibatnya, didapatkan stabilitas lateral yang dibutuhkan dalam struktur. Komponen struktur penstabil dalam rangka bresing biasanya terbuat dari baja struktural, yang dapat sangat efektif dalam menahan gaya tarik dan tekan. Sebagian besar rangka bresing bertingkat dirancang sebagai 'konstruksi sederhana', dengan sambungan pin nominal antara balok dan kolom. Ketahanan gaya horizontal bangunan dalam konstruksi sederhana disediakan oleh sistem bresing atau inti dalam analisis global. Akibatnya, balok dirancang untuk ditumpu s...

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,...

Proses Evaluasi dan Pengendalian Mutu Beton

Lanjutan dari Metode Pengecoran dan Pemadatan Beton Tujuan dan Variabilitas dari Proses Evaluasi dan Pengendalian Mutu Beton Tujuan dari proses evaluasi dan pengendalian mutu beton adalah untuk mengontrol tingkat kekuatan & variabilitas mutu beton yang dihasilkan dari suatu produksi beton dalam periode tertentu secara rutin Variabilitas dalam proses evaluasi dan pengendalian mutu beton adalah suatu besaran yang menyatakan rata-rata penyimpangan mutu beton dari sejumlah benda uji (data test) dibandingkan dengan rata-rata mutu beton yang bisa dicapai dan dinyatakan sebagai DEVIASI. Hal-hal yang menyebabkan deviasi adalah perbedaan-perbedaan pada hal-hal berikut : • Karakteristik masing-masing bahan dasar • Praktek penimbangan, proporsi campuran, pembuatan benda uji, peralatan pengadukan, pengadukan, pengangkutan, penuangan, dan perawatan • Pembuatan, pengujian, dan perlakuan terhadap benda uji Deviasi tinggi menunjukkan kurangnya tingkat pengendalian kuali...