Peralatan Rigging (part 1b) (Shackle) Skip to main content

Peralatan Rigging (part 1b) (Shackle)


I. Identifikasi Shackle berdasarkan ASME

ASME B30.26 Rigging Hardware mengharuskan produsen shackle memiliki identifikasi dan/atau tanda pada badan shackle serta pin shackle. Tanda-tanda ini harus dipelihara dan terbaca sepanjang masa pakai shackle.
a. Identifikasi / Tanda Tubuh Shackle
Setiap badan shackle baru harus memiliki tanda yang ditempa, dicor, atau distempel oleh pabrikan untuk menunjukkan:
- Nama atau merek dagang dari produsen
- Nilai beban
- Ukuran

b. Identifikasi / Tanda Pin Shackle
Setiap pin shackle baru harus memiliki tanda yang ditempa, dicor, atau distempel oleh pabrikan untuk menunjukkan:
- Nama atau merek dagang dari produsen
- Kelas, jenis material, atau peringkat beban

J. Cara Menentukan Shackle
a. Tentukan Safe Working Load (SWL) dan Working Load Limit (WLL)
Safe Working Load (SWL) atau beban kerja aman terkadang dinyatakan sebagai Normal Working Load (NWL) yaitu gaya maksimum aman yang dapat diberikan oleh peralatan pengangkat, perangkat pengangkat atau aksesori untuk mengangkat, menahan sekaligus menurunkan beban tertentu tanpa takut pecah. Sementara Working Load Limit (WLL) adalah beban kerja maksimum yang dirancang oleh pabrikan. Beban ini mewakili gaya yang jauh lebih kecil dari yang dibutuhkan untuk membuat peralatan pengangkat gagal. 
b. Memastikan Shackle Aman Sebelum Digunakan
Fungsi shackle sendiri digunakan dalam aplikasi pengangkatan dan rigging, jadi penting sekali mengetahui beberapa aturan keselamatan dasar dan cara mengetahui penggunaan fungsi shackle dengan aman sebelum penggunaan. Pastikan keamanan shackle terlebih dahulu sebelum digunakan dengan memperhatikan hal-hal berikut :
  • Pastikan untuk mengetahui break streangth dan working load limit (WLL) shackle terlebih dahulu untuk memastikan kapasitas beban yang dapat diangkat menggunakan alat ini.
  • Jangan pernah memuat fungsi shackle melebihi batas beban kerja alat tersebut atau jangan menggunakan alat ini jika WLL-nya tidak terbaca.
  • Shackle harus menjalani inspeksi secara visual sebelum memulai operasi lifting apapun untuk memeriksa apakah ada tanda-tanda keausan, retak, atau deformasi. Pastikan pin belenggu sepenuhnya aman, utuh dan terpasang dengan benar pada shackle itu sendiri.
J. Cara Penggunaan Shackle Yang Baik dan Benar
Agar fungsi shackle dapat bekerja dengan baik, terutama untuk meningkatkan faktor keselamatan dalam penggunaan fungsi shackle untuk operasi pengangkatan. Di bawah ini, ada beberapa tips dasar untuk memastikan keamanan optimal saat menggunakan fungsi shackle :
a. Yang harus dilakukan 
  • Lakukan inspeksi fungsi shackle sebelum digunakan dan sebelum diletakkan ke dalam storage atau tempat penyimpanan.
  • Pilih pola fungsi shackle dan pin yang benar untuk aplikasi.
  • Ketika membuat sling, pasang multiple sling leg ke dalam bow, bukan ke dalam pin. Pemasangan leg ke dalam pin bisa merusak bahkan melemahkan fungsi sling itu sendiri.
  • Saat point memuat shackle ke shackle, sambungkan bow ke dalam bow atau bow  ke pin. Jangan pernah menyambungkan dari pin ke pin.
  • Ketika menggunakan fungsi shackle bersama wire rope, maka pastikan diameter shackle harus sama atau lebih besar dari wire rope.
  • Jika menggunakan fungsi shackle dengan sling sintetis, pastikan ukuran shackle cukup besar untuk menghindari kondisi terjepit atau mengikat sling.
  • Selalu pastikan pin shackle telah terpasang dengan benar. Pin screw shackle harus memiliki ulir yang terpasang penuh pada ear shackle. 
b. Yang jangan dilakukan
  • Jangan mengganti pin shackle dengan baut atau pin yang tidak sesuai karena beban akan menekuk baut.
  • Jangan biarkan shackle ditarik dalam posisi miring.
  • Jangan gunakan shackle dengan pin yang bengkok atau bagian body yang cacat.
  • Jangan paksa, atau palu shackle ke posisinya.
  • Jangan melebihi sudut 120 derajat saat menggunakan multiple leg sling.
  • Jangan menggunakan shackleuntuk mengangkat beban secara tiba-tiba.
  • Jangan biarkan shackle terpapar suhu terlalu tinggi atau rendah karena bisa mempengaruhi kekuatan shackle itu sendiri. Adapun rentang suhu operasi yang diperbolehkan ialah sekitar -4F – 400F.

K. Inspeksi Pada Shackle 
Serupa dengan pemeriksaan sling, atau pemeriksaan kait, semua shackle perlu diperiksa secara teratur. Di bawah ini, ada tiga jenis pemeriksaan shackle ASME yang akan terjadi sepanjang masa pakai shackle:
a. Inspeksi Awal
Sebelum digunakan, semua shackle baru, yang diubah, dimodifikasi, atau diperbaiki harus diperiksa oleh Orang yang ditunjuk untuk memverifikasi kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dari ASME B30.26 Rigging Hardware. Catatan tertulis dari inspeksi awal tidak diperlukan.

b. Inspeksi Biasa / Harian
Inspeksi visual harus dilakukan oleh pengguna atau orang yang ditunjuk lainnya setiap hari dan sebelum setiap penggunaan. Perangkat keras rigging di lokasi semi permanen dan tidak dapat diakses di mana inspeksi yang sering tidak memungkinkan harus dilakukan inspeksi berkala.
Kondisi yang tercantum dalam Kriteria Penghapusan, atau kondisi lain yang dapat mengakibatkan bahaya harus menyebabkan shackle dilepas dari layanan. shackle tidak boleh dikembalikan ke layanan sampai disetujui oleh Orang yang Berkualifikasi. Catatan tertulis tentang inspeksi yang sering tidak diperlukan.

c. Inspeksi Berkala
Pemeriksaan lengkap shackle harus dilakukan oleh Orang yang Ditunjuk. Selama inspeksi shackle ASME, shackle harus diperiksa untuk kondisi yang tercantum di bawah Kriteria Penghapusan dan penentuan apakah mereka merupakan bahaya.
Interval pemeriksaan berkala tidak boleh lebih dari 1 tahun dan frekuensi pemeriksaan berkala harus didasarkan pada:
Frekuensi penggunaan shackle
  • Tingkat keparahan kondisi layanan
  • Sifat kegiatan pengangkatan atau penanganan beban
  • Pengalaman yang diperoleh pada masa pakai shackle yang digunakan dalam situasi serupa
Pedoman interval pemeriksaan berkala:
  • Layanan Normal – Tahunan
  • Layanan Parah – Bulanan hingga Kuartalan
  • Layanan Khusus – Seperti yang direkomendasikan oleh Orang yang Berkualifikasi
Catatan tertulis tentang inspeksi berkala TIDAK diperlukan.



L. Item Pemeriksaan Shackle
  1. Lakukan pemeriksaan atau inspeksi dengan rutin.
  2. Cek mata shackle dan lubang pin dari keausan dan peregangan. Shackle yang mengalami perpanjangan artinya logam kelebihan beban.
  3. Cek body shackle apakah menekuk atau tidak. Karena fungsi shackle tidak akan bekerja dengan baik apabila bengkok. Hal ini juga menunjukkan pemuatan samping yang berlebihan.
  4. Periksa semua pin shackle dari distorsi, cacat permukaan, patah dan keuasan.
  5. Semua pin harus lurus dan seluruh screw pin harus terpasang dengan benar.
  6. Ganti shackle yang bengkok, yang menunjukkan keausan berlebihan bahkan lebih dari 10% dari diamater aslinya atau saat pin shackle memanjang.
M. Tanda Kerusakan Shackle
Berikut ini ada beberapa tanda kerusakan pada fungsi shackle yang harus diperhatikan dan penting untuk mendapatkan perhatian khusus agar bisa segera menindaklanjuti terkait kerusakan pada fungsi shackle itu sendiri :
  1. Nama atau merek dagang pabrikan yang hilang atau tidak terbaca dan/atau identifikasi muatan terukur
  2. Indikasi kerusakan akibat panas, termasuk percikan las atau serangan busur
  3. Pitting atau korosi yang berlebihan
  4. Komponen penahan beban yang bengkok, terpelintir, terdistorsi, meregang, memanjang, retak, atau rusak
  5. Torehan atau goresan yang berlebihan
  6. Pengurangan 10% dari dimensi asli atau katalog pada titik mana pun di sekitar bodi atau pin
  7. Pin tidak lengkap
  8. Kerusakan ulir yang berlebihan
  9. Bukti pengelasan yang tidak sah
  10. Kondisi lain, termasuk kerusakan yang terlihat, yang menyebabkan keraguan tentang penggunaan shackle yang berkelanjutan
          N. Waktu Shackle Sudah Harus Diganti
          Shackle harus diganti apabila sudah mengalami distorsi dari bentuk aslinya. Selain itu, jika shackle tersebut telah mengalami kerusakan pada bagian-bagiannya, mengalami bengkok dan keausan yang berlebihan, maka harus dihapus dari layanan. Hal ini harus diperhatikan agar penggunaan shackle lebih aman saat digunakan untuk operasi pengangkatan.

          Comments

          Popular posts from this blog

          Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

          Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

          Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

          Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

          Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

          Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

          Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

          Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

          Rasio Beton dan Besi

          Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

          Sistem Plumbing dan Sanitasi

          PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

          Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

          Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun