Peralatan Rigging (part 8b) (Hook / Gancu) Skip to main content

Peralatan Rigging (part 8b) (Hook / Gancu)


Pemilihan Hook Sesuai Jenis dan Fungsinya
Dari sekian banyak macam-macam hook yang ada, dalam memilih ada beberapa aspek yang perlu menjadi bahan pertimbangan yaitu:
  • Berat total beban yang akan diangkat
  • Tipe beban atau material yang akan diangkat
  • Tipe sling yang dipergunakan
  • Tipe sling hitch yang dipergunakan
  • System penghubung yang dipergunakan. (rantai, sling, shackles, atau sistem lainnya)
  • Jumlah pengangkatan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu misalnya setiap hari serta jarak tempuh antara satu titik dengan titik lainnya
  • Sudut pengangkatan. Beberapa hook memiliki spesifikasi sudut pengangkatan untuk memastikan alat tersebut dapat mengangkat beban dengan maksimal.
- Hook Untuk Overhead Lifting
Tidak semua fungsi hook cocok untuk aplikasi overhead lifting, hanya alloy hook yang digunakan untuk operasi overhead lifting. Ketika memilih overhead lifting hook, penting sekali untuk mempertimbangkan aplikasi yang akan digunakan. Jika mengangkat pelat, mungkin  membutuhkan satu jenis pengait. Sementara untuk mengangkat mesin kendaraan mungkin membutuhkan peralatan tambahan lain seperti webbing sling atau chain, hingga shackle.
Ada beberapa jenis hook yang digunakan dalam aktivitas overhead lifting yang bisa dipilih, diantaranya clevlock hooks, eye hooks, S-hooks, plated hooks, dan sorting hooks.

- Non Overhead Lifting Hook 
Non overhead lifting hooks dirancang untuk memuat atau menarik pengaman. Kait jenis ini tidak mempunyai persyaratan yang sama seperti yang digunakan untuk operasi overhead lifting. Non overhead lifting hook biasanya tersedia dalam grade 30,43 dan 70. Kait dengan grade 80 tidak cocok untuk operasi overhead lifting dengan tanda T-80 dan hanya boleh digunakan untuk mengamankan beban. Contoh dari non overhead lifting ini ialah clevis hooks, dan eye hooks.

Ukuran dan Kapasitas Hook
Selain fungsi hook yang bervariasi, alat pengait juga terdiri dari berbagai macam ukuran dan kapasitas. Ada berbagai kapasitas berat beban yang bervariasi, diantaranya dari 1 ton, 3,2 ton, 2 ton, 8 ton, 5,3 ton, 21,2 ton, 31,5 ton, 15 ton, dan 12,5 ton.

Identifikasi Pada Hook 
Dengan melakukan identifikasi fungsi hook, akan membantu memastikan pemasangan yang tepat untuk masa penggunaan kait itu sendiri. Biasanya dalam kait ada 2 huruf yang terletak dekat dengan shank. Huruf pertama mengidentifikasikan hook ID code atau size. Semakin meningkat urutan hurufnya dalam alfabet, maka ukuran hook-nya pun akan meningkat. 
Contohnya saja, untuk kode hook ID pada material yang sama, ukuran hook F lebih kecil dibandingkan kode hook IG pada G, sedangkan G lebih kecil dari H, dan lainnya.
Berdasarkan ASME B30.10 mengharuskan identifikasi pabrikan dan identifikasi beban pengenal ditempa, atua dicor di area fungsi hook yang bertekanan rendah dan tidak aus. Apabila kait digunakan bersama dengan peralatan yang dijelaskan dalam standar B30 lainnya, seperti pada rakitan sling atau sebagai bagian dari perangkat pengangkat di bawah kait.

Penggunaan dan Perawatan Hook
Di bawah ini ada beberapa tips dan trik menggunakan Hook dengan baik dan benar sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Bahkan, juga bisa memperhatikan beberapa perawatan yang bisa dilakukan untuk menjaga kualitas Hook agar awet dan tahan lama ketika digunakan.
  1. Pertama-tama, lakukan pemeriksaan secara rutin mengenai alat Cargo Hook tersebut. Dalam hal ini, bisa dicek apakah ada keretakan, bengkok dan berbagai faktor lain yang bisa mengakibatkan kerusakan pada alat hook tersebut.
  2. Usahakan melakukan pemeriksaan oleh orang yang sudah profesional.
  3. Penting untuk memperhatikan bahwa penggunaan hook bekas umumnya harus dilakukan inspeksi terlebih dahulu menggunakan alat magnetic particle dan Dye Penetrant. Adapun orang yang boleh melakukannya yakni yang sudah berpengalaman di bidangnya.
  4. Hindari menggunakan alat hook yang sudah mengalami kondisi karat dan pelebaran pada leher alat sebesar 5 % dari bentuk awal alat tersebut.
  5. Usahakan untuk menghindari menggunakan hook yang bengkok dan hindari untuk mencoba meluruskan hook yang telah bengkok agar bisa dipakai lagi.
  6. Perhatikan bahwa berat beban yang diangkat tidak boleh melebihi kinerja dari alat hook tersebut.
  7. Jangan memperbaiki alat hook sendiri, sebab alat ini justru nantinya bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain ketika menggunakannya.
  8. Hindari memakai alat hook dengan posisi terhalang benda atau balok tertentu.
                  Pastikan menggunakan hook dengan posisi yang benar dan tidak miring.
                  Penggunaan Single Point Hook 
                  Berikut ini ada beberapa cara terbaik menggunakan single point hook, diantaranya :
                  • Hindari penarikan atau pemasangan beban secara mendadak.
                  • Beban harus dipusatkan pada bagian dasar kail untuk mencegah pemuatan titik kail.
                  • Ketika sling multi leg ditempatkan di bagian dasar hook, maka sudut maksimum yang disertakan antara kaki sling harus 90 derajat. 
                  • Kait tidak boleh digunakan untuk menempatkan beban samping, beban belakang atau beban ujung pada kait.
                  • Lindungi jari, tangan dan badan diantara beban dan pengait. Pertimbangkan untuk menggunakan alat pelindung tangan.
                  • Fungsi hook yang dengan latch otomatis harus terkunci selama digunakan.
                  • Jika hook dilengkapi latch, beban tidak boleh membatasi penutupan kait.
                  • Penggunaan fungsi hook  harus dilakukan oleh orang yang telah terkualifikasi.
                  Penggunaan Hook Jenis Lain
                  Sebenarnya cara terbaik menggunakan fungsi hook jenis lainnya tak jauh berbeda dari cara di atas, yaitu
                  • Tentukan beban yang diterapkan tidak melebihi aplikasi pekerjaan kait.
                  • Hindari beban kejut.
                  • Hook tidak boleh digunakan dengan cara selain yang dimaksudkan.
                  • Jauhkan jari, badan dan tangan dari beban dan kail. 
                  • Bila kait dilengkapi oleh latch, beban tidak boleh membatasi penutupan kait.
                  • Pemakaian fungsi hook harus ditentukan oleh orang yang berkualifikasi.
                  Resiko Penggunaan Cargo Hook
                  Pentingnya menggunakan Hook dengan baik dan benar umumnya bisa meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan yang sewaktu-waktu dapat menghampiri diri sendiri. Adapun beberapa risiko kecelakaan yang mungkin saja terjadi jika tidak menggunakan Hook dengan benar yakni sebagai berikut :
                  • Mengangkat beban atau barang dengan total beban tertentu bisa saja terlepas dari alat hook, sehingga hal inilah yang nantinya akan mengakibatkan beban terjatuh dan kemungkinan akan mengenai diri seseorang yang ada di sekitarnya.
                  • Beban berat pada suatu barang yang jatuh, nantinya bisa saja mengakibatkan cedera, luka-luka bahkan bisa berakibat fatal hingga kematian pada orang-orang yang ada di sekitarnya.
                  • Tidak menggunakan alat pengunci atau Latch Kit secara benar, nantinya akan lebih mudha untuk terlepas. Hal ini biasanya sering kali terjadi jika posisi pada trigger hook mengalami tekanan.
                  • Seseorang yang mengangkat beban dengan posisi hook miring, nantinya bisa saja mengakibatkan selip. Kondisi inilah yang nantinya akan membuat barang atau beban yang diangkat jatuh dan mengenai orang lain.
                  Jangka Waktu Inspeksi Hook 
                  Sama dengan inspeksi sling, semua inspeksi terkait fungsi hook ASME harus dilakukan oleh orang yang ditunjuk dengan kualifikasi yang sudah ditetapkan. Untuk kait dalam layaran reguler, prosedur inspeksi dan persyaratan penyimpanan diatur sesuai jenis peralatan yang digunakan. Berikut jangka waktu inspeksi hook yang harus Anda ketahui :

                  1. Inspeksi Awal
                  Sebelum digunakan, semua fungsi hook baru, yang diubah, dimodifikasi atau diperbaiki harus diperiksa untuk memverifiasi kepatuhan terhadap standar kait ASME B30.10 yang berlaku. Catatan tertulis dari inspeksi awal tidak diperlukan.

                  2. Inspeksi Rutin
                  Inspeksi rutin pada fungsi hook ini sering dilakukan dengan meliputi pengamatan terhadap fungsi hook yang digunakan selama operasi, dan inspeksi visual untuk mengidentifikasikan kondisi atau kriteria pelepasan yang diuraikan dalam pedoman inspeksi kait ASME B30.10.
                  Untuk lokasi semi permanen dan tidak bisa diakses dimana inspeksi yang sering tidak memungkinkan, orang yang berkualifikasi akan menentukan frekuensi persyaratan inspeksi berkala untuk memenuhi persyaratan inspeksi kait ASME B30.10.
                  Interval inspeksi harus didasarkan pada frekuensi penggunaan kail, tingkat keparahan kondisi layanan, pengalaman yang didapat dari masa pakai kait yang digunakan dalam situasi yang sama.

                  3. Inspeksi Periodik
                  Inspeksi periodik ini bisa mingguan hingga bulanan untuk layanan berat dan layanan parah bisa harian hingga mingguan. Kondisi yang terdaftar di bawah kriteria pelepasan atau kondisi lain yang bisa mengakibatkan bahaya, harus menyebabkan pengait dilepas dari layanan. Fungsi hook tidak boleh dikembalikan ke layanan sampai disetujui oleh orang berkualitfikasi. Catatan tertulis dari inspeksi periodik ini tidak diperlukan.

                  Kerusakan Pada Hook 
                  Tujuan dari inspeksi rigging adalah untuk mengevaluasi kondisi dan kekuatan secara menyeluruh yang tersisa dari semua peralatan yang digunakan untuk pengangkatan overhead atau digunakan untuk aktivitas penanganan beban.
                  Berdasarkan ASME B30.10 fungsi hook harus dilepas dari layanan jika ada kerusakan atau bukti dari salah satu berikut ini :
                  • Identifikasi informasi tentang kapasitas dan nomor jenis pabrikan hook yang hilang atau tidak terbaca.
                  • Korosi atau pitting berlebihan seperti terjadinya torehan, retak atau gouges.
                  • Terjadinya tingkat keausan lebih dari 10% dari dimensi aslinya.
                  • Terjadinya deformasi pada setiap puntiran atau tikungan.
                  • Latch tidak mengunci serta self-locking lock yang tidak berfungsi dengan baik.
                  • Pengait dan pengaman yang rusak, hilang atau tidak berfungsi.

                  Comments

                  Popular posts from this blog

                  Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

                  Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

                  Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

                  Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

                  Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

                  Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

                  Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

                  Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

                  Rasio Beton dan Besi

                  Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

                  Sistem Plumbing dan Sanitasi

                  PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

                  Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

                  Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun