Peralatan Rigging (part 8a) (Hook / Gancu) Skip to main content

Peralatan Rigging (part 8a) (Hook / Gancu)

 
Hook adalah alat  untuk meraih dan mengangkat beban dengan cara di kaitkan . Sebuah hook angkat biasanya dilengkapi dengan kait pengaman untuk mencegah pelepasan dari kaitan tali kawat sling dari beban yang terpasang.
Fungsi hook sendiri dipakai sebagai pengait yang kuat dan kokoh, sehingga bisa dikaitkan pada beban berat. Beberapa jenis hook mempunyai pengunci kait atau latch kit supaya lebih aman, dengan begitu setiap objek yang dikaitkan ke pengait tersebut tidak dapat terlepas akibat latch kit itu sendiri. 
Hook yang memilih pengunci biasanya lebih aman dipakai karena mempunyai pengunci yang bisa menghindari agar objek kait tidak terlepas dari hook itu sendiri. Meskipun secara bentuk umumnya sama, namun tiap-tiap jenis hook mempunyai fungsi yang berbeda. 
Adapun fungsi hook itu sendiri umumnya untuk towing, lifting, dan lashing. Sementara itu, fungsi hook secara khusus ialah sebagai pengangkat dengan chain, pengangkat barel, pengangkat pipa, pengangkat kayu, pengangkat serta penarik beban bersama dengan objek kait.

Jenis Hook
Di pasaran, tersedia berbagai jenis hook untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Macam-macam hook ini dapat dibedakan menurut beberapa aspek yaitu:
  • Jenis penyambung
  • Jenis atau mekanisme pengaman 
  • Bentuk dan kegunaan
  • Bahan atau material
A. Jenis Hook berdasarkan Jenis Penyambung
Berdasarkan penyambung yang menghubungkan hook dengan sling atau rantai, terdapat 2 jenis hook sebagai pilihan yaitu:
1. Clevis hook
Jenis hook ini mempunyai bentuk yang biasanya didesain supaya bisa dapat ditutup dan dibuka dengan mudah. Ini artinya, untuk memaksimalkan fungsi hook ini, Kamu bisa memakai semacam slot atau as untuk mengunci bagian penyambungnya. Selain itu, jenis penyambung yang satu ini juga dapat dirancang secara khusus untuk pemakaian pada aplikasi bersamaan dengan sling rantai atau chain sling.
Sebab rantai atau sling rantai ini mempunyai bentuk mata lonjong tanpa celah dengan tujuan agar dapat disambungkan bersama eye hook. Selain itu, fungsi hook ini juga sebagai solusi atas permasalahan tersebut, yakni dengan membuat sejenis pin pengunci bagian atas.

- Clevis Grab Hook
Fungsi hook ini dipakai untuk menyesuaikan penyesuaian pada kaki sling rantai. Clevis grab hook tidak membutuhkan konektor rantai tambahan dan bisa dipasang langsung ke rantai. 

- Clevis Self Locking Hook
Clevis self locking hook sangat cocok untuk semua jenis aplikasi lifting. Mekanisme penguncian yang unik mencegah tergelincir secara tidak sengaja. Jenis komponen pada rantai ini digunakan dengan komponen rantai grade 80 alloy chain untuk aplikasi pengangkatan. Jenis hook ini digunakan untuk kemudahan penggunaan.

- Clevis Sling Hook With Latch
Clevis sling hook merupakan kait serbaguna sebagai bagian dari rangkaian komponen rantai yang biasanya dipasang langsung ke rantai tanpa membutuhkan konektor.

- Clevis Slip Hook
Fungsi hook ini bisa dikatakan serbaguna, karena memiliki throat yang lebar. Mudah dihubungkan pada shackle, mata atau beban yang diikat pada rantai. Sering digunakan dalam aplikasi towing dan pengamanan. Clevis slip hook ini memungkinkan pemasangan dan pelepasan dengan cepat dari rantai dengan menggunakan cotter pins yang mudah dilepas dari kait.

2. Eye hook
Jenis hook ini berbentuk bulat dan mempunyai celah. Biasanya pemasangannya bersifat permanen, namun terkecuali pengguna akan melepaskannya dengan paksa, caranya adalah dengan merusak tali kawat slingnya. Tapi hal ini berbeda pada wire rope sling dengan wire clip, sebab wire clip dapat dicopot serta dipasang ulang. Jenis ini bisa diaplikasikan untuk chain sling maupun wire rope sling.
- Eye Hoist Hook
Pemasangan eye hook pada chain sling biasanya harus memakai connecting link untuk menyambungkannya. Kelebihan jenis penyambung yang satu ini, apabila dipakai bersama chain sling ialah menjadi tidak permanen. Sebab connecting link bisa dibuka maupun dipasang ulang. Hal ini berbeda jika pemakaiannya bersamaan dengan memakai wire rope sling.

- Eye Self Locking Hook
Ini adalah gaya kait bawah yang paling umum digunakan pada sling rantai. Desain hook-nya memastikan bahwa kait akan menutup ketika dimuat, sehingga beban akan ditangkap pada kait dan tidak bisa dilepaskan apabila bersentuhan dengan objek lainnya.

- Eye Sling Hook With Latch
Jenis hook ini memang serbaguna dan sangat cocok digunakan pada sebagian besar aplikasi slinging. Alat ini memiliki kait dengan tugas berat untuk meningkatkan keamanan. Eye Sling hook memungkinkan koneksi yang mudah dan bisa dipasang pada alat pengangkat.

3. Swivel Hook
Swivel  biasanya disebut juga sebagai alat rigging, biasanya ditemukan dalam aplikasi kapal pelayaran. Adapun fungsi hook ialah dapat menyeimbangkan objek saat sedang berputar. Jadi penyambungannya tak akan menjadi lebih berat di satu sisi saja.
- Swivel Hook With Latch
Di dunia perkapalan, kita sering melihat dan mendengar tentang swivel hook. Pasalnya jenis hook ini adalah alat penting yang tak boleh tertinggal saat sedang berlayar. Penggunaannya biasanya untuk menyambungkan setiap sisi tertentu yang diperlukan. Dari segi kekuatan yang terjamin, walaupun dari segi tampilannya sangat sederhana. Selain itu, bentuk alat ini cukup banyak, biasanya menyesuaikan dengan fungsi hook itu sendiri ketika berlayar.
Fungsi hook ini erat dengan pemakaian tali yang dijadikan sebagai penyeimbang dan penggantung. Pemakaiannya juga dapat mencegah kerusakan di bagian tali kawat supaya tidak mudah putus.

- Swivel Self Locking Hook
Swivel self locking hook mempunyai desain yang sama seperti self locking hook tetapi mempunyai fitur tambahan swivel yang bisa digunakan untuk menyejajarkan hook dengan benar pada garis beban sebelum mengangkat. Swivel hanya untuk pemosisian sebelum pengangkatan dan hook biasanya tidak dirancang untuk berputar di bagian bawah beban

B. Jenis Hook Berdasarkan Mekanisme Pengaman
Macam-macam hook selanjutnya dibedakan berdasarkan mekanisme pengaman atau pengunci yang dipergunakan. Setidaknya terdapat 3 jenis hook berdasarkan mekanisme pengaman yang dipergunakan yaitu:

1. Safety Latch Hook atau Sling Hook
Jenis pengaman pada hook ini selalu tertutup dan hanya dapat dibuka secara manual baik untuk memasang atau untuk melepaskan beban. Hook dengan safety latch terlihat kurang kokoh, tetapi sebenarnya jika dilihat dari segi keamanan penggunaannya, hook ini sama-sama aman karena dibuat berdasarkan standard keamanan dan telah diuji sebelum diproduksi.

2. Self-locking Hook / Safety Hook

Jenis pengaman pada hook ini memiliki sistem pemicu khusus yang akan membuka dan menutup mekanisme pengaman. Hook dengan safety hook memiliki keunggulan pengunci yang lebih kokoh dan disertai dengan magnet sehingga dapat terkunci dengan baik.

3. Grip Latch Hook
Jenis hook yang satu ini dapat dikatakan sebagai jenis yang paling aman dan paling tahan lama berkat desain yang teruji dan dibuat berdasarkan standar keamanan tertentu.

C. Jenis Hook Berdasarkan Bentuk dan Kegunaan
Macam-macam hook selanjutnya dibedakan berdasarkan bentuk dan kegunaan atau fungsinya. Macam-macam hook tersebut adalah:
1. Swivel hook
Swivel hook memungkinkan hook untuk berputar 360 derajat. Terdapat macam-macam hook yang masuk dalam kategori ini yaitu:
  • positioning swivel hook
  • true swivel hook with bearing
Kedua jenis hook ini memudahkan pengguna untuk memutar hook sehingga mencapai posisi yang sejajar dan tepat saat mengaitkan beban. Keduanya memiliki persamaan dimana keduanya tidak akan berputar dan bergerak selama proses mengangkat beban, hanya saat proses pengaitan saja. 

2. Foundry hook
Sesuai dengan namanya, foundry hook dipergunakan  di foundries atau industri pengecoran logam. Ukuran hook ini lebih lebar dan lebih dalam dibandingkan  jenis hook lainnya. Hook ini tidak memiliki mekanisme pengaman atau safety latch. Hal ini disesuaikan dengan lingkungan kerja yang sangat panas dan berbahaya sehingga tidak memungkinkan para pekerja untuk mengaitkan atau melepaskan beban secara manual.

3. Grab hook
Grab hook memiliki ukuran yang lebih sempit dan menyediakan fleksibilitas untuk memperpendek rantai hook. Terdapat macam-macam hook pada tipe ini  dan  perlu diketahui perbedaan diantaranya:

- Standard grab hook
Jenis yang satu ini merupakan jenis yang paling populer serta paling ekonomis. Kelemahannya adalah, harus mengurangi working load limit sebesar 20% bila menggunakannya untuk memperpendek panjang rantai.

- Cradle grab hook
Jenis yang satu ini memiliki fitur tambahan cradle. Harganya terbilang lebih mahal dibandingkan jenis standar, namun memiliki keunggulan dimana tidak harus mengurangi working load limit saat dipergunakan untuk memperpendek panjang rantai

4. Sorting hook
Hook ini umumnya dipergunakan untuk mengangkat benda-benda yang berbentuk tabung. Bentuk dan desainnya yang unik membuat hook rantai ini harus dipergunakan dengan tingkat kemiringan 30-45 derajat untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

5. J hook
J Hook memiliki bentuk dan desain yang lebih ramping dibandingkan macam-macam hook yang lain. Jenis hook ini dipergunakan untuk aplikasi khusus dimana hook rantai lainnya seperti grab dan swivel dianggap terlalu besar dan tebal.

6. Drum/barrel hook
Serupa dengan namanya, hook ini dipergunakan untuk mengangkat drum atau barrel. Artinya, jenis hook ini banyak dipergunakan dalam industri perminyakan. Hook ini didesain untuk penggunaan pada sudut 300-450

7. Sling hook
Segala jenis industri yang menggunakan chain sling dan wire rope sling untuk melakukan pengangkatan umumnya menggunakan sling hook.

8. Sliding choker hook
Jenis hook ini dipergunakan untuk mengangkat dan mengunci barang yang akan diangkat dengan posisi choker. Umumnya industri berskala besar dan berhubungan dengan benda berat akan menggunakan alat yang satu ini.

9. Anchor line hook
Industri perkapalan akan menggunakan alat bantu hook rantai ini sebagai alat bantu dalam menambat kapal

10. Twisted hook
Sedikit berbeda dengan jenis hook rantai lainnya, alat ini memiliki bentuk penyambung yang sedikit berputar. Putaran ini memberikan ruang gerak yang berbeda pada alat ini. Umumnya jenis hook yang satu ini dipergunakan dalam industri logging atau industry kayu dan dipergunakan untuk menarik atau mengangkat kayu.

11. Shurlock hook
Shurlock hook merupakan hook yang memiliki sistem atau mekanisme pengamanan otomatis. Saat diberi beban, hook ini akan terkunci secara otomatis untuk memastikan keamanan barang. Umumnya jenis hook yang satu ini dipergunakan sebagai aplikasi lifting.

12. Clamp Hook / Tractor Hook
Clamp Hook atau bisa disebut juga dengan tractor hook adalah jenis hook yang menggunakan penyambung atau penghubung berbantuk seperti shackle. Hook jenis ini digunakan pada traktor atau truk pengangkut kayu pada aplikasi Logging. Hook ini digunakan sebagai penyambung rantai yang digunakan untuk mengikat kayu balok untuk diangkat atau dipindahkan.

D. Jenis Hook berdasarkan Bahan dan Material
Jenis hook berdasarkan bahan / materialnya dapat dibagai menjadi 2 yaitu :
- Alloy Hook
- Carbon Hook

-Alloy Hook-
Alloy hook adalah hook yang dibuat dengan material Alloy steel yaitu besi yang mengandung kandungan karbon yang berubah-ubah dan juga logam-logam lain seperti kromium, vanadium, molybdenum, nikel, tungsten dan sebagainya.
Jika diklasifikasikan menurut kadar karbonnya, besi alloy ini dibagi menjadi  :
  • Low Alloy Steel, Jika elemen paduannya kurang dari 2.5 %
  • Medium Alloy Steel, Jika elemen paduannya antara 2.5 – 1- %
  • High Alloy Steel, Jika elemen paduannya lebih dari 10 %
 -Carbon Hook-
Carbon hook adalah hook yang dibuat dari material Baja karbon yang artinya baja yang terdiri dari campuran Machinem, Machinery, dan Mild Steel. Jika diklasifikasikan menurut campurannya, baja karbon ini dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
  • Low Carbon Steel, Jika kadar campuran antara 0.05 – 0.30 %
  • Medium Carbon Steel, Jika kadar campurannya antara 0.30 – 0.60 %
  • High Carbon Steel, Jika kadar campurannya antara 0.60 – 1.50 %.
- Stainless Steel
Stainless steel  adalah salah satu material hook yang memiliki kekuatan tarik tinggi jika dibandingkan baja ringan. Selain itu, bahan ini memiliki daya tahan karat yang juga tinggi.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun