Peralatan Rigging (part 2) (Masterlink) Skip to main content

Peralatan Rigging (part 2) (Masterlink)

Masterlink adalah alat penyambung yang berbentuk lingkaran yang fungsinya untuk menyambung antara alat rigging dengan wire rope sling ataupun chain sling. Jadi masterlink ini letaknya paling atas, kemudian disambungkan pada sling, dan dibawah sling tersebut biasanya terdapat alat rigging lainnya seperti shackle ataupun hook.

A. Link dan Ring (Tautan dan Cincin)
Link dan ring adalah komponen dasar tetapi penting dalam aplikasi pengangkatan dan pemasangan. Link dan ring adalah perangkat loop tertutup yang digunakan untuk membuat titik koneksi dalam rakitan tali-temali dan selempang.
Link dan ring biasanya digunakan sebagai titik sambungan dalam rakitan selempang berkaki banyak (biasanya rantai atau tali kawat). Mereka dapat digunakan sebagai titik koneksi untuk satu, dua, tiga, atau empat konfigurasi sling-leg.
Link dan ring master (masterlink lonjong, master ring, dan masterlink berbentuk buah pir) juga disebut sebagai ring pengumpul (collector ring) atau link pengumpul (collector link), karena mereka “mengumpulkan” beberapa sling ke dalam satu link.
Selain digunakan dalam rakitan sling, link dan ring juga dapat digunakan sebagai titik koneksi antara hampir dua bagian rakitan tali - temali.
Link atau ring dapat diaplikasikan untuk menghubungkan:
- Belenggu ke kail derek
- Gantung ke kail
- Link ke sling hook

B. Jenis Link dan Ring
Ada beberapa jenis link dan ring yang berbeda yang dapat digunakan dalam perakitan. Jenis link dan dering yang paling umum digunakan adalah:
  1. Oblong master links
  2. Master link sub-assembly
  3. Pear-shaped links
  4. Master rings
  5. Coupling links
a. Oblong master links
Oblong master link adalah lonjong, loop tertutup permanen yang sering ditemukan di bagian atas rakitan rantai berkaki banyak atau wire rope. Dalam hal ini, oblong master link adalah titik koneksi yang mengumpulkan kaki-kaki yang membentuk rakitan sling.
Meskipun biasanya digunakan sebagai titik koneksi dalam sling berkaki banyak, oblong master link juga berfungsi sebagai titik koneksi antara peralatan rigging dan perangkat keras.
Karena bentuknya yang lonjong, mereka ideal untuk dipasang pada kait derek yang berukuran besar dari bantalan mangkuk hingga bagian bawah kait (dikenal sebagai kait saddle). Kait derek biasanya berukuran lebih besar di area sadel kait daripada di area lebar.
Oblong master link juga dapat digunakan untuk menghubungkan shackle ke kait derek, kait ke shackle, dan berbagai rakitan tali lainnya.

b. Master Link Sub-Assembly
Jika ada lebih dari dua kaki sling dalam satu rakitan, sub-rakitan link master dapat digunakan sebagai pengganti link induk tunggal. Meskipun dimungkinkan untuk memiliki tiga hingga empat kaki yang terpasang pada satu master link, ini sering kali membutuhkan master link yang sangat berat dan tebal yang sulit untuk dikelola.
Sub-rakitan terdiri dari dua tautan kopling master yang dilampirkan ke tautan master lonjong. Alih-alih memasang keempat kaki sling ke tautan utama, mereka sekarang dapat dipisahkan di antara dua tautan sub-perakitan.
Penggunaan sub-rakitan membantu mengurangi ukuran tautan master (tautan master yang sangat besar dapat berdiameter lebih dari 3 inci) sambil mempertahankan Batas Beban Kerja atau Working Load Limit (WLL) yang sebanding dengan tautan master yang jauh lebih besar.

c. Pear-Shaped Master Link
Link berbentuk buah pir mirip dengan oblong master link tetapi, seperti namanya, lebih berbentuk buah pir daripada lonjong. Tautan berbentuk buah pir (seperti oblong master link) juga digunakan untuk sling rantai berkaki banyak, kekang tali kawat, dan berbagai titik sambungan tali - temali. Namun, link berbentuk buah pir terbatas untuk mengakomodasi rakitan sling yang lebih kecil dengan dua kaki atau kurang.
Bentuk pir dari tautan ini membuatnya ideal untuk digunakan dengan kait yang sangat sempit. Dalam beberapa kasus, link berbentuk buah pir akan lebih pas daripada oblong master link, yang menghilangkan pergerakan beban dari sisi ke sisi pada permukaan kait.

d. Master Ring
Master ring berbentuk lingkaran, cincin tertutup permanen. Seperti master link, mereka dapat digunakan dengan kekang tali kawat, rakitan sling rantai, dan titik koneksi tali - temali lainnya. Sementara master ring dapat digunakan untuk mengakomodasi rakitan berkaki banyak, lebih jarang melihat master ring sebagai collector link  daripada melihat oblong link master di posisi itu.
Bentuk bulat dari master ring membuatnya kurang ideal dibandingkan oblong master link untuk menghubungkan ke kait derek yang besar dan dalam. Master ring paling sering digunakan dalam fabrikasi atau toko mesin kecil dan sebaliknya, jarang digunakan. Dalam banyak kasus, oblong master link dapat diterapkan sebagai gantinya.

e. Coupling Link
Coupling Link mekanis atau dilas memungkinkan digunakan untuk menghubungkan sebagian rantai ke tautan utama atau ke fitting. Mereka juga dapat digunakan untuk membuat koneksi antara tautan utama, pengait, atau perangkat keras lainnya.

Welded Coupling Links
Welded Coupling Links seperti setiap link lain dalam rantai, dihubungkan ke link utama atau fitting ujung dan dilas tertutup untuk membentuk sambungan.
Gambar di atas menunjukkan dua cara berbeda untuk memanfaatkan sambungan sambungan yang dilas. Di gambar kiri, tautan terhubung secara permanen ke kait mata dan digunakan untuk menghubungkan perangkat ke kait putar. Di sebelah kanan, tautan kopling yang dilas digunakan untuk mengamankan kaki rantai dan mengambil kait ke tautan utama.

Mechanical Coupling Links
Mechanical Coupling Links terdiri dari beberapa bagian yang mungkin termasuk busing, baut, dan pegas di tengahnya. Tautan kopling mekanis ini bertindak sebagai titik lampiran yang berengsel di tengah.

C. Tanda / Identifikasi Link dan Ring
Menurut ASME B30.26 Rigging Hardware, setiap link, subassembly link master, dan ring harus ditandai dengan tahan lama oleh pabrikan untuk menunjukkan:
  • Nama atau merek dagang dari produsen
  • Ukuran atau beban terukur
  • Grade, jika diperlukan untuk mengidentifikasi beban pengenal
D. Penghapusan Link dan Ring Dari Kriteria Layanan
Selama inspeksi, lepaskan semua tautan, sub-rakitan tautan master, dan dering dari servis jika salah satu kondisi yang tercantum dalam ASME B30.26 Perangkat Keras Rigging terdapat tanda seperti berikut:
  • Identitas hilang atau tidak terbaca
  • Indikasi kerusakan akibat panas, termasuk percikan las atau serangan busur
  • Pitting atau korosi yang berlebihan
  • Komponen penahan beban yang bengkok, terpelintir, terdistorsi, meregang, memanjang, retak, atau rusak
  • Torehan atau goresan yang berlebihan
  • Pengurangan 10% dari dimensi asli atau katalog di titik mana pun
  • Bukti pengelasan atau modifikasi yang tidak sah
  • Kondisi lain, termasuk kerusakan yang terlihat yang menyebabkan keraguan untuk penggunaan yang berkelanjutan
Jika salah satu dari kondisi di atas ada, perangkat harus dikeluarkan dari layanan dan hanya akan dikembalikan ke layanan jika / bila disetujui oleh orang yang berkualifikasi.

E. Working Load Limit dan Load Share pada Master Link
Link dan master link assemblies adalah komponen penting untuk membentuk multi leg lifting sling. Walaupun mereka biasanya diproduksi sebagai komponen chain sling tapi alat ini digunakan untuk semua jenis slink.Akan tetapi memilih master link yang kompatible dan benar tidaklah mudah. Ada banyak hal yang harus kita perhatikan.

a. Connection
Cara tautan utama mencapai koneksi sangat penting. Pada two leg sling atau sling dua kaki cukup sederhana. Tautan master ini bisa dipakai hingga 2 koneksi sling di ujung bawahnya.
Untuk four leg sling atau sling berkaki empat juga cukup sederhana. Sebaiknya jangan menghubungkan four leg sling yang dimuat ke ujung tautan utama tapi dengan memakai master link assembly lalu mengalikan 2 dengan 2 untuk mendapatkan 4 kaki.
Pemuatan sling berkaki tiga lebih sulit lagi. Pendekatan yang tepat ialah dengan memakai metode yang sama seperti pengaturan empat kaki dan hanya memakai satu sling pada salah satu perantara.

b. Working Load Limit
Dalam memilih link yang tepat untuk perangkat rigging tentu saja harus memperhatikan working load limit.
Dengan multi-leg sling harus memastikan bahwa semua kaki sling dan tautan utama mempunyai WLL yang cukup. Dalam hal ini bisa memilih komponen dengan salah satu dari 2 cara. 
  1. Memilih kaki yang dibutuhkan terlebih dahulu lalu pilih master link yang akan dicocokkan. 
  2. Memilih master link lebih dahulu lalu temukan sling leg dengan kapasitas terukur yang memadai.
Lakukan perhitungan dengan mengetahui sudut sling terlebih dahulu. WLL maksimum biasanya dihitung pada sudut 45 derajat yang setara dengan rentang sudut yang disertakan di Australia sebesar 90 derajat. Singkatnya, ini artinya pada ukuran rantai tertentu WLL maksimum sling dan tautan utama yang kompatibel lebih kecil.
Pada sudut sling 60 derajat, WLL tautan utama setidaknya harus 1,73 kali WLL kaki. 
Pada sudut sling 45 derajat yang disertakan, WLL tautan utama setidaknya harus 1,41 kali WLL kaki.

c. Load Share
Pada 4-leg sling biasanya membentuk piramida. Bentuk ini nyaman karena memiliki banyak muatan yang berbentuk persegi panjang. Namun, sederhananya kaki tidak membagi beban secara merata. Faktanya hanya ada satu hal yang pasti dalam pembagian beban yaitu untuk pengukuran komponen seolah - oleh alat ini berbagi beban hanya pada 2 kaki saja. 

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun