Peralatan Rigging (part 5) (Thimble) Skip to main content

Peralatan Rigging (part 5) (Thimble)

 

Thimble adalah alat yang digunakan untuk menjaga bentuk alami mata wire rope dari hentakan dan tarikan dan juga berfungsi untuk melindungi wire rope agar tidak terjepit  dan terkikis sehingga umur wire rope pun akan semakin lama.

Fungsi Thimble Pada Wire Rope
Setiap kali wire rope ditekuk dan digantung maka beban berat bisa beresiko dapat menghancurkan mata tali. Penambahan thimble pada wire rope ke mata dapat melindungi tali.
Jika tali kawat digunakan terus menerus maka tali akan mendapatkan tekanan besar. Meskipun tali tersebut kuat akan tetapi tetap rentan terhadap keausan. Tali kawat jika digunakan secara berulang untuk mengangkat beban berat sehingga bisa menimbulkan kekusutan dan keausan yang bisa mengurangi kekuatan kabel bahkan bisa mengakibatkan kegagalan prematur.
Namun dengan adanya thimble dapat memperpanjang usia tali sekaligus sebagai jaminan agar tali tidak putus. Steel thimble atau thimble yang terbuat dari material stainless steel di lingkungan yang sangat korosif menawarkan perlindungan tambahan dari keausan akibat kontak langsung dan deformasi dapat memperpanjang masa pakai wire rope sling atau wire rope.

Jenis Thimble Berdasarkan Fungsi
Thimble diproduksi dengan tipe yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan faktor bervariasinya aplikasi angkat ( Lifting ), Tarik ( Towing ) dan juga aplikasi lainnya yang membutuhkan wire rope sling dengan thimble sebagai alat pendukungnya. Jenis Thimble dibuat untuk membedakan thimble untuk aplikasi ringan dan juga thimble untuk aplikasi yang lebih berat dan juga keadaan lapangan ( faktor udara dan lingkungan ).
Jika dikaitkan dengan aplikasi berat atau ringannya thimble dibagi menjadi 2 jenis :
  • Thimble Biasa (Light Duty Thimble) : Thimble yang digunakan untuk aplikasi ringan.
  • Thimble Heavy (Heavy Duty Thimble) : Thimble yang digunakan untuk aplikasi yang lebih berat.
Jenis Thimble Berdasarkan Material
Jika dikaitkan dengan penggunaan kondisi di Lapangan thimble dibagi menjadi 7 jenis:
  1. Thimble Galvanized/Light Duty: Untuk thimble standar yang digunakan pada tugas ringan ini biasanya berlapis seng dan juga berbahan galvanized untuk mencegah karat. 
  2. Heavy Duty Thimble: Pada heavy duty thimble juga biasanya berlapis seng seperti halnya thimble standar. Namun dengan adanya hot dip galvanized yang menciptakan lapisan lebih tebal dibandingkan model standar atau tugas ringan.
  3. Tipe 304: Indikasi tipe 304 sendiri artinya thimble terbuat dari stainless steel yang menawarkan ketahanan terhadap korosi di permukaan.
  4. Regular/Light Duty 316: Thimble menawarkan stainless steel 301 untuk membuatnya lebih tahan terhadap korosi atau kelembaban tinggi terutama untuk aplikasi kelautan.
  5. Heavy Duty 316: Stainless steel 315 tahan korosi dipadukan dengan desain heavy duty sangat cocok untuk aplikasi berat di lingkungan laut.
  6. Heavy Duty 304: Stainless steel heavy duty 304 ini menawarkan ketahanan terhadap korosi dan ideal untuk penggunaan tugas berat dimana thimble akan terkena elemen luar ruangan.
  7. Extra Heavy Duty 304: Walaupun tidak tahan korosi seperti stainless steel 316 akan tetapi thimble wire rope extra heavy duty ini menawarkan tingkat kekuatan tertinggi.
sebagai tambahan pengetahuan agar tidak bingung untuk membedakan Korosi dan Karat, adalah sebagai berikut :
  • Korosi adalah disintegrasi bahan baku karena bahan kimia atau reaksi elektrokimia sementara karat adalah jenis korosi.
  • Korosi adalah disintegrasi semua jenis logam serta bahan seperti polimer dan keramik sementara karat merupakan korosi besi dan campurannya.
  • Korosi disebabkan oleh reaksi bahan kimia sedangkan karat disebabkan oleh air atau uap air dan oksidasi.

Jenis Thimble Berdasarkan Bentuk
1. Thimble Biasa
Thimble jenis ini diproduksi dengan finishing galvanis dan pemakaiannya cocok digunakan untuk aplikasi ringan.

2. Thimble Heavy Duty
Thimble jenis ini diproduksi dengan finishing galvanis dan ada juga yang di finishing stainless steel untuk mencegah korosi. Untuk pemakaiannya sendiri cocok digunakan untuk aplikasi berat.


3. Thimble Solid
Thimble jenis ini diproduksi dari material “Cast Ductile Iron” yang memiliki karakteristik lebih keras, kokoh dan kuat. Thimble ini cocok dan banyak digunakan untuk aplikasi boom / pendant pada Crane.

4. Thimble Solid DIN 3091
Thimble jenis ini diproduksi dengan bahan Mild Steel dan di finishing galvanis yang banyak digunakan untuk aplikasi boom / pendant pada Crane.

5. Thimble Heavy Duty Tube

Keuntungan Penggunaan Thimble
Thimble wire rope dimanfaatkan untuk menopang mata pada wire rope untuk menciptakan permukaan aus yang tahan lama saat dihubungkan kepada perangkat keras rigging. Mata tali kawat juga membantu mencegah terjepit dan berjumbai saat digunakan. Thimble bisa digunakan dengan swage sleeves, u-bolt wire rope clip atau fist grip wire rope clamp. Alat ini biasanya tersedia dalam pilihan standard duty, zinc plated, heavy duty, material stainless steel dan galvanized.
Berikut beberapa kelebihan wire rope dengan menggunakan thimble, diantaranya :
  • Mencegah tali agar tidak berjumbai dengan menawarkan permukaan aus yang tahan lama.
  • Membantu mempertahankan bentuk mata dan menahan benturan.
  • Bisa digunakan dengan swage sleeves, klem tali kawat atau klip tali kawat u-bolt.
  • Dapat memperpanjang umur wire rope sling dan wire rope eye.
  • Pemasangan membutuhkan kunci momen dan harus di torsi ulang setelah beban diuji.
  • Dapat disimpulkan bahwa merangkai mata thimble tali kawat dapat menambah daya tahan tali kawat karena adanya tambahan lapisan yang mendukung beban pada wire rope. Selain itu, thimble tali kawat memiliki daya tahan lebih kuat karenanya dapat menambah keamanan saat bekerja. Karena itu sangat disarankan untuk melakukan perhitungan secara matang untuk menentukan mata wire rope yang akan dipilih sebab sangat bergantung terhadap daya tahan, fungsi, tujuan penggunaan dan kekuatan.
Pemasangan Thimble
Ada beberapa peralatan yang wajib dimiliki saat pemasangan wire rope sling ataupun rope sling dengan thimble ini yaitu diantaranya :
  • Ferrule ( optional lain wire clip )
  • Wire Rope / Rope
  • Thimble
  • Mesin press
Keempat peralatan tersebut sangat penting untuk digunakan dalam pembuatan wire rope sling maupun rope sling dengan thimble itu. Tetapi peralatan tersebut sebenarnya lebih condong pada pembuatan wire rope sling saja, karena memang jarang sekali para user yang membuat rope sling dengan menggunakan thimble. Disamping karena fungsi dari tali yang berbeda dan juga nilai breaking yang lebih kecil jika dibandingkan dengan wire rope. Hal-hal tersebut yang mungkin jadi bahan pertimbangan orang-orang dalam memilih wire rope sling ketimbang rope sling.
Kembali pada cara pemasangan thimble pada mata wire rope sling ini yaitu :
Langkah awal adalah dengan memasukkan ujung wire rope pada lubang ferrule bagian atas atau juga bisa dengan wire clip, tergantung apakah ingin membuat wire rope sling permanen atau tidak. Jika  ingin membuat wire rope sling permanen maka dapat menggunakan ferrule, dan jika ingin membuat wire rope sling yang tidak permanen maka perlu menggunakan wire clip.
Lanjut lagi pada penjelasan yaitu setelah memasukkan ujung wire rope pada lubang ferrule atau wire clip, selanjutnya perlu memasangkan thimble pada lingkar mata wire rope yang telah dimasukkan pada ferrule atau wire clip tersebut. Jika sudah dipasang maka selanjutnya yaitu masukkan ujung wire rope tadi pada lubang ferrule ataupun wire clip bagian bawah. Kencangkan sampai benar-benar rapat, jangan sampai longgar.
Yang terakhir adalah dengan mengepress ferrule tadi dengan mesin press yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran ferrule yang ada. Ada jika menggunakan wire clip maka hanya perlu mengencangkan wire clip tersebut dengan kunci pas sampai benar-benar rapat.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun