Geotekstile / Geotextile Skip to main content

Geotekstile / Geotextile


Dalam dunia geoteknik, geotextile adalah salah satu material yang paling banyak digunakan. Dimana letak geografis Indonesia sebagian besar kondisi tanahnya adalah tanah lunak. Material geotextile ini sangat membantu dalam perkuatan tanah dengan biaya yang relatif murah dibandingkan dengan metode perkuatan tanah lainnya. Selain itu dari segi memiliki daya tahan yang baik sehingga tanah tidak mudah ambles.

Jenis Geotextile
Geotextile terbuat dari polimer seperti polipropilen dan poliester. Mereka dibagi menjadi tiga kategori sesuai dengan proses pembuatannya:
  • Kain Tenun / Woven
  • Kain Bukan Tenunan / Non Woven
  • Kain Rajutan / Knitted Fabric
a. Geotextile Woven
Geotextile Woven adalah yang paling umum, dan teknologi pembuatannya mirip dengan kain pakaian. Geotextile woven terbuat dari bahan Polypropylene polymer (PP) dan ada juga dari Polyester (PET), bentuknya sendiri adalah berupa lembaran yang seratnya ditenun dengan teknlogi mutakhir dimana material ini juga memiliki daya tahan yang baik terhadap ultra violet serta kekuatan tarik sudah sesuai standar ASTM
Tipe ini ideal untuk tujuan pemisahan dan penguatan karena hampir kedap air. Geotextile woven dapat dibuat dari bahan yang berbeda, tetapi yang paling umum adalah tenunan atau campuran benang. Kain terlihat seperti lembaran plastik, dengan tenunan hanya terlihat setelah pemeriksaan dekat.

b. Geotextile Non Woven
Geotextile Non Woven terbuat dari serat benang kontinu atau serat stapel pendek. Geotextile Non Woven berhubungan dengan pendekatan termal, kimia, atau mekanis atau kombinasi teknik. Geotextile non woven ini sering juga disebut sebagai dengan istilah filter fabric, bentuknya sendiri sama seperti woven geotextile yaitu berupa lembaran namun tidak dengan cara dianyam melainkan dengan cara cara needle punch dan dipanaskan. Material dasarnya juga masih menggunakan polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP).
Jenis ini digunakan terutama untuk tujuan pemisahan, perlindungan, dan penyaringan di bidang jalan raya, kereta api, TPA, atau proyek sipil dan lingkungan. Metode pembuatannya menggunakan proses dengan filamen tak berujung untuk memastikan penggunaan bahan berkualitas tinggi. Geotextile non woven tahan terhadap semua bahan kimia dan media biologis yang ada di tanah dan bahan konstruksi. Bahan tersebut tidak dapat larut oleh air, sehingga aman untuk air tanah. Mereka juga dilengkapi dengan U-stabilizer untuk memberikan ketahanan yang lebih lama terhadap sinar matahari langsung.

c. Knitted Fabric
Geotextile Knitted Fabric dibuat dengan mengaitkan serangkaian putaran benang bersama-sama. Geosintetik ini dibuat dengan menggabungkan pendekatan tenun dengan teknik lain seperti tenun.

Aplikasi Geotextile
Berikut ini adalah tujuan utama pengaplikasian geotextile:
a. Pekerjaan Jalan
Geotextile umumnya digunakan dalam konstruksi jalan. Cara ini memperkuat tanah dengan menambahkan kekuatan tarik. Ini digunakan sebagai tingkat air yang cepat di jalan raya, kain geotextile perlu mempertahankan permeabilitasnya tanpa kehilangan fungsi masing-masing.
b. Pekerjaan Kereta Api
Geotextile woven atau non-woven digunakan untuk memisahkan tanah dari lapisan tanah di mana tanahnya tidak stabil, tanpa menghambat perputaran air tanah. Menutupi setiap lapisan dengan kain mencegah bahan menyimpang dari tepi karena guncangan dan getaran dari kereta yang bergerak.
c. Pertanian
Digunakan untuk pengendalian lumpur. Untuk meningkatkan jalan berlumpur dan jalan setapak yang digunakan oleh ternak atau lalu lintas ringan, kain non-anyaman digunakan dan dilipat dengan melapisinya untuk menampung massa pipa atau pasir.
d. Drainase
Penggunaan geotextile untuk penyaringan tanah dan kurang lebih bahan granular berukuran tunggal untuk mengangkut air dipandang sebagai alternatif yang layak secara teknis dan komersial untuk sistem konvensional. Geofabrics melakukan proses penyaringan di bendungan tanah, jalan dan jalan raya, waduk, dinding penahan, parit drainase dalam, dan drainase di bidang pertanian.
e. Pekerjaan Sungai, Kanal, dan Pesisir
Geotextile menutupi tepi sungai dari erosi yang disebabkan oleh arus atau lapping. Ketika digunakan dalam konvergensi dengan enkapsulasi alami atau buatan, mereka bertindak sebagai filter.

Fungsi Umum dari Geotextile
1. Pemisah / Separator
Lapisan geotextile berpori pemisah ditempatkan di antara dua bahan yang berbeda sehingga fungsi dari dua bahan yang berbeda dapat tetap utuh atau dapat ditingkatkan. Pemisahan digunakan dalam aplikasi transportasi untuk mencegah bercampurnya dua lapisan tanah yang berdekatan. Lapisan geotextile digunakan sebagai pemisah tanah subgrade halus dari agregat halus base course. Juga, geotextile telah mempertahankan kekuatan agregat dan drainase. Pemisah geotextile digunakan untuk semua jenis jalan, berbagai jenis pondasi, dan tingkat dasar struktur.
Juga, Geofabrics mencegah kegagalan prematur struktur, dan separator mencegah efek pemompaan yang diciptakan oleh beban dinamis dan menyediakan aliran air sambil menahan partikel tanah.
Beberapa area digunakan untuk tujuan pemisahan / separator:
  • Antara jalan beraspal dan jalan tidak beraspal.
  • Digunakan untuk lapangan terbang.
  • Antara tanah dasar dan dasar batu.
  • Antara tempat pembuangan sampah dan jalur batu.
  • Antara lapisan drainase pasir dan geomembran.
  • Di bawah pelat trotoar.
  • Di Bawah Daerah Curb.
  • Di bawah tempat parkir.
  • Di bawah lapangan olahraga dan atletik
2. Filter/Penyaring
Geotextile memiliki sifat permeailitas yang tinggi sehingga mampu mengalirkan air yang melalui bahan geotextile. Pada aplikasinya aliran air akan membawa partikel tanah maka disinilah fungsi geotextile sebagai filter atau penyaring dimana air tetap dapat mengalir namun partikel tanah tidak ikut menembus bahan geotextile. Tindakan infiltrasi, permeabilitas, dan porositas adalah sifat utama geotextile, dan aplikasi pelengkungan geotextile digunakan untuk drainase vertikal dan horizontal. juga, aplikasi warping ini digunakan untuk penggantian agregat bergradasi.

3. Perkuatan / Reinforcement
Ini adalah peningkatan sinergis yang diciptakan oleh geotextile ke dalam tanah dan dikembangkan terutama melalui tiga mekanisme berikut,
  • Pengekangan lateral (lateral restaint) melalui gesekan antar muka antara geotextile dan tanah atau agregat.
  • Jenis membran penopang beban roda.
  • Potensi bidang keruntuhan permukaan bantalan/ Potential bearing surface failure plane yang memaksa pengembangan pada permukaan kekuatan geser alternatif yang lebih tinggi.
Dengan metode di atas, stabilitas struktural tanah sangat ditingkatkan dengan kekuatan tarik bahan geosintetik. Konsep ini mirip dengan beton polos dengan baja. Karena beton lemah dalam tarik, baja tulangan digunakan untuk tujuan penguatan.  Sebuah geogrid atau geotextile digunakan untuk memberikan perkuatan untuk memungkinkan tanggul dan jalan dibangun di atas tanah yang sangat lemah dan memungkinkan tanggul yang lebih curam untuk dibangun. 

4. Fungsi Penyegelan / Sealing
Sebuah kain geotextile dapat diisi dengan aspal atau campuran lain agar kedap air, sehingga mampu menghentikan aliran air ke dua arah. Geotextile dapat digunakan untuk mencegah kontaminasi tanah atau air tanah dari polutan di atas.

5. Stabilization/Stabilisator
Geotextile sebagai stabilisator ini sebenarnya masih berhubungan dengan separator tadi, karena memiliki kuat tarik yang baik geotextile dapat menyalurkan beban diatasnya secara merata sehingga dapat meningkatkan kekuatan tanah pada proses pengurugan. Meski begitu penggunaan geotextile untuk stabilisator ini masih menjadi pro kontra dikalangan praktisi geoteknik.

Keuntungan Geotextile
  • Ringan sehingga mudah ditangani dan ditempatkan.
  • Biaya transportasi dan tenaga kerja lebih sedikit secara riil.
  • Knitted fabric memiliki kekuatan sayatan yang tinggi.
Kekurangan Geotextile
  • Pemasangan geotextile sangat penting dan membutuhkan kontaktor spesialis.
  • Dapat menunda perkecambahan benih karena suhu tanah yang rendah.
  • Memiliki laju aliran maksimum.
  • Pada base / dasar tidak cocok untuk area lalu lintas.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun