Bestat Besi Tulangan Skip to main content

Bestat Besi Tulangan


Dalam membuat struktur beton bertulang sebelumnya dihtung terlebih dahulu bahan bangunan yang dibutuhkan yaitu besi dan beton, dalam menghitung besi dilakukan pembuatan bestat sehingga dapat diketahui jumlah yang perlu didatangkan dalam satuan meter panjang atau kilogram (kg).

Langkah Pembuatan Bestat
Berikut langka membuat bestat besi tulangan.
1. Pahami Gambar Shop Drawing
Sebelum membuat bestat besi maka pahami terlebih dahulu gambar shopdrawingnya, termasuk Standar Standar Kait, Standar Laping. Biasanya di shopdrawing sudah tersedia, jika belum tersedia bisa lihat standar SNI.

2. Siapkan Format Bestat Besi 
Siapkan format bestat besinya untuk memindahkan pembesian pada shopdrawing ke format excel. Proses ini untuk lebih mendetailkan lagi pembesiannya. Banyak format bestat besi ini yang digunakan, bahkan setiap perusahan kontrakor biasanya memiliki format bestat besi yang berbeda.

3. Masukan Detail Pembesian Ke Format Bestat Besi
Masukan detail pembesian dari shopdrawing ke Format Excelnya, seperti diameter besi, jumlah potongan, panjang besi, bentuk besi, tekukan besi dll. Data yang dimasukan semuanya harus bersumber dari shopdrawing, dan jangan sampai mengasumsi angka namun tidak ada sumbernya.

4. Atur Sisa Besi
Langkah selanjutnya adalah pengaturan waste (sisa potongan) besi yang tidak terpakai. Misalkan dalam tulangan kolom ada sisa besi sepanjang 3m, lalu pada pekerjaan balok ada salah satu tulangan membutuhkan potongan panjangnya 2.9m, tentu sisa besi yang dari tulangan kolom tadi bisa dipakai untuk tulangan balok.

5. Sesuaikan Schedule Proyek
Dalam membuat bestat besi ini juga hrus mengikuti schedule proyek, misalkan schedule proyek yang akan dikerjakan adalah pekerjaan balok dan slab, baru pekerjaan lainnya seperti pile cap, kolom dan lainnya. Maka bestat yang dibuat harus
mengutamakan balok dulu supaya sinkron dan sesuai pengaturan waste dengan apa yang akan di kerjakan di lapangan.

Contoh Perhitungan Bestat
Rumah satu lantai dengan 10 kolom praktis ukuran 15 cm x 20 cm setinggi 3 meter, besi tulangan yang digunakan adalah 4D10 mm dan tulangan sengkang 8D200, tebal selimut beton adalah 2cm. Maka kira - kira bentuk potongan kolom praktis menjadi seperti ini:
  1. Gambar diatas menunjukkan bentuk besi sengkang diameter 8 panjang total perbuah adalah jumlah dari semua sisi besi termasuk dua buah tekukan didalamnya sebesar 6D atau 6 x 8mm = 4,8cm dibulatkan 5 cm.
  2. Panjang besi sengkang perbuah 15cm + 15 cm +10 cm + 10 cm + 5 cm + 5cm = 60 cm atau jika dikonversikan kedalam satuan meter adalah 0,6 m.
  3. Jumlah panjang keseluruhan 10 kolom praktis dengan tinggi perbuah 3 meter adalah 10 x 3m = 30 m.
  4. Karena besi sengkang dipasang setiap jarak 20 cm atau 0,2 m maka dapat dicari jumlah terpasang untuk panjang 30 m yaitu 30 : 0,2 = 150 buah
  5. Jika membeli ditoko bangunan dalam bentuk jadi maka bisa langsung memesan 150 besi sengkang dengan menambahkan faktor keamanan 10 buah jadi 160 buah.
  6. Jika membuat sendiri besi sengkang tersebut sehingga hanya membeli besi batangan diameter 8 mm maka hitung terlebih dahulu panjang keseluruhan besi sengkang yang dibutuhkan.
  7. Cara menghitung total panjang besi sengkang yaitu mengalikan jumlah dengan panjang perbuah atau 150 bh x 0,6 m = 90 meter
  8. Karena panjang satu batang besi dipasaran adalah 12 m maka dapat diketahui jumlah besi yang dibutuhkan dalam satuan batang yaitu 90m : 12m = 7.5 dibulatkan 8 batang diameter 8 mm.
Dari perhitungan diatas dapat diketahui kebutuhan besi sengkang yaitu 150buah atau 8 batang besi. sedangkan untuk tulangan pokok perhitunganya lebih mudah karena hanya mengalikan panjang keseluruhan kolom dikalikan 4 buah yaitu 4 x 30m = 120m
Untuk mengetahui dalam jumlah batang maka tinggal membaginya dengan panjang besi perbatang 12m yaitu 120 : 12 = 10 batang. 

Maka hasil perhitungan adalah:
    Besi D 8 mm = 8 batang
    Besi D 10 mm = 10 batang

Untuk mengetahui dalam satuan kg bisa dilakukan dengan jumlah batang dikalikan berat per meter. Untuk mempermudah dalam membaca perhitungan bestat dapat dibuat dalam bentuk tabel disertai gambar masing-masing tulangan.



Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj...

Base Course dan Sub Base Pada Perkerasan Jalan

Basecourse  adalah material urug yang paling baik untuk pekerjaan pengurugan baik itu jalan maupun bangunan. Karena dihasilkan dari batuan alam/batu gunung yang dihancurkan oleh mesin pemecah Batu / stone crusher, umum nya Basecourse/Beskos Terdiri dari Agregat/Batu Split (Batu Agregate Type 1/2, 2/3, 3/5), Batu Screening( Batuan ukuran 5-10 m ), dan Abu Batu. Gambar diatas adalah lapisan dalam konstruksi perkerasan tanpa mortar: A. Subgrade B. Subbase C. Base course D. Paver base as binder course E. Pavers as wearing course F. Fine-grained sand Perbedaan Base Course dan Subbase Course Dalam struktur perkerasan jalan dikenal beberapa lapisan, dua di antaranya adalah base course dan subbase course. Ini penjelasan lengkapnya terjadi dalam bentuk tabel di bawah: a. Definisi - Base course adalah lapisan perkerasan jalan yang disebut juga lapis pondasi atas, letaknya di antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan jalan. - Subbase Course adalah lapisan perkerasan perkerasan jalan ya...

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk p...

Struktur Rangka Bracing (Braced Frame Structure)

(lanjutan dari Sistem Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi) Rangka bracing adalah sistem struktur yang mencegah goyangan samping yang berlebihan akibat pengaruh beban lateral dengan memberikan elemen struktur baja diagonal (untuk struktur baja) atau dinding/inti geser (untuk struktur beton bertulang). Oleh karena itu, rangka bresing adalah solusi struktural yang efektif untuk menahan beban lateral akibat angin atau gempa pada bangunan dan struktur teknik sipil. Akibatnya, didapatkan stabilitas lateral yang dibutuhkan dalam struktur. Komponen struktur penstabil dalam rangka bresing biasanya terbuat dari baja struktural, yang dapat sangat efektif dalam menahan gaya tarik dan tekan. Sebagian besar rangka bresing bertingkat dirancang sebagai 'konstruksi sederhana', dengan sambungan pin nominal antara balok dan kolom. Ketahanan gaya horizontal bangunan dalam konstruksi sederhana disediakan oleh sistem bresing atau inti dalam analisis global. Akibatnya, balok dirancang untuk ditumpu s...

Proses Evaluasi dan Pengendalian Mutu Beton

Lanjutan dari Metode Pengecoran dan Pemadatan Beton Tujuan dan Variabilitas dari Proses Evaluasi dan Pengendalian Mutu Beton Tujuan dari proses evaluasi dan pengendalian mutu beton adalah untuk mengontrol tingkat kekuatan & variabilitas mutu beton yang dihasilkan dari suatu produksi beton dalam periode tertentu secara rutin Variabilitas dalam proses evaluasi dan pengendalian mutu beton adalah suatu besaran yang menyatakan rata-rata penyimpangan mutu beton dari sejumlah benda uji (data test) dibandingkan dengan rata-rata mutu beton yang bisa dicapai dan dinyatakan sebagai DEVIASI. Hal-hal yang menyebabkan deviasi adalah perbedaan-perbedaan pada hal-hal berikut : • Karakteristik masing-masing bahan dasar • Praktek penimbangan, proporsi campuran, pembuatan benda uji, peralatan pengadukan, pengadukan, pengangkutan, penuangan, dan perawatan • Pembuatan, pengujian, dan perlakuan terhadap benda uji Deviasi tinggi menunjukkan kurangnya tingkat pengendalian kuali...

Struktur Baja (part 2) Komponen Struktur Baja Beserta Kegunaannya

Struktur baja kini umum digunakan dalam konstruksi modern. Pasalnya, struktur baja lebih kaku jika dibandingkan dengan struktur beton atau kayu. Penggunaan struktur baja meliputi banyak bangunan, di antara jembatan, menara, terminal, dan pabrik industri  Bahan utama untuk membuat struktur baja adalah besi dan karbon. Selain itu, terdapat pula mangan, logam campuran, dan beberapa zat kimia lainnya untuk menambah kekuatan dan ketahanannya. Berikut, jenis-jenis komponen struktur baja yang harus diperhatikan untuk membuat struktur baja: 1. Angkur (Anchor) Angkur (anchor bolt) adalah baut berbahan baja yang digunakan sebagai medium untuk memindahkan beban dari bagian struktur bangunan atau non struktur ke beton. Ketika digunakan, anchor bolt akan ditanamkan pada beton yang menjadi dasar konstruksi. Nantinya, bagian struktur bangunan atau non struktur akan dikaitkan pada kuncian dari baut berukuran besar ini. Setelah terkunci, beban akan berpindah ke bagian beton. Komponen angkur terbuat...

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang me...