Ferrule Clamp Skip to main content

Ferrule Clamp


Ferrule secara umumnya adalah perangkat yang bisa membantu menyatukan banyak segmen atau bagian. Sebuah ferrule kabel digunakan untuk membantu mempertahankan potongan kabel logam secara bersama-sama. Selain itu, ferrule muncul sebagai jaket logam, mirip seperti silinder logam. Pengencang ini bisa berbentuk silinder tunggal, digunakan untuk menyambung potongan kabel atau bisa berupa crimp ferrule ganda dengan silinder berdampingan memungkinkan pengguna membuat lingkaran terlebih dahulu. Crimp ferrule ini hadir lewat berbagai macam ukuran untuk membantu mengakomodasi ukuran tiap-tiap kabel yang diikat. Sebelum memilih aluminium ferrule, pastikan kabel kawat bisa dengan mudah melewati bukaan.
Dibandingkan dengan bahan dan metode lain yang digunakan untuk mengikat kawat bersama-sama, ferrule kabel menyediakan cara sederhana, efektif dan relatif cepat untuk mengamankan kabel. Biasanya, kabel terbuat dari kawat logam yang dijalin bersama untuk membuat bahan yang tahan lama dan kuat. 
Menggunakan crimp ferrule adalah cara sempurna untuk mengikat kabel bersama-sama dengan aman. Crimp ferrule sendiri biasanya berfungsi untuk mengeriting masing-masing kabel secara bersamaan di satu tempat yang aman.

Pengaplikasian Ferrule Untuk Wire Rope
Ada banyak jenis dan ukuran ferrule yang tersedia menyesuaikan jenis tali dan aplikasinya. Bentuk dan ukuran ferrule memang sangat bervariasi. Ferrule juga tersedia dalam berbagai pilihan logam, bahan yang paling populer adalah aluminium. Fungsi ferrule untuk wire rope sendiri kerap menggunakan jenis straight aluminium ferrule, karena ideal digunakan untuk aplikasi pengangkatan. Wire rope dengan inti serat atau baja dan tali kawat tahan rotasi juga bisa menggunakan ferrule.  Ada lagi dari jenis baja karbon yang biasanya digunakan dalam aplikasi suhu tinggi. Atau di tempat yang rentan mengalami korosi atau abrasi tinggi. Jenis ferrule tembaga atau baja tahan karat biasanya digunakan pada stainless steel wire rope. Ini karena jenis berbahan alumunium dapat menyebabkan terjadinya korosi elektro kimia. 

Pemilihan Ferrule
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memilih ferrule, antara lain :
1. Jenis Material Ferrule 
Aspek terpenting yang terkadang membuat penggunanya kesulitan memilih alat ini ialah dari pemilihan jenis material. Material yang biasa digunakan adalah aluminium, copper, dan stainless steel. Pilih material yang paling sesuai dengan aplikasi pekerjaan. 

2. Fungsionalitas Ferrule 
Secara umum, fungsi ferrule berkaitan dengan komponen listrik, seperti dalam aktivitas perkabelan. Sementara itu di industri yang berhubungan dengan industri manufaktur, biasanya digunakan untuk wire rope.
Sementara itu, wire rope ferrule sendiri digunakan untuk mengakhiri ujung tali kawat. Dimana selongsong berbentuk oval dipress menggunakan alat atau mesin swaging untuk membentuk mata atau untuk membuat sumbatan di ujung rakitan tali kawat. Sesuaikan pemilihan alat ini sesuai fungsi ferrule yang diinginkan.

3. Ukuran Ferrule
Pertimbangkan pemilihan ukuran ferrule. Jika untuk kebutuhan crimping secara manual, bisa memilih kode 1.5 untuk diameter kabel 1,5mm dan ferrule kode 3 untuk diameter 3 mm. Jika digunakan untuk aktivitas hydraulic press, bisa menggunakan kode 2.5 untuk ukuran kawat 2 mm, kode 6.5 dengan ukuran 6 mm tali. Untuk ukuran 7mm ke atas, bisa menambahkan 1 ukuran, gunakan kode 9 pada ukuran tali 8mm.

note: untuk menentukan ukuran ferrule yang diperlukan, paling mudahnya ialah dengan mengukur bagian dalam pada ferrule yang sudah dilepaskan.

Material Ferrule
1. Aluminium Ferrule 
Aluminium ferrules merupakan pilihan populer untuk mengamankan rakitan wire rope. Keuntungan dari bahan aluminium ini ialah lebih praktis dan hemat biaya. Fungsi ferrule dari material aluminium ini menawarkan cara sempurna untuk mengamankan fitting steel wire rope agar tetap ditempatnya dengan kompresi yang ketat. Hal Ini untuk dapat memastikan bahwa tali tetap dapat menahan beban dengan baik saat menangani muatan dengan berbagai ukuran. Hanya saja kelemahannya, aluminium lebih rentan mengalami korosi. Terlebih di lingkungan yang rentan terkontaminasi bahan-bahan elektrokimia.

2. Copper Ferrule
Ferrule berbahan tembaga ini sangat ideal digunakan untuk kelistrikan, dimana bahan ini merupakan bahan konduktor yang baik untuk menghantarkan listrik. Ferrules tembaga juga sering digunakan dengan tali kawat baja tahan karat untuk keperluan kelautan.

3. Stainless Steel Ferrule 
Tipe stainless steel paling cocok digunakan secara bersamaan dengan stainless steel wire rope. Karena jika salah saja, bisa menciptakan korosi yang membahayakan integritas seluruh rakitan dari waktu ke waktu. Sebagai alternatif, ferrules tembaga yang sedikit lebih murah juga dapat digunakan untuk tali kawat baja tahan karat.

4. Steel Ferrule
Ferrules yang terbuat dari baja karbon ringan sering digunakan untuk aplikasi khusus seperti loop tali beton atau dalam industri perikanan. Mereka tersedia dalam bentuk oval untuk tali kawat dengan diameter hingga 40 mm. Ferrules Flemish Eye berbentuk kerucut kami sering digunakan untuk aplikasi lepas pantai.

Jenis-jenis Ferrule 
Ada beberapa jenis ferrule diantaranya sebagai berikut :
a. Aluminium Wire Rope Ferrule
Jenis aluminium wire rope ferrule sendiri terbuat dari aluminium. Ini adalah aksesori tali kawat yang berfungsi untuk mengakhiri ujung tali kawat dan kabel. Penggunaan fungsi ferrule jenis ini lebih praktis dan hemat biaya. Alat ini dapat mengamankan fitting pada tali kawat baja dan memastikan agar tali tetap aman dan tangguh  saat menangani muatan dari berbagai macam ukuran.

b. Round Ferrule
Jenis ini berbentuk bulat pada bagian tengahnya yang mempunyai fungsi ferrule  sama dengan wire rope ferrule, hanya saja ukurannya lebih kecil. Kegunaannya yaitu untuk menjaga salah satu ujung kabel tali kawat agar tidak melewati bahan alur lainnya.

c. Double Ferrule
Fitting jenis ini biasanya dikenal juga dengan istilah fitting tabung dan membentuk seperti angka 8. Double Ferrule ini yang memiliki dua lobang khusus untuk memasukkan wire rope untuk dapat memperkuat kekuatan ferrule dalam mengencangkan wire rope. Sebaiknya ukuran tali kawat menyesuaikan ukuran masing-masing lubang.

d. Flemish Eye Steel Ferrule
Flemish eye steel ini berbentuk seperti tabung dengan bagian ujungnya meruncing kedalam untuk mengikat wire rope bagian ujung.  Ferrule jenis ini yang biasanya direkomendasikan untuk kondisi korosif. Hal ini karena ferrule jenis ini dapat menahan reaksi elektrolitik yang bisa mempengaruhi logam lain sehingga sangat ideal untuk area kerja bertemperatur tinggi. Karena berbahan baja, ferrule ini dapat mempertahankan kekuatannya pada suhu yang lebih tinggi.

Crimp Ferrule Tanpa Alat Swagging
Penyambungan kabel menggunakan ferrule dapat digunakan alat yang disebut sebagai alat swaging. Perangkat ini adalah alat khusus yang berguna untuk menyatukan aluminium ferrule atau logam ferrule lainnya dengan aman dan mudah.
Sayangnya tidak semua mempunyai alat khusus. Dengan sedikit kreativitas, dapat diciptakan crimp ferrule meskipun tanpa menggunakan alat yang tepat :
1. Tang
Tergantung pada ketebalan kabel dan ketebalan crimp ferrule. Tang standar bisa digunakan untuk membantu mengeritkan perakitan. Posisikan ferrule pada lokasi yang tepat. Setelah ditetapkan, maka masuk ke proses mengeriting pengikat logam. Harus dilihat aluminium ferrule mulai menekuk dan menyesuaikan area sekitar kabel.

2. Vise
Alat ini akan memberikan leverage tambahan untuk membantu mendapatkan segel yang ketat di sekitar kabel. Dengan ferrule di tempat, posisikan kabel dalam vise atau catokan dan berikan tekanan secara bertahap. Pastikan untuk tidak mengencangkan ferrule, karena bisa mengakibatkan kerusakan pada casing logam yang membahayakan integritas koneksi.

3. Hammer
Cara lain adalah menerapkan dampak langsung pada ferrule itu sendiri, sehingga menyebabkan terjadinya crimp di area sekitar logam. Cara ini bisa menggunakan nail, melubangi casing pada ferrule dengan pola zig zag dengan kabel yang dimasukkan pada ferrule. Pola ini akan menciptakan ketegangan pada titik-titik tertentu di sepanjang kabel, sehingga membuat kabel lebih sulit keluar.

note: cara ini tidak sepenuhnya bisa dipercaya untuk integritas ferrule dan kekuatan kabel ketika memakai metode alternatif crimping ini. Satu-satunya cara untuk membuat loop kabel tetap aman adalah dengan menggunakan alat bawaan. Sebelum menggunakan perakitan kabel baru, selalu lakukan uji loop dan struktur dengan uji beban sebelum digunakan.

Pemasangan Ferrule Ukuran Kecil
Dalam pemasangan dan penggunaan fungsi ferrule harus menyesuaikan ukuran ferrule itu sendiri. Hal ini mengingat ukuran ferrule yang bervariasi, jadi penggunaannya harus menyesuaikan ukuran ferrule. Adapun langkah-langkah pemasangan ukuran ferrule yang kecil, diantaranya sebagai berikut :
1. Tentukan Panjang Wire Rope yang Dibutuhkan
Ukur atau tentukan panjang wire rope yang dibutuhkan terlebih dahulu. Pada wire rope berukuran kecil bisa menggunakan ukuran ferrule yang kecil. Tentukan pula jumlah kebutuhan tali kawat untuk pengerjaan proyek tersebut.

2. Potong Wire Rope Sesuai Kebutuhan
Potong tali kawat dengan ukuran yang benar, memakai pemotong kabel atau gergaji besi. Direkomendasikan memotong wire rope ukuran kecil menggunakan gerinda potong untuk hasil potongan yang bagus.

3. Pasang Ferrule ke Wire Rope
Langkah selanjutnya, pasang ferrule ke wire rope yang sudah dipotong tadi. Untuk sambungan harus menempatkan ferrule ke dalam satu baris dengan ujung kedua tali yang melewatinya di arah yang berlawanan.

4. Atur Posisi Ferrule Agar Sejajar
Atur posisi rakitan secara hati-hati. Pastikan menyisakan ruang yang mencukupi antara ferrule dan tali yang cukup menonjol pada ferrule terakhir.

5. Pasang Stopper
Pasang stopper pada tiap-tiap ujung tali kawat yang telah terpotong. Tujuannya guna mencegah agar tiap-tiap kabel pada tali tidak terurai.

6. Lakukan Proses Swagging Menggunakan Hand Swagging Tools
Melakukan proses Swagging pada ferrule ukuran kecil dapat dilakukan dengan cara memulainya dari satu ujung lalu tekan dengan menggunakan hand swagging tool, gunakan kekuatan yang cukup untuk membuat lekukan yang dalam.

7. Lakukan Pengetesan Kekuatan
Uji kekuatan rakitan yang sudah selesai sebelum digunakan, untuk memastikan semua pengencang dipasang dengan benar dan fungsi ferrule dapat digunakan dengan baik serta aman.

Pemasangan Ferrule Ukuran Besar
Berikut pemasangan ferrule dengan ukuran medium hingga besar kepada wire rope:
1. Tentukan Panjang Rope 
Pertama-tama, untuk membuat wire sling, tentukan jumlah wire rope yang diperlukan pada proyek yang dikerjakan. Selain itu, tentukan panjang rope yang dibutuhkan untuk menyesuaikan ukuran dan fungsi ferrule. Lebihkan ukuran panjang wire rope agar menyesuaikan aplikasi fungsi ferrule.

2. Potong Wire Rope Sesuai Kebutuhan
Potong tali kawat dengan ukuran yang benar menggunakan mesin pemotong tali kawat seperti gerinda duduk atau gerinda tangan untuk memastikan bahwa hasil potongan rapi dan tidak terurai.

3. Masukkan Mold Untuk Swaging Sesuai dengan Ukuran Ferrule
Selanjutnya masukkan mold untuk swaging menyesuaikan ukuran dari fungsi ferrule itu sendiri. Mold tersebut berbentuk seperti bentuk ferrule yang terbagi menjadi dua. Bagian atas akan melakukan press pada mold bagian bawah untuk memastikan ferrule yang proses pengepressan ferrule berhasil dan ferrule menjadi rapat

4. Pasang Ferrule ke Wire Rope Sesuai Kebutuhan
Masukkan ferrule kedalam mold yang sebelumnya sudah dilapisi grease untuk memastikan bahwa proses swaging cukup licin. Lalu, atur posisi fungsi ferrule sejajar dengan ujung kedua tali yang melewatinya dalam arah yang berlawanan. Untuk lingkaran, lewati ujung tali kembali melalui lubang yang tersisa pada ferrule, membentuk lingkaran menyesuaikan dengan ukuran.

5. Lakukan Proses Swaging Menggunakan Swaging Machine
Lakukan proses swagging menggunakan swaging machine untuk aplikasi wire rope berukuran kecil. Mesin swagging dengan mold bagian atas akan melakukan press secara perlahan, dimana ferrule bagian dalam akan hancur mengikuti bentuk dan cela-cela wire rope hingga ferrule terbentuk dengan rapat.

6. Lakukan Pengetesan Kekuatan
Uji kekuatan rakitan yang sudah selesai sebelum Anda mengunakan fungsi ferrule untuk memastikan semua pengencang dipasang dengan benar. Sehingga fungsi ferrule dapat digunakan dengan baik.



Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun