Floor Hardener Skip to main content

Floor Hardener

Pengertian Floor Hardener
Floor hardener adalah komposisi bentuk partikel yang dibuat dengan ukuran dan spesifikasi bertingkat dan digunakan sebagai bahan campuran semen, batu dan material lain untuk memberikan kekerasan ekstra ke lantai beton tanpa mempengaruhi komposisi bahan kimia semen. Floor Hardener ini sangat cocok untuk mendukung struktur permukaan suatu lantai beton yang memang memerlukan kekuatan yang lebih. 


Pemasangan floor hardener merupakan bagian dari item pekerjaan lantai pada proyek konstruksi. Floor Hardener ini banyak dipasang pada bangunan yang menampung beban yang cukup besar seperti pada lantai warehouse (pergudangan), lantai area parkir (basement), lantai pabrik, lantai bengkel, dan lantai supermarket atau mall. 

Agregat kasar untuk pengecoran plat lantai akan turun ke bagian bawah plat lantai yang menyebabkan pada bagian permukaan lantai hanya tersisa agregat yang halus. Kenyataannya lantai pada bangunan-bangunan yang memiliki lalu lintas cukup tinggi akan timbul gesekan pada permukaan lantai sehingga sering menimbulkan banyak kotoran dan debu yang menempel. Untuk itulah dibutuhkan floor hardener yang mampu memperkuat permukaan struktur lantai beton terhadap gesekan dan untuk mencegah lantai agar lebih bersih terhindar dari debu dan kotoran 

Fungsi Floor Hardener
Ada tiga fungsi dari floor hardener yang sangat membantu kekuatan permukaan lantai beton:
  • Mengeraskan permukaan lantai beton sehingga memberikan daya tahan lebih tinggi
  • Mampu meminimalisir kotoran serta debu pada lantai tersebut sehingga tidak perlu terlalu sering melakukan pembersihan
  • Mempermudah untuk mengangkat kotoran serta debu di atasnya

Pori-pori lantai dengan floor hardener jauh lebih kecil dibandingkan menggunakan cor beton biasa. Dengan pori-pori yang lebih kecil inilah akhirnya membuat lantai dengan floor hardener tetap terjaga kebersihannya. Proses pembersihan pun lebih cepat dan gampang.

Jenis-jenis Floor Hardener
Dilihat dari bentuknya. jenis Floor Hardener ada dua, yaitu dalam bentuk powder ataupun bubuk dan cair. Keduanya memiliki fungsi masing-masing, antara lain:

Floor Hardener Bubuk
Dipakai untuk pengaplikasian pertama kali sebuah pekerjaan lantai beton.

Floor Hardener Cair
Digunakan untuk melapisi lapisan beton mengelupas yang telah ada floor hardener sebelumnya

(Selama prosedur pemasangannya benar, maka floor hardener akan terpasang dengan baik dan lantai menjadi keras.)



Dilihat dari campuran materialnya, floor hardener dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Floor Hardener Natural / Non Metallic (semen + pasir silika/semen + emery) dan Floor Hardener Metallic (semen + serbuk besi). 
Floor Hardener Natural / Non Metallic
Floor hardener natural yaitu jenis floor hardener dari campuran material semen dan pasir silika atau campuran antara semen dengan agregat emery yang menjadi satu untuk membentuk suatu material permukaan lantai yang tahan terhadap goresan / gesekan. 
Sementara itu komposisi perbandingan campuran antara semen dengan pasir silika /emery adalah 1 (semen) : 2 (pasir silika / emery). Jenis ini Floor Hardener ini paling sering dipakai di Indonesia karena pengaplikasian yang mudah dan harga yang murah.

Floor Hardener Metallic
Floor hardener metallic yaitu jenis floor hardener dari campuran material semen dan serbuk besi. 
Kelebihan dari floor hardener metallic ini adalah dapat menahan beban yang lebih berat dibandingkan floor hardener natural. Selain itu, jenis floor hardener ini dapat menahan gesekan yang lebih baik. 
Sementara itu kelemahannya adalah dari material serbuk besi itu sendiri yang sulit untuk didapatkan, khususnya di Indonesia. Kelemahan lainnya seperti mudah berkarat, proses pengaplikasian yang terlalu rumit, dan harganya yang mahal.

Cara Pemasangan Floor Hardener
Berikut ini adalah urutan pemasangan Floor Hardener yang tepat :
  1. Selesaikan dahulu pekerjaan persiapan lantai beton seperti meratakan permukaan lantai sebelum ditabur floor hardener.
  2. Apabila lantai sudah memenuhi standar untuk ditaburi serbuk Floor Hardener, maka lakukan proses pemadatan antara beton dengan serbuk Floor Hardener secara merata. 
  3. Penaburan pertama biasanya adalah 2/3 dari ukuran yang ditentukan. Kemudian penaburan kedua 1/3 sisa yang belum dituangkan, untuk dituangkan.
  4. Padatkan floor hardener menggunakan alat pemadat yang dinamakan trowel
  5. Tunggulah beberapa saat hingga floor hardener memadat.
  6. Setelah beton mulai sedikit mengeras, proses selanjutnya adalah menghaluskan permukaan lantai dengan menggunakan alat yang sama pada saat proses pemadatan.
  7. Sebagai proses akhir, penghalusan dilakukan dengan putaran yang lebih cepat.
  8. Setelah lantai selesai dikerjakan, sekitar 2 hingga 3 jam lantai dapat dicuring compound untuk mencegah penguapan air beton. Hal ini dikarenakan curing akan membentuk film menutup pori beton. Lantai yang sudah di-floor hardener, tidak boleh terkena air selama 48 jam dan sebaiknya tidak dilewati selama satu minggu. Pada tempat terbuka, biasanya akan ditutup oleh karung goni basah agar tidak retak.
  9. Untuk mendapatkan kondisi kering sempurna membutuhkan waktu kurang lebih 28 hari.
  10. Lakukan perawatan rutin pada Floor Hardener agar lantai tidak mudah timbul retak. Perawatannya cukup mudah, yaitu membersihkannya dari macam debu dan kotoran.

Penggunaan Floor Hardener
Floor Hardener umumnya memiliki ketebalan berkisar antara 1 – 3 mm. Ukuran ketebalan tersebut dipilih pihak owner (pemilik gedung) saat melakukan konsultasi dengan pihak kontraktor jasa floor hardener.

Semakin banyak /berat serbuk yang ditabur oleh kontraktor, semakin tebal Floor Hardener yang dihasilkan. Berikut ini adalah aturan pakai Floor Hardener agar menghasilkan lantai beton yang berkualitas dan awet;
  • 3 kg/m2, maka ketebalan floor hardener 1 mm (lalu lintas kecil seperti gudang atau garasi)
  • 5 kg/m2, maka ketebalan floor hardener 2 mm (lalu lintas sedang seperti area parkir/ pabrik)
  • 7 kg/m2, maka ketebalan floor hardener 3 mm (lalu lintas tinggi seperti area industri alat berat)
Floor hardener bisa dibuat beraneka ragam warna tergantung dari campuran pigmen yang diberikan. Terdapat tiga jenis warna yang umumnya dipakai, yaitu merah, hijau, dan abu-abu. 

Floor hardener natural memiliki warna yang persis dengan warna beton itu sendiri. Penggunaan  warna dapat meningkatkan ketahanan floor hardener terhadap bahan kimia, namun tidak cocok terhadap asam, garam, dan juga tidak cocok pada tempat yang dingin atau mencair.

Material Tambahan Floor Hardener
Terdapat material tambahan khusus yang dapat diberikan pada campuran floor hardener. Material tambahan khusus tersebut akan memberikan kelebihan tersendiri dibandingkan floor hardener secara umum. Material tambahan tersebut antara lain seperti:

Fly ash, yang berfungsi sebagai agregat halus dan menyumbang kekuatan seperti layaknya fly ash pada campuran beton.
Ferro silicon, yang berfungsi ebagai pelapis permukaan lantai dari goresan-goresan alat berat terutama yang mengandung besi. 
Sodium nitrite, yaitu berfungsi untuk mencegah merambatnya aliran arus listrik dari permukaan lantai.

Untuk agregat Floor Hardener dibedakan menjadi empat berdasarkan tingkat kekerasannya, yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Merek Floor Hardener
Floor hardener tentunya merupakan produk yang diproduksi di pabrikan khusus, beriktu ini beberapa merek floor hardener yang biasa dan umum digunakan pada kebutuhan finishing beton:
  • DryMix
  • Faricon
  • Sika
  • Fosroc
  • BASF
  • Ultrachem
  • Dll
Harga Floor Hardener
Harga pemasangan floor hardener sendiri tergantung dari luas area lantai beton yang akan dilapisi dengan floor hardener. Ketika pihak jasa kontraktor sudah mengetahui berapa luas lantainya, maka dapat dilakukan estimasi berapa kilogram bahan floor hardener yang dibutuhkan untuk pengerjaannya, berapa waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaannya, dan berapa jumlah pekerja yang harus diturunkan. 

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun