Pile Driving Analyzer (PDA) Test dan Metodenya Skip to main content

Pile Driving Analyzer (PDA) Test dan Metodenya

 

Pondasi bangunan merupakan sebuah bangunan bawah yang digunakan untuk menahan beban,pondasi tersebut biasanya adalah beton, dalam pemasangan beton sebagai pondasi diperlukannya sebuah pengujian pada pondasi beton yang bertujuan mengetahui kekuatan/daya dukung dari beton tersebut sebagai pondasi bangunan, pengujian tersebut dinamakan, PDA Test (Pile Dynamic Load Test) merupakan sebuah pengujian dinamik menggunakan  metode wave analisis atau biasa di sebut dengan Re-strike test sesuai dengan karakteristik pengujian, pengujian tersebut menggunakan pemukulan secara berulang-ulang pada pondasi tiang pancang yang sedang di uji.

Metode pengujian ini merupakan prosedur pengujian beban vertikal untuk menentukan respon gaya dan kecepatan pada pondasi tiang terhadap gaya dinamik yang diberikan secara aksial oleh hammer rig atau perangkat serupa yang menyebabkan regangan besar (high-strain) pada pondasi tiang. Metode pengujian ini berlaku untuk semua jenis pondasi dalam, terlepas dari metode pemasangannya. Uji beban dinamik ini mengacu standar yang umum, yaitu dalampengujian ini menggunakan ASTM D4945.


Tujuan PDA Test
Tujuan dari PDA Test antara lain:

  • Mengetahui nilai daya dukung pondasi tiang tunggal
  • Integritas atau keutuhan tiang dan joint (sambungan tiang pancang)
  • Memperoleh data tentang regangan atau gaya dan akselerasi, kecepatan atau perpindahan tiang terhadap gaya dinamik
  • Mendapatkan efisiensi kinerja hammer, tegangan yang terjadi pada pondasi tiang, dankarakteristik atau parameter dinamik tanah, seperti koefisien redaman tanah dan nilai quake. 
  • Mengetahui displacement tiang
Metode pengujian ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan Metode Pengujian D1143.

Persiapan Pondasi Tiang Uji
Bagian atas pada pondasi tiang yang diuji harus dalam kondisi baik; tidak dijumpai adanya kerusakan, serta kepala pondasi tiang dalam keadaan rata, utuh. Untuk pondasi tiang beton, kuat tekan pondasi tiang harus memadai untuk menahan beban dinamik, jika tidak, pondasi tiang bisa mengalami kerusakan. Apabila telah dilakukan pemotongan kepala pondasi tiang beton atau terjadi kerusakan pada bagian atas kepala pondasi tiang, disarankan untuk melakukan perbaikan kepala pondasi tiang dengan cara grouting untuk memastikan kepala pondasi tiang dalam keadaan rata. Mutu dari grouting sebaiknya tidak lebih besar dari mutu beton pondasi tiang eksisting.

Bagian pondasi tiang uji harus terekspos minimal 3-4 kali lebar penampang pondasi tiang. Apabila kepala pondasi tiang berada di bawah tanah, maka diperlukan penggalian tanah di sekitarnya dengan lebar galian adalah 1/2 kali lebar penampang pondasi tiang + 1,00 m. Galian harus tetap dalam keadaan tanpa-air pada tahapan persiapan hingga akhir pengujian beban dinamik dilakukan. Ilustrasi persiapan galian ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Permukaan tanah di area pondasi tiang uji harus rata dan bebas dari segala rintangan untuk memastikan sistem beban dinamik dapat bergerak dan bekerja dengan baik. Selain itu, daya dukung tanah harus memadai untuk mendukung beban operasional sistem beban dinamik.


Persiapan Pengujian Beban Dinamik
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan pengujian beban dinamik dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Beban dinamik yang digunakan harus mampu memberikan impact yang cukup pada kepala pondasi tiang uji, sehingga energi yang bekerja pada pondasi tiang uji setidaknya mampu untuk mendapatkan regangan, dalam hal ini daya dukung maksimum yang direncanakan. Besarnya beban dinamik yang diperlukan minimal adalah 1.5% (dengan asumsi tinggi jatuh efektif adalah 1 m) dari beban maksimum yang ingin dicapai. Namun tentu saja berat beban dinamik yang lebih besar (2% - 6%) lebih baik, selain efisiensi beban yang lebih baik, dengan tinggi jatuh yang semakin rendah, resiko kerusakan pondasi tiang akan semakin kecil.

2. Beban dinamik harus dijatuhkan secara vertikal atau apabila terdapat inklinasi pada pondasi tiang uji, maka beban dinamik harus diaplikasikan sesuai dengan sumbu tiang. 

3. Untuk pondasi tiang dengan dimensi ≤ 800 mm, bisa menggunakan 2 pasang sensor, yaitu strain transducer dan accelerometer. Namun untuk dimensi yang lebih besar dari 800 mm, maka diharuskan untuk menggunakan 4 pasang sensor yang diletakkan secara proporsional terhadap penampang pondasi tiang uji. Sensor-sensor untuk pengujian dinamik diletakkan pada dinding pondasi tiang uji yang terekspos minimal 1.5 kali dari lebar pondasi tiang yang diukur dari kepala pondasi tiang. Peletakkan sensor dilakukan dengan baut. Ilustrasi pemasangan sensor adalah sebagai berikut :

4. Sensor-sensor yang digunakan harus telah dikalibrasi minimal 2 tahun sekali menurut ASTM D4945.

5. Waktu pengujian beban dinamik dilakukan harus memperhatikan aspek kekuatan atau umur pondasi tiang beton khususnya pondasi tiang beton in-situ. Selain itu, diperlukan juga analisa berapa lamanya proses remolded strength pada sistem pondasi tiang setelah dilakukan proses instalasi pondasi tiang.


Pelaksanaan Pengujian Beban Dinamik
Secara umum digunakan 4 buah sensor, 2 strain transducer dan 2 accelerometer yang dipasang pada bagian atas pondasi tiang uji. Sensor-sensor ini kemudian dihubungkan pada perangkat komputer khusus untuk memproses data (gambar di bawah), baik dengan kabel atau nirkabel. 

Beban dinamik kemudian dijatuhkan pada kepala pondasi tiang uji secara vertikal yang kemudian menghasilkan gelombang kompresi yang bergerak dari kepala pondasi tiang uji hinga ke ujung bawah dan memantulkan kembali gelombang tersebut ke atas. Untuk memastikan bahwa tegangan yang dihasilkan dari beban dinamik lebih rendah dari kekuatan tekan tiang, penguji harus memantau tegangan yang tercatat pada perangkat komputer. Pukulan yang diberikan secara ideal adalah mengikuti aturan untuk mendapatkan data final set dengan cara kalendering. Namun untuk kasus restrike, maka jumlah pukulan bisa seminimal mungkin, khususnya untuk pondasi tiang beton in-situ dan juga pondas tiang pracetak dengan metode instalasi pondasi tiang nya menggunakan injection method. Output dari pengujian beban dinamik untuk setiap pukulan, ditunjukkan pada Gambar sebagai berikut ;

Data yang tercatat pada komputer kemudian dilakukan analisa dengan menggunakan program komputer CAPWAP, di mana data pondasi tiang uji dan parameter tanah dimodelkan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan teori persamaan gelombang. Permodelan hubungan pondasi tiang-tanah menggambarkan perilaku pondasi tiang uji dalam hal fungsi perpindahan, kecepatan dan percepatan, menggunakan parameter empiris yang bergantung pada parameter tanah yang diketahui. Dengan melakukan proses iterasi, parameter dinamik yang tepat dapat disempurnakan sehingga didapatkan prediksi dari kapasitas friksi dan kapasitas ujung pondasi tiang uji yang paling mendekati. Prosedur ini disebut “Signal Matching Analysis”. Parameter tanah yang diperoleh dari metode iteratif pada langkah sebelumnya kemudian digunakan untuk mendapatkan prediksi diagram Beban (static)-Penurunan dari pondasi tiang yang diuji.


Alat Pengujian Beban Dinamik
1. Komputer – PDA-8G, merupakan field PC yang berfungsi untuk mencatat respon gelombang yang terukur pada pondasi tiang melalui sensor-sensor yang terpasang.
2. Dua buah smart sensor-wireless Strain-Transducer untuk mengukur regangan yang terjadi pada pondasi tiang uji.
3. Dua buah smart sensor-wireless Piezoelectric & Piezoresistive Accelerometer untuk mengukur percepatan yang terjadi pada pondasi tiang uji.
4. Kabel untuk menghubungkan sensor ke computer atau perangkat wireless
5. Alat lain-lain untuk memasang sensor ke pondasi tiang uji (seperti: kabel listrik, palu, alat bor beton tangan, baut, kunci pas, dll.)
6. Beban dinamik. Beban dinamik bisa berupa piling hammer (drop, diesel, hydraulic) atau sistem beban lainnya, selama itu bisa dijatuhkan secara vertikal dan relatif jatuh bebas
(free fall).
Alat - Alat yang digunakan untuk Test PDA

Proses Test PDA


Hasil Pengujian
Hasil akhir uji beban dinamik merupakan hasil prediksi analisa dari perangkat lunak komputer yaitu CAPWAP untuk menghasilkan korelasi beban static terhadap penurunan yang terjadi pada pondasi tiang. Korelasi yang baik antara hasil yang diperoleh dari uji beban dinamik dan uji beban statik seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.


Prediksi grafik hubungan beban statik dengan penurunan yang terjadi pada pondasi tiang sangat bergantung pada data yang diperoleh saat pengujian. Apabila data yang diperoleh belum didapatkan kondisi failure pada pondasi tiang uji, maka perlu dicatat bahwa hasil prediksi analisa CAPWAP belum tentu menggambarkan kondisi failure yang sesungguhnya. Sangat disarankan untuk mengkalibrasi hasil dari pengujian beban dinamik dengan pengujian beban statik pada suatu proyek. 
Contoh hasil dari analisa CAPWAP adalah sebagai berikut ;

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun