Menghitung Luas Polygon Skip to main content

Menghitung Luas Polygon

Menghitung luas bidang poligon bisa sesederhana mencari luas segitiga biasa atau serumit mencari luas delapan bidang tidak beraturan. Berikut cara mencari luas bidang poligon:

1. Mencari Luas Poligon Menggunakan Apotema
1. Tuliskan rumus untuk mencari luas bidang poligon. 
Untuk mencari luas poligon biasa, yang perlu Anda lakukan adalah mengikuti rumus sederhana berikut ini: Luas = 1/2 x panjang sisi x apotema. Berikut ini adalah artinya:
  • Panjang sisi = jumlah panjang semua sisi
  • Apotema = garis tegak lurus yang menghubungkan pusat poligon ke titik tengah sisi manapun.
2. Menemukan Apotema Poligon 
Jika mengunakan metode apotema, maka apotema harus tersedia. Sebagai contoh luas bidang heksagonal memiliki panjang apotema 10√3.
3. Mencari panjang sisi poligon
Jika panjang sisi sudah ditemukan, maka prosesnya hampir selesai, tetapi kemungkinan masih ada hal yang perlu dilakukan. Jika nilai apotema yang tersedia untuk poligon biasa maka bisa digunakan untuk mencari panjang sisi. 
Berikut ini cara mencarinya:
  • Asumsi nilai apotema sebagai nilai "x√3" dari segitiga bersudut 30-60-90 derajat. Maka bisa diperkirakan nilai ini karena heksagonal terdiri dari enam segitiga yang sama besar. Apotema akan membagi bidang itu menjadi dua bidang sama besar, sehingga menciptakan segitiga dengan ukuran sudut 30-60-90 derajat.
  • Bila diketahui bahwa sisi di seberang sudut 60 derajat memiliki panjang = x√3, maka sisi di seberang sudut 30 derajat akan memiliki panjang = x, dan sisi yang di seberang sudut 90 derajat akan memiliki panjang = 2x. Jika 10√3 mewakili "x√3," maka nilai x = 10.
  • Bila diketahui bahwa x = setengah panjang sisi bawah segitiga. Gandakan nilainya untuk mendapatkan panjang seluruhnya. Maka sisi panjang segitiga utuh adalah 20. Ada enam sisi ini dalam suatu heksagonal, jadi kalikan 20 x 6 untuk mendapatkan panjang sisi heksagonal 120.
4. Masukkan nilai apotema ke dalam rumus
Jika menggunakan rumus Luas = 1/2 x panjang sisi x apotema, maka bisa dimasukkan nilai 120 sebagai panjang sisi dan 10√3 sebagai nilai apotema. Sehingga rumusnya akan terlihat seperti ini:
5. Sederhanakan jawaban 
Mungkin perlu menyatakan dalam angka desimal dan tidak dalam bentuk nilai akar pangkat dua. Gunakanlah kalkulator untuk menentukan nilai yang paling dekat dengan √3 dan kalikan dengan 600. Sehingga hasilnya adalah √3 x 600 = 1.039,2.

2. Mencari Luas Poligon Dari Bentuk Umum
1. Segitiga biasa
2. Persegi
3. Persegi panjang
4. Trapesium

3. Mencari Luas Poligon Tak Beraturan
Rumus untuk menghitung Luas Polygon adalah
dimana :
Ap  =  Luas Polygon
X    =  Koordinat sebuah titik, jika ditinjau dari Sumbu X
Y    =  Koordinat sebuah titik, jika ditinjau dari Sumbu Y
Untuk mempermudah perhitungan, bisa menggunakan cara berikut:
1 Tuliskan koordinat poligon tak beraturan. 
Menentukan luas poligon tak beraturan dapat dilakukan jika Anda mengetahui koordinatnya setiap sudutnya.
2. Buat daftar susunan. 
Tulis nilai x dan y koordinat setiap sudut poligon berurutan secara berlawanan arah jarum jam. Ulangi koordinat titik pertama di bagian bawah daftar yang dibuat.
3. Kalikan nilai x koordinat setiap titik dengan nilai y titik berikutnya.
Jumlahkan hasilnya, yaitu 82.
4. Kalikan nilai y koordinat setiap titik dengan nilai x titik berikutnya
Sama halnya, jumlahkan hasilnya. Nilai total pada contoh ini adalah -38.
5. Kurangkan nilai kedua dari nilai pertama
Kurangkan -38 dari 82 sehingga 82 - (-38) = 120.
6. Bagi dua nilai selisih ini untuk mendapatkan luas poligon
Bagi 120 dengan 2 sehingga diperoleh 60
Jika menulis daftar titik searah jarum jam maka akan didapatkan nilai luas yang negatif. Dengan demikian, cara ini bisa digunakan untuk memeriksa kembali urutan daftar titik yang membentuk poligon. Rumus ini dapat menghitung luas dengan arah tertentu. Jika menggunakannya pada bidang di mana dua garisnya saling bersilangan seperti angka delapan, maka akan didapatkan luas yang dikelilinginya dikurangi dengan luas area yang searah jarum jam.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun