Tahapan Pemasangan ACP Skip to main content

Tahapan Pemasangan ACP


Banyak sekali merk produk ACP yang beredar di Indonesia, seperti Alucobond, Seven, Good Sense, Maco, Alustar, Alumebond, Alumetal, Goldstar, Alumetalec, Alcopla, Luminate, dan sebagainya. Pemasangan ACP bisa dilakukan pada dinding, plafon, partisi, furniture, dan sebagainya. ACP bisa diaplikasikan pada gedung perkantoran, hotel, bank, rumah sakit, mall, ruko, pusat Perbelanjaan, SPBU, maupun rumah. 
Secara Umum, tahapan memasang ACP ini bisa dibagi atas 4, yaitu :
  1. Pemasangan Konstruksi Rangka Aluminium Composit Panel (ACP)
  2. Fabrikasi Lembaran ACP
  3. Pemasangan Lembaran ACP
  4. Pemasangan Sealant dan Pembersihan.
1. Pemasangan Konstruksi Rangka Aluminium Composit Panel (ACP)
a. Letak Rangka Konstruksi ACP
Jika konstruksi rangka dudukan ACP dipasang pada dinding yang terbuat dari pasangan batubata, maka dinding batubata tersebut harus diplester terlebih dahulu. Minimal diplester tanpa aci, atau sanggup juga diaci, supaya konstruksi rangka ini tetap kuat mengikat ketika menahan beban rangka itu sendiri dan beban ACP nantinya, serta tahan lama.
dinding minimal diplester sebelum pemasangan rangka ACP
Namun jika konstruksi rangka dudukan ACP dipasang pada dinding beton atau beton bertulang, maka dinding tersebut tidak perlu diplester lagi, sehingga bisa langsung dipasang.

b. Bahan Rangka Dudukan ACP
Rangka dudukan ACP sebaiknya menggunakan material metal atau logam yang berkualitas baik, sehingga tidak mudah korosi (berkarat) dan tidak mudah rusak akibat korosi tersebut. Gambar dibawah ini (A) adalah Alumanium, dan (B) adalah besi hollow yang dicat (dengan ketebalan material logam yang memadai untuk menahan beban sendiri rangka tersebut dan ACP yang akan dipasang pada rangka tersebut.
Jangan menggunakan bahan seperti rangka furring gypsum galvanis karena bahan ini tidak tahan terhadap cuaca, panas matahari, air hujan, dan kelembaban, sehingga sangat mudah korosi (berkarat). Korosi ini akan cepat sekali merusak furring tersebut. 
Furring Galvanis hanya cocok digunakan untuk didalam bangunan 

c. Marking Pada Dinding
Lakukan marking pada dinding batubata yang telah diplester atau dinding beton. Jarak horizontalnya dan jarak vertikalnya 60cm.
d. Pemasangan Rangka Dudukan ACP
Lakukan pemasangan rangka dudukan ACP, sebagai contoh bisa menggunakan besi hollow 40x40.
Satu persatu besi hollow yang telah dipasang bracket langsung dikunci pada dinding tersebut menggunakan dynabolt. Besi hollow lainnya bisa dijoin dengan sistem pengelasan sampai semua terpasang.
note: Pemasangan rangka bisa juga dengan cara semua besi hollow difabrikasi terlebih dahulu (dengan sistem pengelasan dan dipasang bracket pada tempat - tempat tertentu. Kemudian sekaligus dipasang pada dinding tersebut.
Setelah semua besi hollow terpasang, lakukan pengecekan ulang terhadap kekuatan pasangan dynabolt dan pengelasan. Hal ini diperlukan untuk memastikan kekuatan rangka dudukan tersebut sebelum Aluminium Composit Panel (ACP) dipasang pada rangka tersebut. Setelah pengecekan selesai, maka pemasangan rangka pun selesai.


2. Fabrikasi Lembaran ACP
a. Pengukuran Potongan ACP
Ukur rangka dudukan ACP yang telah tersedia, untuk menentukan ukuran potongan lembaran ACP yang akan dibentuk. Pada gambar sebelumnya dapat dilihat, ukuran jarak as besi hollow 40x40 sebagai dudukan ACP adalah 60cm x 60cm.
Karena ukuran jarak as besi hollow 40x40 adalah 60cm x 60cm, maka direncanakan ukuran potongan lembaran ACP adalah 64cm x 64cm. Gunakan mesin potong plat aluminium untuk melakukan pemotongan.
b. Proses Routing
Setelah lembaran ACP selesai dipotong dengan ukuran 64cm x 64cm, lakukan proses routing pada lembaran ACP tersebut, agar nanti bisa ditekuk sebesar 90 derajat. Sesuaikan ukuran routing dengan ukuran 59cm x 59cm pada bagian "tengah" dan 2,5cm pada bagian "keliling".

c. Proses Tekuk Sudut ACP
Setelah proses routing selesai, Potong ke 4 Sudut (yang diarsir warna biru) seperti gambar diatas. Lalu buang bagian yang berwarna biru tersebut, seperti gambar dibawah ini.
Tekuk ke 4 sisi bagian ACP yang lebar 2,5cm tersebut keatas, sebesar 90 derajat

d. Penguncian Sudut ACP
Setelah ACP terbentuk seperti gambar diatas, buat bracket dengan menggunakan potongan plat siku aluminium yang telah disediakan sebelumnya, untuk mengunci ke 4 sudut yang ditunjukkan pada gambar diatas.
Kunci ke 4 sudut yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini, menggunakan bracket yang telah disediakan sebelumnya. Penguncian menggunakan paku rivert (paku keling).

e. Pemasangan Bracket ACP
Setelah ke 4 bracket diatas terpasang, langkah selanjutnya perlu memasang bracket lagi pada ke 4 sudut tersebut. Yaitu bracket yang nantinya akan digunakan untuk mengunci (menyatukan) lembaran ACP pada rangka dudukan ACP. Panjang bracket tidak harus 5 cm, tapi disesuaikan dengan bobot lembaran ACP yang akan dipikulnya, bisa 6 cm atau 7 cm.
Buat bracket menggunakan plat siku aluminium (atau plat siku dari besi). Lalu pasang bracket tersebut pada lembaran ACP dengan menggunakan paku rivert (paku keling). Setiap sudut lembaran ACP dipasang 2 buah Bracket.
Jika dihitung jumlah bracket 8 buah per-setiap 1 lembar ACP yang difabrikasi, karena setiap sudut dipasang 2 buah bracket. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah posisi 8 buah bracket tersebut.
Posisi 8 buah bracket tersebut harus diatur sedemikian rupa agar tidak tumpang tindih dengan bracket pada lembaran ACP ke-2, ke-3, ke-4, dan seterusnya, yang dipasang disamping kiri, kanan, atas, dan bawah, dari masing-masing lembaran ACP tersebut. 
Pekerjaan fabrikasi lembaran ACP telah selesai. Selanjutnya dapat membuat panel yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan, untuk menutup seluruh rangka dudukan ACP yang ada.


3. Pemasangan Lembaran ACP
a. Hal Yang Perlu Diperhatikan
Setelah Rangka Dudukan ACP selesai dipasang pada dinding bangunan, dan lembaran ACP selesai difabrikasi (dibentuk), selanjutnya adalah proses memasang lembaran ACP tersebut pada rangka dudukan ACP yang ada, dengan tetap memperhatikan 3 hal berikut :
  1. Pemilihan Material yang berkualitas dan tepat guna,
  2. Kekuatan Pemasangan,
  3. Kerapian Pemasangan.
Pemasangan lembaran ACP yaitu dengan cara mengunci bracket yang telah dipasang pada lembaran ACP sebelumnya pada rangka dudukan ACP (besi hollow), menggunakan sekrup (pengunci) dengan bantuan Mesin Bor.

b. Material dan Peralatan
Berikut peralatan dan material yang digunakan dalam prosesnya:
  1. Mesin Bor (C) untuk memasang Sekrup Pengunci,
  2. Mata Kunci Baut Hexagon (A) untuk memasang Sekrup tipe Kepala Sekrup Hexagon, (jika Kepala Sekrup Pengunci berbentuk Hexagon)
  3. Mata Obeng Positif (B) untuk memasang Sekrup tipe Kepala Sekrup Lubang Positif, (jika Kepala Sekrup Pengunci berbentuk Lubang Positif)
  4. Sekrup Pengunci, untuk mengunci bracket yang telah dipasang lembaran ACP pada rangka dudukan ACP (besi hollow). Sebaiknya sekrup ini terbuat dari logam yang keras dan tidak mudah berkarat (korosi), agar tahan terhadap cuaca, hujan, panas, dan sebagainya.
Pada gambar diatas terlihat 3 jenis sekrup, yaitu sekrup tipe D (Kepala Sekrup Pengunci berbentuk Hexagon), E (Kepala Sekrup Pengunci berbentuk Lubang Positif), dan F.
Disarankan untuk menggunakan sekrup tipe D atau tipe E untuk menyatukan bracket lembaran ACP pada rangka dudukan besi hollow. Jangan menggunakan sekrup tipe F.

c. Tahapan Memasang Lembaran ACP pada Rangka Hollow
1. Tentukan dan sediakan terlebih dahulu sekrup pengunci yang akan digunakan untuk menyatukan bracket lembaran ACP pada rangka dudukannya. Misalnya menggunakan sekrup tipe E.
2. Persiapkan mesin bor dan mata obeng positif untuk memasang sekrup pengunci tipe E tersebut. Lalu pasang mata obeng positif B pada mesin bor C, kunci dengan kuat menggunakan kunci penjepit G yang telah disediakan pada saat pembelian mesin bor.
3. Lakukan pemasangan lembaran ACP pada rangka dudukan menggunakan sekrup pengunci, dengan bantuan mesin bor dan mata obeng positif.
4. Lakukan Penguncian pada ke 8 bracket yang ada.
5. Lakukan pemasangan lembaran ACP pada lembaran - lembaran berikutnya, sampai semua rangka dudukan terpasang oleh lembaran ACP tersebut.
6.  Setelah semua rangka dudukan terpasang oleh lembaran ACP, maka proses pemasangan lembaran ACP telah selesai.


4. Pemasangan Sealant dan Pembersihan.
Jika ACP dipasang pada bagian luar bangunan, sebaiknya sealant atau silikon yang digunakan memiliki Karakteristik sebagai berikut :
  1. Tahan terhadap suhu Panas dan Ultra Violet dari Sinar Matahari,
  2. Tahan terhadap suhu Dingin,
  3. Tahan terhadap siraman Air Hujan,
  4. Memiliki Daya Rekat yang tinggi pada Permukaan ACP yang cenderung tidak berpori. 
Cara pemasangan sealant pada sela lembaran ACP adalah sebagai berikut:
1. Rekatkan kertas lem (A) pada lembaran ACP, posisi kertas lem dapat dlihat seperti gambar dibawah ini.
2. Selipkan (masukkan) flexible gasket (B) kedalam sela lembaran ACP tersebut dengan bantuan kape/ skrap (C). Flexible gasket yang masuk kedalam sela lembaran ACP harus cukup kedalamannya untuk memberikan ruang bagi sealant yang akan diaplikasikan diatas flexible gasket tersebut.
3. Aplikasikan sealant (D) pada sela lembaran ACP yang telah dipasang flexible gasket tersebut, dengan bantuan sealant gun (E) agar pekerjaan menjadi lebih mudah.
4. Lalu rapikan sealant tersebut dengan menggunakan kape/ skrap (F) yang ujungnya telah dimodifikasi menjadi melengkung.
Skrap atau Kape yang ujungnya telah dimodifikasi menjadi melengkung
5. Setelah proses merapikan sealant dengan kape selesai, lepaskan kertas lem (A) dari permukaan Lembaran ACP tersebut.
Agar lebih mudah, proses melepaskan kertas lem tersebut harus segera dilakukan pada saat sealant masih dalam keadaan basah (setengah kering).
6. Setelah semua pekerjaan pemberian sealant selesai, lakukan pembersihan pada semua permukaan ACP yang ada. Baik itu berupa sisa kotoran sealant yang menempel, melepaskan plastik lapisan pelindung permukaan ACP, dan sebagainya.
7.  Pekerjaan pemberian sealant selesai dan seluruh tahap pemasangan ACP telah selesai.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun