Jenis Tanah Skip to main content

Jenis Tanah

Tanah (soil) merupakan lapisan teratas dari bumi. Tanah sangat penting bagi manusia karena kehidupan manusia berada di atasnya. Tanah terbentuk dari bebatuan yang mengalami pelapukan. Proses pelapukan ini terjadi dalam waktu yang lama bahkan hingga ratusan tahun. Pelapukan batuan menjadi tanah juga dibantu dengan beberapa mikroorganisme, perubahan suhu dan air.

Tanah turut andil menunjang kehidupan manusia di bumi, dimana ada banyak fungsi dan manfaat tanah. Selain itu juga ada banyak macam-macam tanah yang memiliki ciri-ciri dan struktur tanah yang berbeda-beda. Faktanya ada banyak jenis-jenis tanah yang ada. Klasifikasi penggolongan tanah dibedakan berdasarkan proses pembentukannya, ciri-ciri, unsur penyusun dan strukturnya.

1. Tanah Aluvial
Pengertian tanah aluvial adalah tanah yang berasal dari sedimen lumpur yang dibawa oleh air sungai. Tanah aluvial adalah hasil erosi yang diendapkan bersama dengan lumpur sungai. Ciri-cirinya adalah memiliki warna yang kelabu dan juga sifatnya yang subur. Jenis tanah ini banyak ditemui di daerah dataran rendah. Di Indonesia, tanah alluvial banyak ditemukan di wilayah timur Sumatera, Bagian utara Jawa, Kalimantan bagian selatan dan tengah, bagian utara dan selatan Papua. Tanah ini sangat cocok untuk pertanian baik pertanian padi maupun palawija seperti jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya karena teksturnya yang lembut dan mudah digarap sehingga tidak perlu membutuhkan kerja yang keras untuk mencangkulnya.


2. Tanah Vulkanis
Pengertian tanah vulkanis adalah tanah yang berasal dari abu gunung api (vulkanis) atau material letusan gunung api yang sudah mengalami pelapukan. Tanah jenis ini mengandung unsur hara sehingga sifatnya sangat subur. Tanah ini banyak ditemui di daerah pegunungan dan banyak dijadikan ladang pertanian.  Tanah vulkanis banyak ditemukan di wilayah Jawa, Bali, dan Sumatera di sekitaran Danau Toba.



Ada dua jenis tanah vulkanis yakni :
- Tanah regosol
yaitu jenis tanah vulkanis memiliki butir pasir, warnanya kelabu dan kuning serta mengandung bahan organik yang sedikit. Tanah regosol cocok untuk ditanami tanaman tembakau, palawija serta buah -buahan. Daerah yang banyak terdapat tanah regosol adalah di wilayah Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara.


- Tanah latosol
yaitu jenis tanah vulkanis memiliki warna merah dan kuning  serta mengandung bahan organik yang banyak dengan sifat yang asam. Tanah latosol cocok untuk ditanami padi, karet, kopi, kelapa dan palawija. Tanah latosol banyak terdapat di wilayah Sumatera Barat, Sumatera Utara, Bali, Minahasa, Jawa dan Papua. Jenis tanah ini juga salah satu yang terdapat di Indonesia, tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya lempung dan memiliki solum horizon. Persebaran tanah litosol ini berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan yang tinggi pula serta pada ketinggian berkisar pada 300-1000 meter dari permukaan laut. Tanah latosol tidak terlalu subur karena mengandung zat besi dan alumunium.

3. Tanah Humus
Pengertian tanah humus adalah jenis tanah yang muncul akibat tumbuh-tumbuhan yang membusuk. Tanah humus disebut juga bunga tanah. Adanya tumbuhan-tumbuhan yang membusuk membuat tanah mengandung unsur hara yang tinggi sehingga tanah humus bersifat subur dan cocok dijadikan ladang pertanian.  Tanah ini memiliki unsur hara dan mineral yang banyak karena pelapukkan tumbuhan hingga warnanya agak kehitam hitaman. Tanah ini terdapat di daerah yang ada banyak hutan. Persebarannya di Indonesia meliputi daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian wilayah dari Sulawesi.

4. Tanah Organosol/Gambut
Pengertian tanah organosol adalah tanah yang terbentuk dari proses pelapukan bahan-bahan organik. Misalnya tanah organosol bisa dibentuk dari sisa pembusukan tanaman rawa. Tanah jenis ini juga sering disebut sebagai tanah gambut. Tanah organosol cenderung bersifat asam dan sangat asam. Biasanya terdapat di daerah yang memiliki iklim basah dan memiliki curah hujan tinggi. Ketebalan dari tanah ini sangat minim hanya 0.5 mm saja dan memiliki diferensiasi horizon yang jelas, kandungan organic di dalam tanah organosol lebih dari 30% dengan tekstur lempung dan 20% untuk tanah yang berpasir. Kandungan unsur hara rendah dan memiliki tingkat kelembapan rendah (PH 0,4) saja. Tanah ini biasanya ditemukan di daerah pantai dan hampir tersebar di seluruh pulau di Indonesia seperti Sumatera, Papua, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara.

5. Tanah Podzolik
Pengertian tanah podzolik adalah tanah yang terbentuk dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah. Ciri-cirinya adalah kandungan unsur hara yang sedikit. Selain itu tanah podzolik sifatnya basah jika terkena air dan mengandung kuarsa. Tanah jenis ini tidak subur dan memiliki warna merah hingga kuning. Tanah ini bewarna merah hingga kuning dan kandungan organic serta mineralnya akan sangat mudah mengalami pencucian oleh air hujan. Oleh karena itu untuk menyuburkan tanah ini harus ditanami tumbuhan yang memberikan zat organic untuk kesuburan tanah serta pupuk baik hayati maupun hewani. Tanah ini sangat mudah ditemukan di seluruh wilayah Indonesia karena persebarannya yang hampir rata. Tanah ini dapat digunakan untuk perkebunan dan persawahan serta dapat ditemukan di Sumatera, Sulawesi, Papua, Kalimantan dan Jawa terutama Jawa bagian Barat.

6. Tanah Kapur
Pengertian tanah kapur adalah jenis tanah yang berasal dari batuan kapur. Sifat tanah kapur ini tidaklah subur dan kurang bisa dijadikan ladang pertanian. Jenis tanah kapur ada di daerah dataran tinggi. Tanah kapur tersebar di daerah yang kering seperti di gunung kidul Yogyakarta, dan di daerah pegunungan kapur seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur. Tanah kapur bisa dibagi menjadi tanah renzina dan tanah mediteran.

Terdapat 2 jenis tanah kapur yakni :
-Tanah renzina
yaitu jenis tanah kapur yang berasal dari hasil proses pelapukan batuan kapur yang terjadi di daerah dengan curah hujan tinggi.
- Tanah mediteran
yaitu jenis tanah kapur yang terjadi dari hasil proses pelapukan batuan kapur keras dan batuan sedimen.

7. Tanah Pasir
Pengertian tanah pasir adalah salah satu jenis tanah yang memiliki kadar air sangat sedikit dan unsur haranya juga cenderung sangat sedikit. Seperti dengan namanya tanah pasir merupakan pelapukan dari batuan pasir.  Tanah ini biasanya banyak di daerah sekitar pantai atau daerah kepulauan. Jenis tanah pasir banyak ditemukan di bukit pasir dan daerah pantai yang juga dikenal sebagai sand dune. Tanah pasir tidak memiliki kandungan air dan mineral karena teksturnya yang sangat lemah. Tanah pasir akan sangat mudah ditemukan di daerah yang berpasir di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah tanah pasir terluas di dunia. Jenis tanaman yag cocok untuk tanah ini adalah umbi-umbian. Hampir seluruh wilayah di Indonesia memiliki persebaran tanah pasir.

8. Tanah Laterit
Pengertian tanah laterit adalah jenis tanah yang sifatnya tidak subur. Pada tanah laterit terkandung banyak zat besi dan alumunium sehingga menyebabkan tanahnya tidak subur. Kandungan unsur hara tanah laterit sudah hilang sehingga menjadi kering dan tandus. Tanah laterit memiliki warna merah bata karena mengandung banyak zat besi dan alumunium. Di indonesia sendiri tanah ini sepertinya cukup fimiliar di berbagai daerah, terutama di daerah desa dan perkampungan. Tanah laterit termasuk dalam jajaran tanah yang sudah tua sehingga tidak cocok untuk ditanami tumbuhan apapun dan karena kandungan yang ada di dalamnya pula. Persebarannya sendiri di Indonesia meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

9. Tanah Litosol
Pengertian tanah litosol adalah jenis-jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan batuan beku dan sedimen. Tanah litosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme. Ciri-cirinya adalah memiliki butiran kasar dan kerikil. Tanah ini memiliki unsur hara yang sedikit sehingga tidak subur dan hanya cocok ditanami tanaman-tanaman besar di hutan. Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. tekstur tanah litosol bermacam-macam ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir. Biasanya terdapat pada daerah yang memiliki tingkat kecuraman tinggi seperti di bukit tinggi, nusa tenggara barat, Jawa tengah, Jawa Barat dan Sulawesi.

10. Tanah Andosol
Pengertian tanah andosol adalah salah satu jenis tanah vulkanik dimana terbentuk karena adanya proses vulkanisme pada gunung berapi. Jenis tanah ini mirip dengan tanah vulkanis, namun agak berbeda. Ciri-cirinya adalah warnanya kehitaman, kadar organiknya dan kadar air yang tinggi. Tanah ini sangat subur dan baik untuk tanaman. Tanah ini sangat kaya dengan mineral, unsure hara, air dan mineral sehingga sangat baik untuk tanaman. Tanah ini sangat cocok untuk segala jenis tanaman yang ada di dunia. Persebaran tanah andosol biasanya terdapat di daerah yang dekat dengan gunung berapi. Di Indonesia sendiri yang merupakan daerah cincin api banyak terdapat tanah andosol seperti di daerah Jawa, Bali, Sumatera dan Nusa Tenggara.


11. Tanah Liat
Jenis tanah ini sering digunakan sebagai bahan untuk kerajinan tangan. Pengertian tanah liat adalah jenis tanah yang terdiri dari campuran dari aluminium serta silikat yang diameternya di bawah 4 mikrometer. Tanah liat terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian diantaranya dihasilkan dari aktivitas panas bumi. Tanah liat tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia secara merata, hanya yang membedakannya adalah kedalaman tanah tersebut. Biasanya digunakan untuk membuat kerajinan hingga keperluan lainnya. Tanah liat biasanya memiliki warna abu abu pekat atau hampir mengarah ke warna hitam, biasanya terdapat di bagian dalam tanah ataupun di bagian permukaan. 

12. Tanah Entisol
Pengertian tanah entisol adalah jenis yang terbentuk dari pelapukan material dari letusan gunung berapi seperti debu, pasir dan lahar. Agak identik dengan jenis tanah vulkanis serta tanah andosol, hanya saja tanah ini khusus untuk tanah yang terbentuk dari letusan gunung berapi saja. Tanah ini juga sangat subur dan merupakan tipe tanah yang masih muda. Tanah ini biasanya ditemukan tidak jauh dari area gunung berapi bisa berupa permukaan tanah tipis yang belum memiliki lapisan tanah dan berupa gundukan pasir seperti yang ada di Pantai Parangteritis Jogjakarta. Persebaran tanah entisol ini biasanya terdapat disekitar gunung berapi seperti di Pantai Parangteritis Jogjakarta, dan daerah Jawa lainnya yang memiliki gunung berapi.

13. Tanah Grumusol
Pengertian tanah grumusol adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Tanah ini pun bisa dibilang hampir sama dengan tanah grumusol. Hanya saja ada sedikit perbedaan seperti tekstur tanah kering dan biasanya berada di permukaan dataran rendah saja.Tekstur tanahnya kering dan mudah pecah terutama saat musim kemarau dan memiliki warna hitam. Ph yang dimiliki netral hingga alkalis. Tanah ini biasanya berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan memiliki bentuk topografi datar hingga bergelombang. Perubahan suhu pada daerah yang terdapat tanah grumusol sangat nyata ketika panas dan hujan. Persebarannya di Indonesia seperti di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati, Rembang), Jawa Timur (Ngawi, Madiun) dan Nusa Tenggara Timur. Karena teksturnya yang kering maka akan bagus jika ditanami vegetasi kuat seperti kayu jati.

14. Tanah Inceptisol
Pengertian tanah inceptisol adalah jenis tanah yang terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf. Ciri-cirinya adalah tanah berwarna agak kecoklatan dan kehitaman serta campuran yang agak keabu-abuan. Tanah ini juga dapat menopang pembentukan hutan yang asri. Ciri-ciri tanah ini adalah adanya horizon kambik dimana horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya jadi sangatlah unik. Tanah ini cocok untuk perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit.Serta untuk berbagai lahan perkebunan lainnya seperti karet. Tanah inseptisol tersebar di berbagai daerah di Indonesia seperti di Sumatera, Kalimantan dan Papua.

15. Tanah Mergel
Jenis-jenis tanah berikutnya adalah tanah mergel. Jenis tanah ini hampir sama dengan tanah kapur, namun dicampur dengan bahan lain. Tanah mergel terbentuk dari batuan kapur, pasir dan tanah liat dan mengalami pembentukan dengan bantuan hujan meski tidak merata. Tanah ini subur dan bisa ditanami oleh persawahan dan perkebunan. Selain itu juga terdapat banyak mineral dan air di dalamnya. Tanah ini banyak terdapat di daerah dataran rendah seperti di Solo (Jawa Tengah), Madiun dan Kediri (Jawa Timur).




17. Tanah Oxisol
Macam-macam tanah berikutnya adalah tanah oxisol. Pengertian tanah oxisol adalah jenis tanah yang kaya akan zat besi dan alumunium oksida. Biasanya jenis tanah oxisol dapat ditemui di daerah tropis seperti pedesaan atau perkotaan di Indonesia. Ciri-ciri dari tanah oxisol ini antara lain adalah memiliki solum yang dangkal dan ketebalannya hanya kurang dari 1 meter saja. warnanya merah hingga kuning dan memiliki tekstur halus seperti tanah liat. Biasanya terdapat di daerah beriklim tropis basah dan cocok untuk perkebunan subsisten seperti tebu, nanas, pisang dan tumbuhan lainnya.





18. Tanah Podsol
Pengertian tanah podsol adalah jenis tanah yang memiliki beberapa campuran tekstur mulai pasir hingga bebatuan kecil. Ciri-ciri dari jenis-jenis tanah ini adalah warnanya kuning dan memiliki tekstur pasir hingga lempung. Selain itu kandungan organik tanah podsol juga cenderung rendah.  Tanah podsol tidak memiliki perkembangan profil. Persebaran tanah ini antara lain meliputi Kalimantan utara, Sulawesi Utara dan Papua serta daerah lainnya yang tidak pernah kering alias selalu basah.

19. Tanah Padas
Jenis-jenis tanah yang berikutnya adalah tanah padas. Pengertian tanah padas adalah jenis tanah yang cukup keras hingga menyerupai batuan. Bahkan banyak yang mengaggap jika tanah padas bukanlah jenis tanah karena sangat keras hingga lebih pantas disebut batuan. Tidak ada kandungan air dalam tanah padas ini. Unsur hara yang ada di dalamnya sangat rendah dan kandungan organiknya sangat rendah bahkan hampir tidak ada. Tanah padas tidak cocok digunakan untuk bercocok tanam. Jenis tanah ini tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia secara merata.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun