Permasalahan Teknis Tiang Pancang Skip to main content

Permasalahan Teknis Tiang Pancang


Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang

Pelaksanaan pekerjaan pemancangan pondasi tiang pancang kadang tidak selalu berjalan mulus, ada beberapa masalah yang mungkin terjadi yaitu masalah yang bersifat non teknis dan masalah yang bersifat teknis.

Masalah yang bersifat non teknis seperti misalnya
1. Masalah gangguan lingkungan akibat getaran, suara bising yang ditimbulkan
2. Polusi udara (asap) yang ditimbulkan oleh alat pancang terutama yang menggunakan sistem pukul (hammer). 

Sedangkan masalah yang bersifat teknis antara lain :
1. Kesalahan menentukan posisi titik pancang.
2. Retak atau pecahnya kepala tiang pancang saat pemancangan. 
3. Tiang pancang terpancang tidak lurus secara vertikal atau miring.
4. Tiang pancang bergeser dari titik semula saat pemancangan
5. Tiang pancang masuk lebih dalam dari desain yang direncanakan.
6. Terangkatnya tiang pancang yang sudah dipancang sebelumnya.

Untuk masalah yang bersifat non teknis mungkin harus dipikirkan dari awal saat desain perencanaan pondasi apakah penggunaan pondasi tiang pancang cocok dengan kondisi lingkungan sekitar dan jenis alat pancang yang akan digunakan. Jika area pekerjaan dekat dengan bangunan eksisting mungkin dapat dipertimbangkan penggunaan alat pancang sistem tekan yang ramah lingkungan yaitu Hydrolic Static Pile Driver (HSPD). 


Untuk masalah yang bersifat teknis dapat dicegah jika memperhatikan beberapa hal ini:
1. Sebelum pelaksanaan pemancangan dilakukan keadaan lahan akan diupayakan dalam kondisi kering, rata dan padat. Jika lahan dimana akan dilakukan pemancangan terdapat air atau kondisi tanah lunak, maka akan dibuatkan penahan beban alat dengan menggunakan pelat matras dari pelat baja.

2. Titik pancang akan disiapkan secara keseluruhan agar tidak mengganggu pada saat pemancangan berlangsung. Tanda untuk titik pancang jangan sampai rancu dengan tanda titik as bangunan dan tanda-tanda yang lain.

3. Pastikan menggunakan material tiang pancang yang bermutu baik dari produsen atau supplier yang terpercaya.

4. Penumpukan stok material tiang pancang ditempatkan di lokasi yang cukup rata, jika terdapat bagian yang harus diganjal, maka ganjal cukup dalam 2 peletakan yaitu pada 0,21 L dari ujung tiang pancang.

5. Pada saat tiang pancang diangkat waktu pelaksanaan pemancangan maka jarak / posisi sling pengikat dililitkan adalah ± 3 ~ 3,5 m dari kepala tiang pancang.

6. Setelah posisi tiang sudah tepat pada titik pancang, maka tiang dicek untuk memastikan tegak lurus (vertikalitas) yang dilakukan oleh seorang Surveyor dari dua arah menyilang dan kondisi tiang harus sejajar dengan leader yang harus selalu tegak lurus. Cek vertikalitas dilakukan secara berkala selama pemancangan.

7. Jika menggunakan alat pancang sistem pukul (hammer), selama pemancangan selalu diperhatikan agar garis sumbu hammer dan garis sumbu tiang senantiasa pada posisi satu garis. hal ini untuk menghindari pemukulan yang eksentris yang dapat mematahkan tiang tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun