Kayu (Part 1) Skip to main content

Kayu (Part 1)

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya. Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang. Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan.

Fungsi Kayu
a. Untuk Konstruksi Berat
Konstruksi Struktur jembatan kayu
Sebelum abad 20, kayu menjadi bahan bangunan utama bahkan sebagai bahan struktur jalan kereta dan jembatan. Jembatan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah terdiri dari abutment, tiang dan struktur lain untuk menyangga struktur atas yang terdiri dari balok jembatan dan lantai jembatan.

Struktur kayu laminasi telah membantu kapabilitas bentangan struktur yang diperlukan untuk jembatan. Gelagar laminasi ukuran 0.60 m x 1.80 m mampu mendukung suatu sistem deck laminasi hingga bentangan 12 m – 30 m bahkan lebih. Balok laminasi dapat membentuk suatu deck/ lantai jembatan yang solid dan jika dirangkai dengan batang tarik pengekang dapat membentuk suatu deck laminasi bertegangan tarik. Kayu laminasi lengkung dapat dipakai untuk memproduksi beragam jembatan yang indah.

b. Komponen Bangunan
Spesifikasi ukuran balok untuk rangka dinding, kusen pintu kayu, kusen jendela kayu, daun pintu kayu dan daun jendela kayu untuk bangunan rumah dan gedung



Keuntungan dan Kerugian Kayu
Keuntungan :
- Relatif mempunyai kekuatan  yang tinggi, dan berat sendiri yang rendah
- Memiliki daya tahan yang cukup tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik
- Mudah dikerjakan
- Relatif murah dan mudah di dapat (di Indonesia)
- Mudah diganti dalam waktu singkat

Kerugian :
- Kurang homogen dengan cacat - cacat alam seperti arah yang membentuk penampang, spiral dan diagonal, mata kayu dan lain sebagainya.
- Homogenitas (sifat kebersamaan) artinya tiap - tiap bagian mempunyai sifat fisik yang sama.
- Daya muai dan susut yang besar
- Kurang awet
- Pada pembebanan jangka panjang, lendutan cukup besar.


Mutu Kayu :


Kelas Kekuatan Kayu :
Kelas kuat kayu adalah tingkat ketahanan alami suatu jenis kayu terhadap kekuatan mekanis (beban) kayu yang terdiri dari berat jenis, keteguhan lengkung mutlak (klm), dan keteguhan tekan mutlak (ktm).

Kelas kuat kayu dinyatakan dalam Kelas Kuat I, II, III, IV dan V. Makin besar angka kelasnya makin rendah kekuatannya. Berikut adalah tabel kelas kuat kayu:



Kelas Awet Kayu :
Kelas awat kayu adalah tingkat kekuatan alami sesuai jenis kayu terhadap pengaruh kelembaban, pengaruh iklim dan cuaca, serta serangan hama. Ada lima penggolongan kelas awet kayu (makin besar angka kelasnya, maka makin rendah sifat keawetannya)  yaitu sebagai berikut :
- Kelas awet I (25 tahun)
- Kelas awet II (15-25 tahun)
- Kelas awet III (10-15 tahun)
- Kelas awet IV (5-10 tahun)
- Kelas awet V (dibawah 5 tahun)


Jenis Kayu
1. Kayu Jati
Kayu jati, yang memiliki nama ilmiah Tectona Grandis, tumbuh subur di daerah tropis di asia seperti di Indonesia, Birma, Thailand, India. Sedangkan kayu jati perhutani adalah jenis kayu jati yang diperoleh dari hutan negara yang dikelola oleh Perum Perhutani, khususnya di daerah perbatasan antara jawa tengah dan jawa timur, yang sudah lama terkenal sebagai daerah penghasil kayu jati terbaik, karena kondisi tanahnya yang berkapur.

Kayu jati termasuk kayu yang berat dengan berat jenis 600 - 800 kg/m3. Nilai janka hardness kayu jati mencapai 450-500, 4.740 N serta memiliki kuat lentur 1100 - 725 kg/m3 dan kuat desak 650 - 425 kg/m3. Dengan tingkat kelas kuat II, kayu jati memiliki kekuatan menahan beban dengan baik, baik searah serat kayu, maupun tegak lurus kayu.

Dengan tingkat kelas awet I/II, kayu jati jika ditempatkan berhubungan langsung dengan tanah lembab dapat bertahan 8-5 tahun, jika tidak terlindung terhadap angin dan iklim namun terlindung dari air dapat bertahan 15-20 tahun, jika ditempatkan pada tempat yang terlindung dari angin, cuaca dan air (dalam ruangan), daya tahannya menjadi tak terbatas. Kayu jati perhutani tahan terhadap serangan serangga dan jamur, tidak pula dimakan oleh rayap.

Kayu Jati Kelas 1
Kayu jati berwarna kuning kecoklatan, pada permukaannya jika diraba akan terasa kesat karena kandungan alami minyak pada kayu jati. Pada kayu jati perhutani kualitas I ini, tidak akan ditemukan adanya gubal, putih kayu, dan mata mati pada permukaan kayu, yang dapat mengurangi daya awet kayu jati itu sendiri. Kayu jati perhutani kelas I ini juga memiliki tampilan visual yang lebih bagus daripada kayu jati kelas II dan III karena tidak akan dijumpai kekurangan visual kayu jati seperti doreng. Kayu jati kualitas satu ini sangat menonjolkan keindahan serat lurus dan serat mahkota pada tampilannya. Mata kembang/ mata sehat / mata hidup dalam ukuran kecil kadang-kadang masih dijumpai pada kelas ini. Dengan berbagai macam keunggulannya, dalam proses pengerjaan finishing sangat tidak disarankan untuk menggunakan wood stain warna gelap atau bahkan menggunakan cat duco yang akan menghillangkan tampilan keindahan seratnya.
Serat Mahkota
Serat Lurus
Serat Lurus Mata Sehat Kecil
Serat Mahkota Mata Sehat Kecil

Kayu Jati Kelas 2
Kayu jati berwarna kuning kecoklatan, pada permukaannya jika diraba akan terasa kesat karena kandungan alami minyak pada kayu jati. Perbedaan kayu jati perhutani kelas II dengan kelas I hanya pada tampilan visualnya, tanpa mengorbankani daya kuat dan daya awet kayu jati perhutani itu sendiri. Pada kayu jati perhutani kualitas II ini, tidak akan ditemukan adanya mata mati pada permukaan kayu. Warna putih pada kayu apabila ditemukan, tidak terlalu kentara, dalam luasan yang sangat sedikit, dan pada lokasi yang tidak terlihat mencolok mata, yang semuanya itu dapat disamarkan dengan bantuan finishing yang tepat. Kayu jati perhutani kelas II ini memiliki tampilan visual yang memang tidak semulus kayu jati kelas I. Pada kayu jati perhutani kelas II ini masih ditoleransi jika dijumpai adanya kekurangan visual kayu jati seperti doreng hitam. Adapun mata kembang / mata sehat / mata hidup kadang-kadang masih dijumpai pada kelas ini. Untuk menutupi kekurangan visualnya, dalam proses pengerjaan finishing sangat disarankan untuk menggunakan wood stain warna gelap yang akan menyamarkan kekurangan tampilan keindahan seratnya.
Serat Lurus
Serat Mahkota Mata Sehat
Doreng
Putih Sedikit

Kayu Jati Kelas 3
Kayu jati berwarna kuning kecoklatan, pada permukaannya jika diraba akan terasa kesat karena kandungan alami minyak pada kayu jati. Kayu jati perhutani kelas III ini masih menoleransi adanya gubal, putih kayu, dan mata mati pada permukaan kayu, yang tentunya dapat mengurangi daya awet kayu jati itu sendiri, sehingga karena ada bagian dari kayu jati kelas ini yang rentan terhadap serangan serangga dan jamur, maka disarankan untuk melakukan pengawetan buatan / tambahan untuk mencegah serangga atau jamur merusak bagian gubal, putih maupun mata mati pada kayu jati tersebut. Untuk menutup kekurangan visual serta menambah daya awet pada kayu jati perhutani kelas III ini, maka disarankan untuk memilih finishing menggunakan cat solid / duco.
Serat Lurus
Serat Mahkota
Doreng
Putih Kayu Banyak
Mata Sehat Banyak
Mata Mati

Jenis Finishing Kayu Jati
Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut. Pilihan finishingnya juga sebaiknya mempertimbangkan lokasi dimana produk berbahan kayu jati tersebut ditempatkan apakah didalam atau diluar ruangan. Juga mempertimbangkan bahan dasar dari finishing yang dipilih apakah berbahan dasar air, minyak atau berbahan dasar thiner. Penambahan wood stain (warna) akan mempercantik tampilan kayu jati tersebut, menyamarkan kekurangannya atau bahkan menutupi seratnya (jika memilih menggunakan cat duco).

- Finishing Natural Transparan ( Kuning Terang Kecoklatan)
Tujuan: menonjolkan semua kelebihan kayu, mengekspose keindahan serat kayu jati apa adanya. Kualitas kayu jati: hanya memilih serat lurus dan serat mahkota, masih ada mata kembang / mata hidup dalam ukuran kecil, namun tidak terdapat mata mati (mata hitam), putih kayu, doreng kayu.

- Finishing Natural Wood Stain Warna Terang (Coklat terang kekuningan)
Menonjolkan serat dan penampilan natural kayu, dengan mengekspose keindahan serat kayu jati secara alami kualitas kayu jati: serat lurus dan serat mahkota, masih ada mata kembang / mata hidup, namun tidak ada putih kayu, tidak ada doreng kayu, dan tidak ada mata mati (mata hitam)

- Finishing Natural Wood Stain Warna Gelap (Coklat gelap kehitaman)
Menonjolkan serat kayu jati natural, dan, menutupi kekurangan kayu seperti putih kayu dan doreng hitam dengan warna wood stain gelap. Kualitas kayu jati: serat lurus dan serat mahkota, masih ada mata sehat, sedikit putih kayu, sedikit doreng kayu , namun tidak ada mata mati (mata hitam)

- Finishing Cat Solid / Cat Duco
Menutupi permukaan kayu dan menyembunyikan semua kelebihan dan kekurangan serat kayu Kualitas kayu jati: serat lurus dan serat mahkota ada mata sehat, putih, doreng kayu, mata mati (mata hitam), dll.

(Kayu Part 2)

source: sari-jati.com

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun