Resin untuk Cat Skip to main content

Resin untuk Cat



Dalam proses pembuatan cat, pada garis besarnya disusun oleh 2 macam bahan : bahan baku dan bahan bantu ( additive ). Resin merupakan salah satu bahan baku pada proses pembuatan cat. Ketika diaplikasikan ke dalam formulasi sebuah cat, resin disebut juga sebagai binder. Sebab memiliki fungsi untuk merekatkan komponen di dalam komposisi dan melekatkan keseluruhan bahan pada permukaan suatu bahan, dengan membentuk
suatu lapisan atau film. Resin pada umumnya merupakan sebuah senyawa dengan rantai sangat panjang atau polymer, dimana pada suhu ruangan umumnya berbentuk
cair, dengan sifat yang lengket dan kental.

Berdasarkan polimer penyusunnya, ada begitu banyak jenis resin yang digunakan dalam komposisi sebuah cat, antara lain :
- Natural Oil
- Alkyd resin
- Nitro Cellulose resin
- Polyester resin
- Melamine resin
- Acrylic resin
- Epoxy resin
- Polyurethane resin
- Silicone resin
- Fluorocarbon resin
- Vinyl resin
- Cellolosic resin

Berdasarkan mekanisme pengeringan atau mekanisme pembentukan film (pengerasan), 
secara garis besar resin ( untuk cat ) dibagi menjadi :
1. Resin berdasarkan Penguapan solvent ( Lacquer atau duco )
Pengeringan atau pengerasan resin terjadi karena adanya penguapan solvent dalam formulasi. Bahan padat akan tertinggal dan menempel menyebar rata pada seluruh permukaan bahan yang dicat. Selama kandungan solvent masih ada maka resin belum akan mengeras. Karena itu untuk mempercepat proses penguapan solvent, seringkali
dibantu dengan proses pemanasan, baik dilakukan secara natural memanfaatkan sinar matahari atau dengan pemanas buatan. 
Resin jenis ini secara alamiah memiliki ukuran polymer yang cukup besar sehingga film yang terbentuk tidak mengalami reaksi kimia, sudah cukup kuat dan padat.
Kecepatan pengeringan, kualitas rata dan kilap dari permukaan film sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis dan komposisi solvent.

Beberapa contoh resin jenis ini antara lain : Nitro Cellulosa (NC), Cellolose Acetate Butyrate (CAB), Chlorinated Rubber, Acrylic Co-polymer.

2. Resin berdasarkan Reaksi dengan udara ( Varnish dan Syntetic Enamel )
Proses pengeringan atau pengerasan film terjadi karena adanya suatu reaksi kimia antara komponen udara (oksigen atau air) dengan resin membentuk suatu molekul baru yang lebih besar dan saling berikatan satu sama lain.
Resin Alkyd atau Natural Oil (atau kombinasi keduanya) mempunyai ikatan rangkap (tidak jenuh) dalam struktur molekulnya. Itulah sebabnya resin ini memiliki sifat reaktif terhadap oksigen. Namun pada suhu ruang, reaktifitasnya kurang, sehingga perlu ditingkatkan reaktifitasnya dengan penambahan katalis (dryer) saat digunakan. Pada resin Prepolymer Polyisocyanate terjadi reaksi “ moisture cure” antara gugus fungsional yang reaktif dengan air (kelembaban) di udara. 
Ciri utama dari cat yang mempergunakan Resin jenis ini adalah akan mudah mengeras pada permukaannya (atau mengulit) apabila terkena paparan udara, misal karena kalengnya terbuka.

3. Resin berdasarkan reaksi Polimerisasi
Bahan akan mengeras atau mengering ketika terjadi reaksi kimia antara dua resin yang ada dalam campuran cat. Reaksi ini disebut reaksi polymerisasi.
Reaksi polymerisasi ( baik dengan cara kondensasi maupun addisi) dapat berlangsung baik dengan adanya katalis, tanpa katalis (non katalis), panas atau radiasi UV.
Hasil reaksinya merupakan campuran polymer yang mempunyai berat molekul jauh lebih besar dan mempunyai ikatan tiga demensi (crosslink) yang jauh lebih kuat.

- Resin yang bereaksi tanpa adanya katalis ( Two Pack Enamel )
Resin jenis ini ketika sudah berpasangan sudah cukup reaktif untuk memulai reaksi pada suhu ruangan. Karena itu, pasangan resin jenis ini harus dipisahkan sebelum digunakan.
Beberapa resin dalam jenis ini antara lain resin Epoxy dengan Polyamide dan Polyol dengan Polyisocyanate.
Resin yang disebut kedua ( sebagai pasangan ) seringkali disebut sebagai “hardener”.
Sebab ketika resin kedua ini dicampur maka akan segera terjadi reaksi polymerisasi, yang ditandai dengan mengerasnya campuran tersebut.

- Resin yang bereaksi dengan adanya Katalis
Beda dengan resin di atas, resin jenis ini tidak cukup reactif meskipun berpasangan. Reaksi baru akan mulai terjadi ketika dilakukan penambahan katalis. Selama belum ditambahkan katalis campuran tidak akan mengeras. 
Beberapa jenis resin yang termasuk dalam golongan ini antara lain resin amino (melamine) dan alkyd polyol, yang akan bereaksi atau mengeras jika ditambah katalis yaitu asam organik atau anorganik.

- Resin yang bereaksi dengan adanya panas ( Stoving Enamel )
Ada beberapa jenis resin yang bereaksi dengan adanya panas ( panas sebagai katalisnya ).
Misalnya resin amino dan alkyd polyol yang dipakai pada cat jenis stoving (pangggang) pada cat-cat mobil.

- Resin yang bereaksi dengan adanya Radiasi UV
Sedangkan beberapa jenis resin tertentu, seperti: Polyester tidak jenuh, bisa bereaksi ketika terkena radiasi dengan sinar UV. Campuran akan kering dan keras setelah dikenai sinar UV.


Memilih jenis resin untuk digunakan dalam cat
Setiap jenis resin memiliki banyak sekali turunan. Kombinasi 2 atau beberapa resin juga dapat menambah perbendaharaan jenis resin baru. Namun daya tahan, kekuatan dan karakter cat secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh jenis resin yang digunakan.


Pemilihan jenis resin
Untuk memilih jenis resin yang akan digunakan dalam cat, sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain :
- Penggunaan
Apabila digunakan dengan kuas maka resin yang dipilih sebaiknya resin yang secara alami bersifat encer dan agak lambat keringnya. Resin yang cocok untuk penggunaan ini misalnya resin alkyd dengan kadar oil yang cukup banyak (alkyd long oil).
Resin yang terlalu kental dan cepat kering tidak cocok untuk aplikasi kuas, sebab akan menyebabkan permukaan yang tidak rata setelah cat kering.

- Kekuatan
Bila dibutuhkan cat dengan daya tahan yang tinggi terhadap sinar matahari, resin yang cocok adalah Acrylic atau Polyurethane. Sedangkan bila dibutuhkan sebuah cat yang memiliki kekuatan tinggi terhadap bahan kimia, gesekan, benturan untuk penggunaan interior maka resin Epoxy adalah jawabannya.

- Serta beberapa pertimbangan umum dan penting lainnya seperti pertimbangan biaya, permukaan bahan yang akan di cat, kondisi lingkungan dan sebagainya.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Washing Bay / Tempat Cuci Kendaraan

Washing bay digunakan untuk membersihkan kotoran, oli dan limbah lainnya dari kendaraan dan peralatan. Ini penting untuk melindungi kendaraan dari korosi dan meminimalkan perawatan karena peningkatan keausan. Sebagian besar aplikasi dapat menggunakan tempat cuci kendaraan standar untuk menyelesaikan tugas ini. Namun, beberapa industri menggunakan peralatan yang tidak pernah bisa masuk ke tempat cuci kendaraan pada umumnya, antara lain: Kendaraan konstruksi Kendaraan dan peralatan pertambangan Kendaraan pengangkut Peralatan Industri Beberapa kendaraan berat lainnnya Temporary Washing Bay Desain Washing Bay Washing bay dapat berupa struktur sementara atau permanen. Washing Bay juga bisa model terbuka atau tertutup. Setiap jenis washing bay memiliki kelebihan dan keterbatasan. Jenis washing bay yang sesuai tergantung pada kebutuhan dan keadaan masing-masing. Agar sesuai dengan yang dibutuhkan, washing bay memerlukan beberapa atau semua komponen berikut: Perangkat pra-perawatan Pemisah min

Macam – Macam Cacat Las

Weld Defect atau Cacat las adalah hasil pengelasan yang tidak memenuhi syarat keberterimaan yang sudah dituliskan di standart (ASME IX, AWS, API, ASTM). Penyebab cacat las dapat dikarenakan adanya prosedur pengelasan yang salah, persiapan yang kurang dan juga dapat disebabkan oleh peralatan serta consumable yang tidak sesuai standart. Jenis cacat las pada pengelasan ada beberapa tipe yaitu cacat las internal (berada di dalam hasil lasan) dan cacat las visual (dapat dilihat dengan mata). Jika kita ingin mengetahui defect atau cacat pengelasan internal maka kamu memerlukan alat uji seperti Ultrasonic Test dan Radiography Test untuk pengujian yang tidak merusak, sedangkan untuk uji merusak kamu dapat menggunakan uji Bending atau makro. Untuk jenis jenis cacat pengelasan visual atau surface Anda dapat menggunakan pengujian Penetrant Test, Magnetic Test atau kaca pembesar. Cacat Las Undercut Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau akar, bentuk cacat i